03. Katro for You

20 3 0
                                    

Di hari Senin pagi yang cukup cerah ....

Seorang pemuda berseragam tampak tengah duduk di tempat tongkrongan favoritnya, di pinggir lapangan upacara, di bawah pohon mangga yang cukup rindang. Tatapannya jatuh  pada segerombolan siswa, yang berdiri di tengah lapangan. Sepasang netranya menatap lurus pada satu sosok berwajah polos nan manis berseragam khas SMA Bintang Harapan. Sebuah senyuman terukir di bibirnya.

"Lo lihat apa sih? Serius amat kayaknya." Rama menatap penasaran ke arah sahabatnya. Karena ingin tahu apa yang menjadi pusat perhatian sang sahabat, yang bernama Genta Aksara itu, Rama akhirnya ikut memperhatikan gerombolan tersebut. Dianggukkanmya kepala, seolah tahu apa yang tengah diperhatikan oleh Genta. "Cewek mana lagi yang lo incar, Gentong? Belum cukup ya,  deretan korban lo, yang berjejer itu?" tanya Rama sarkatis. Berdecih kesal.

Tuing ....

Tanpa perlu menoleh, Genta menoyor kepala Rama "Apaan sih lo, Rama Irama?" protes Genta kesal. "Omongan lo tuh, menyiratkan kalau gue tuh pi-el-ei-way-bi-o-way-bi-o-way, tahu enggak." Genta melanjutkan protesnya dengan tak lupa menambahkan gaya khas girls band 7 Icons, yang sempat terkenal pada masanya.

HAHAHA ....

Rama terbahak melihat gaya sok imut Genta. "Najish!!! Gaya lo, Gentong!!! Enggak tahan gue!!!" ledek Rama di antara tawanya. Geli. Bergidik ngeri mengingat postur tubuh Genta, yang atletis tapi bergaya a la anggota girl band. "Lagian lo tuh kan, memang pi-el-ei-way-bi-o-way-bi-o-way, kelllessss." Rama menegaskan argumennya seraya mengikuti gaya sok imut nan amit-amit Genta.

Beberapa siswa Bintang Harapan, yang kebetulan lewat, hanya tersenyum-senyum geli melihat tingkah Rama juga Genta. Sudah hal yang lumrah melihat kegilaan sepasang sahabat itu.

"Gue enggak playboy!!!" bantah Genta makin sewot. Menoleh ke arah Rama dan memelototinya dengan sadis.

Rama mencibir. "Iya deh. Bukan playboy, cuma penjahat wanita buronan mertua doang," jawab Rama dengan nada santai tapi ngotot membuat Genta kian melotot.

PLAK!!!

Genta menggeplak kepala Rama tanpa aba-aba. (Mohon jangan ditiru).

BUAK!!!

Rama refleks meninju bahu Genta. "Sadis lo!!! Kepala nih bukan bola!!! Sakit tahu!!!" teriak Rama. Sewot. Mengangkat tangan sekali lagi penuh ancaman.

Genta kabur meninggalkan sahabatnya sejak zaman SD itu. Tenaga Rama tidak bisa dibilang lemah untuk ukuran seorang lelaki berpostur tubuh cukup kurus dan berwajah manis itu. Menyelamatkan diri adalah hal yang paling tepat, sebelum dirinya menjadi korban penganiayaan.

***

Genta, yang tengah membaca buku biologi di perpustakaan, mendadak buyar fokus saat seorang siswi masuk ke dalam perpustakaan. Genta memperhatikan dari balik buku biologinya. Mengekori setiap langkah si cewek dengan tatapannya. Tersenyum tipis, yang membuat wajah Genta kian tampan.

Rama datang mengendap-endap, persis maling jemuran daleman di komplek. Wajah manisnya menyiratkan aura jahil yang begitu kuat.

"WOI...!!!"

Rama berteriak tepat di belakang Genta, yang refleks terlonjak seraya menutup kedua telinganya. Rama terkekeh karena berhasil menjahili Genta.

Semua pengunjung perpustakaan, termasuk penjaga perpustakaan, menoleh dengan tatapan tajam ke arah Rama, yang hanya cengengesan dan pasang wajah tak berdosa. Mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk huruf V seraya duduk di sebelah Genta.

Barudak Random (One Shoot Random SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang