Keesokan harinya ....
"RAMA SATRIA!!!"
Rama, yang tengah membaca buku resep di bangkunya, terlonjak kaget saat seseorang meneriakkan namanya. Sepasang telinga Rama mendengar langkah kaki setengah berlari mendekat ke arahnya. "Apa sih Jamet? Berisik banget pagi-pagi!!! Gue lagi enggak tugas jaga gerbang ya, hari ini." Rama mendelik tajam ke arah sosok, yang baru tiba di hadapannya.
"Gue juga tahu ya, Katro! Teman lo noh! Si Genta! Buruan deh lo lihat! Gawat ini, Ram! Gawat!" ujar Indra Cahyadi, salah satu anggota OSIS, yang kebetulan bertugas menjaga gerbang hari itu.
Rama tampak tenang melihat reaksi panik Indra. "Kenapa tuh bocah? Berantem? Adu jotos sama anak kelas mana lagi dia? Heran gue, padahal sohibnya ketua OSIS tapi kelakuan tuh anak minta diazab banget."
Indra berdecak. "Sudah deh, lo ngocehnya nanti saja. Mending lo susulin deh sohib lo itu."
Belum sempat Rama beranjak dari bangkunya, sosok Genta Aksara, sudah memasuki kelas.
"ASTAGA GENTA AKSARA!!!" teriak Rama histeris begitu sepasang netranya menangkap kehadiran sosok Genta. Kedua mata Rama membulat. Mulutnya ternganga. Tak percaya bahwa sosok di hadapannya benarlah Genta Aksara, sahabatnya sejak berpopok dulu.
"Gen, lo kesurupan? Kan, gue sudah bilang ke lo, kalau kebelet kencing jangan asal nemu pohon terus lo kencingin!!!" Rama menarik Genta mendekat. Memutar tubuh sahabatnya itu, berulang kali. "Lo siapa? Keluar enggak lo dari badan teman gue!!!" Rama kembali bersuara seraya mengguncang-guncang tubuh Genta.
Genta melepaskan diri guncangan Rama. "Kamu kenapa sih, Rama? Aneh ya, kalau aku sekarang berubah? Bukannya bagus kalau aku sekarang jadi lebih rapi?" tanya Genta dengan santainya, seolah apa yang jadi aneh di mata Rama bukanlah sesuatu yang istimewa dan menjadi hal wajar untuknya. "Semua orang bisa berubah, Rama. Termasuk aku." Genta tak memperdulikan mulut Rama, yang kembali ternganga lebar.
Rama mengatupkan mulutnya. Sadar dari keterkejutan. Rama mendengus kesal. Menatap Genta dari ujung rambut hingga kaki, yang tampak begitu rapi. Terlalu rapi bahkan dengan baju seragam sedikit longgar, yang berdiam rapi di tubuh Genta. Gesper, yang biasanya absen, kini terpasang di tempatnya, juga tak lupa dasi sekolah, yang berada di tempat yang seharusnya. Kancing seragam Genta bahkan terkancing rapi sampai kancing teratas. Tak lupa dengan gaya rambut klimis a la anak culun layaknya di ftv atau sinetron, yang biasa ditonton oleh ibu Rama di rumah. "Ini kelewat rapi ya, Genta Aksara!!! Dan apa tadi lo bilang? Aku? Sejak kapan lo pakai bahasa aku-kamu, Kampret? Sok anak baik banget sih lo!!!" protes Rama tak terima. Tangan kanan Rama terulur ke arah rambut klimis basah milik Genta.
"Memangnya kenapa sih, Rama? Aku cuma mau berubah jadi lebih baik loh." Genta menghindari uluran tangan usil Rama.
Rama berdecak kesal. Diraihnya lengan Genta, berjalan keluar kelas. "Ikut gue lo!!! Kasih tahu gue, lo kemarin kencing sembarangan di mana! Sekalian mau gue bawa lo ke Pak Ustadz biar diruqyah, mana tahu lo kesambet jin benaran!"
Genta menghentikan langkah. Melepaskan diri. Menatap Rama, yang juga ikut berhenti dan berbalik badan untuk menatapnya. Genta menggelengkan kepala. "Aku enggak kesurupan, Rama. Aku berubah karena keinginan aku sendiri kok."
Rama menghela napas. Sadar akan sesuatu. "Jangan bilang lo berubah demi si anak baru itu, Gen." Rama menatap tajam penuh kecurigaan. Hembusan napas kasar terdengar saat Rama mendapat sebuah senyuman sebagai jawaban. Rama mendengus lagi. "Anjing lo, Genta Aksara!!! Jauh-jauh lo dari gue!!!" Rama berbalik dan berjalan menjauhi sahabatnya.
...
"Eh, Ram, itu si Genta benaran kesurupan? Gue kaget asli pas dia masuk gerbang. Gue pikir ada murid baru lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Barudak Random (One Shoot Random SKZ)
FanfictionKumpulan one shoot random Stray Kids. Cerita lokal. Warn ⚠️ - Fanfic of Stray Kids - Full narasi - One Shoot - Cerita random - Baperan jangan baca