Chaesoo
Rosétop
JibotSudah hampir 7 jam matahari menghentikan pekerjaannya, tergantikan oleh bulan dan bintang dengan cahayanya yang temaram. Suara jangkrik dan binatang malam berhasil menguasai alam.
Manusia dengan segudang pekerjaan tengah tertidur pulas berselimut sutra tebal, namun nyatanya itu hanya berlaku untuk mereka dengan ekonomi kelas atas. Sedangkan mereka yang di bawah, entah bisa memejamkan mata atau tidak, padahal pekerjaan mereka tidaklah sebanyak kelas atas. Namun siapa sangka jika ternyata itulah yang menjadi alasan mereka tidak bisa memejamkan mata dengan tenang, berpikir bagaimana caranya untuk bisa menyambung hidup di hari esok dan seterusnya. Pikirannya buntu dan tak karuan.
Tapi bagaimana dengan gadis yang sedang merenung di depan jendela kamarnya, bukankah ia salah satu dari mereka yang beruntung dalam masalah ekonomi?
Beberapa mobil berjejer dengan sangat elok di halaman rumah megahnya, empat orang asisten rumah tangga juga sangat bersedia melayaninya kapanpun dan di manapun sang tuan membutuhkan.
Lantas apa yang menjadi alasan dirinya mengorbankan kulit sutranya tersayat angin malam sampai membuat bulu kuduknya berdiri?
20 Tahun lamanya gadis itu menginjakkan kaki di bumi, tapi tak pernah barang sedetik saja ia mendengar kalimat "ayah mencintaimu" atau "ayah menyayangimu".
Jangankan mendengar, merasakan lembut belaiannya saja tidak. Berbanding berbalik dengan kakaknya. Ia selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari sang ayah walau sekarang gadis itu sudah 22 Tahun. Bahkan ayahnya tak segan menunjukkan sikap diskriminasinya di depan keluarga dan teman-teman seprofesinya.
"Hal apa yang sedang mengganggu pikiranmu?"
Jisoo sangat mengenal suara lembut itu, dia Suzy, kakaknya. Suara lembut dari sang ibu sangat menurun padanya, bahkan cara berbicaranya sama persis. Itu yang orang-orang katakan. Apakah karena itu ayahnya sangat menyayangi Suzy sampai melupakan putrinya yang lain?
"Tidak ada kak, hanya ingin melihat bulan" ia menoleh untuk melihat wajah teduh kakaknya.
Satu-satunya orang yang mengerti dengan segala keluhnya.
"Ingin cerita?"
Jelas saja Suzy tidak percaya begitu saja, ia sudah bertahun-tahun satu atap dengan adik kecilnya itu. Ya walaupun postur tubuhnya hampir sama tapi tetap saja Suzy menganggap Jisoo adalah gadis kecil yang begitu ia sayangi.
"Sudah malam kak, sebaiknya kita tidur saja ya"
Jisoo berjalan menuju kasur king size miliknya, mulai menaikkan kaki jenjangnya dan menarik selimut sampai atas dada.
"Boleh kakak tidur di sini?" Suzy hanya tau adiknya sedang tidak baik-baik saja.
Jisoo hanya mengangguk pertanda mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY KIM JISOO
FanfictionKarena aku jarang nemuin JiBot, maka di sini khusus JiBot!!! GxG Yang nggak suka jangan mampir❌