01

517 64 1
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Jennie bersedekap dada memperhatikan gadis yang kini menunduk dihadapannya. Kepalanya sudah hampir pecah mengurus pekerjaan, namun kini saat hendak pulang setelah mampir membeli kopi malah dihadapkan dengan kejadian baru yang membuatnya ingin meledak.

Gadis mungil itu masih memegang crayon dengan gemetar di kedua tangan kecilnya. Crayon yang sebelumnya ia gunakan untuk mencoret mobil kesayangan Jennie dengan berbagai karakter kartun kesukaan balita.

"Heiii"

Jennie telah memanggil gadis itu berulang-ulang, namun tak ada respon dari gadis itu. Gadis kecil yang membuatnya terlambat pulang dan gagal untuk berendam dan menghirup aromatherapy.

"Katakan di mana orang tuamu? aku ingin berbicara dengannya" Kesalnya, namun ia mencoba untuk menahan untuk tidak membentak gadis kecil itu.

Tubuh gadis itu semakin bergetar saat mendengar suara Jennie yang terdengar menakutkan

"Jichuuu" teriak seseorang dari dalam cafe.

"Lisa" Lirihnya.

Si gadis kecil menoleh, ia segera berlari dan berlindung di belakang gadis jangkung yang ia panggil Lisa tadi.

"Astaga, mengapa tidak menunggu Lisa di dalam. Bukankah sudah Lisa bilang untuk jangan ke mana-mana" Kesalnya, namun juga memeriksa tubuh Jisoo dari ujung rambut sampai telapak kakinya. Takut-takut ada yang terluka.

"Lisa, jangan marah pada Jichu. Jichu takut" ucapnya bergetar, ia benar-benar ktakutan.

Takut dengan Jennie sekaligus takut dengan amarah Lisa.

"Hmmm" Jennie berdehem, menyadarkan Lisa dari kekhawatirannya pada Jisoo.

"Ahh, maafkan aku Nona. Apakah Kakakku membuat masalah denganmu?" Tanya Lisa dengan hati-hati.

"Mwooo, kakak?" Jennie tercengang mendengarnya, sebab gadis itu lebih pantas disebut sebagai adik. Adik kecil yang kira-kira masih berusia 10 tahun.

"Yaa, maafkan dia jika memang sudah membuatmu kesal. Kakakku memang gadis yang spesial" Jelas Lisa, dan itu membuat Jennie paham mengapa gadis mungil yang ia ketahui bernama 'Jichu' itu ersikap demikian.

"Sebenarnya, kakakmu membuat masalah dengan mobilku. Lihat itu" tunjuknya.

Lisa mendesah pelan, ia memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan kesal yang sudah mencapai pucuk kepalanya. Bagaimana pun itu bukan sepenuhnya salah Jisoo, seharusnya Lisa sadar jika tidak bisa meninggalkan Jisoo seorang diri. Dan inilah akibatnya jika ia ceroboh, percaya jika gadis dengan sedikit gangguan seperti Jisoo mengerti apa yang ia ucapkan

"Chuu" Panggilnya pelan.

Jisoo menggeleng di belakang Lisa, sedari tadi ia terus memilin baju belakang Lisa sampai kusut. Jika sudah seperti ini, tandanya Jisoo meminta perlindungan.

M.F.W - J E N S O OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang