Getaran hati

9 0 0
                                    

akan kembali dan pantas untuk di rindukan meskipun sudah asing.

Nafis hanya mengikuti mas bondan meskipun dalam hati nafis bosan dengan perilakunya. bondan memang bukan orang jahat.

Meskipun di perilaku layaknya seorang putri nafis tetap menjadi wanita mandiri bondan mengajak nafis mampir di pasar tradisional solo berbagai macam barang berjejer rasanya ingin sekali menjajal, namun nafis bisa mengontrol diri, lain dengan bondan yang sudah memasuki toko batik untuk mencari baju dan di jadikan oleh oleh bagi dirinya.

"Fis menurut mu bagus gak? "

"Bagus mas" Tuturku sambil memperhatikan gayanya yang cukup tampan meskipun ia menggunakan kaos dan celana selutut bondan jago bermain fashion.

Nafis membuka HP dan baru tersadar deretan chat masuk dari seseorang yang hampir ia lupakan.

"Hay fis, gimana kabar kamu dan jogja?, titip salam buat mas bondan dan bapak ibumu ya! "

"Kamu lagi di solo ya sama mas bondan? dalam rangka acara apa? "

"Ya Tuhan kenapa hati terasa di siram air es mendadak. "

Nafis duduk dan terdiam tak bisa berkata kata layaknya film yang sedang nafis putar kembali, nafis sangat merindukan Ardi.

"Fis kok bengong? "

"Ada salam mas, dari Ardi" ujarku terasa gugup.

"Ya paling dia kangen sama kamu"

Bondan merubah posisi semakin mendekati dengan posisi nafis dan ia menatap tajam kedua mata nafis.

"Fis, aku jatuh cinta sama kamu! "

Deg.

"Tapi mas, aku gak pantes buat kamu mas, kenapa ke aku? bukannya dulu mas pernah duduk sama cewek seksi?"

Bondan mengerutkan keningnya dan tidak mengerti arah pembicaraan nafis yang mulai tak searah.

"Emang orang jatuh cinta itu bisa di hitung menjadi pantas atau tidaknya? semua orang berhak dan berharap dengan jawaban yang di mau, mungkin kamu belum waktunya menjawab tapi aku harus menjelaskan perempuan yang kamu maksud. "

Bondan kini semakin erat memandang nafis dan ia mulai membawa tangan nafis untuk di genggamnya. bondan membawanya duduk di kursi tak jauh dari mereka berdiri.

"dia arun, dulu kami sempat berpacaran dan ia datang karena ingin memperbaiki hubungan kami, sayangnya aku sudah jatuh cinta dengan kamu"

Nafis mengeritkan keningnya seolah mulai tak mengerti. atas dasar apa bondan menyukai dirinya?. Nafis melepaskan pergelangan tangannya dan menjauhkan diri dari bondan.

"Mas mending kita pulang kepala ku pusing" nafis mencari cara agar bondan tidak menekan jawaban dan penjelasan.

***

Mata nafis hanya melihat luar jendela yang di basahi gerimis kecil, mereka hanya terdiam tak bersuara selain mesin mobil.

Setiba di kompleks asrama nafis terdiam dan langsung kembali pada rombongannya. Bondan hanya memaklumi semua itu ia sadar bahwa semua sikap yang ia berikan terlalu berlebihan, namun masalah percintaan tak dapat di bohongin sedikit pun.

Travelling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang