Wenda Puspita 7

33 5 1
                                    

Seperti yang di jadwalkan sebelumnya. Rombongan para pemenang berkumpul di depan kampus untuk pergi ke pulau Lombok. Aku sudah menenteng koper dan ransel miliku begitu juga yang lainya.

Satu persatu dari kami memasuki bus yang akan membawa kami ke sana. Rencana awal sih aku bakalan duduk sama selly, eh! Dia malah duduk sama pacarnya. Ya udah aku berarti bakalan duduk sama mas juan.

"Ciyeee cople baru" Ledek tio.

"Diem lu! Gangguin ajah" Sewot mas juan. Aku hanya senyam senyum ajah liat mereka berantem.

Bus kami mulai jalan sekitar jam 8 malam. Awalnya sih pada berisik, tapi selang beberapa jam mereka semua diem karena tidur. Aku malah nda bisa tidur dan memilih melihat pemandangan jalan yang semuanya gelap.

"Kamu nda tidur yang?" Tanya mas juan.

"Aku nda bisa tidur kalau di perjalanan gini mas. Dulu waktu pergi sama ayah ke Bandung juga gitu nda bisa tidur"

"Ya udah aku temenin" Mas juan.

"Kalau mas mau tidur juga nda papa mas" Kataku. Mas juan menyenderkan kepalanya pada bahuku, sebelah tanganya menggenggam tanganku.

"Nyaman" Gumamnya.

"Gimana bisa nyaman? Malah cape tau mas kalau kaya gini. Nanti mas juan lehernya sakit"

"Nda papa sakit demi kamu aku rela" Mas juan.

"Jangan gitu dong mas"

"Hehehe bercanda sayang" Mas juan.

Sepanjang perjalanan aku cuman memperhatikan pemandangan luar jendela. Entah kenapa susah sekali untuk tertidur.

"Kenapa nda tidur?" Tanya mas juan yang ternyata nda tidur.

"Nda bisa mas" Kataku.

"Masih jauh loh, nanti kamu lemes" Mas juan.

"Nda ko mas, udah biasa" Kataku.

"Kamu nda nyaman ada aku di sini?" Mas juan.

"Ng-nggak kok mas. Aku memang susah tidur kalau lagi perjalanan pakai bus antar kota gini mas"

"Oh gitu, kirain gara gara aku" Mas juan.

"Apa sih mas jangan liatin aku kaya gitu, aku kan malu" Kataku. Gimana nda malu, mas juan liatin aku terus dari samping. Kalau selly sama tio lihat pasti mereka bakalan ledekin aku terus.

"Habisnya kamu tuh lucu banget" Mas juan.

"Lah! Emang wajahku kenapa?" Tanyaku sambil meraba wajahku.

"Nda papa sih, cuman cantik ajah" Kata mas juan dengan senyumanya.

"Tuh kan mulai lagi. Udah ah, mending mas juan tidur ajah" Kataku sambil memalingkan wajahku ke jendela. Dia menariku ke dalam pelukanya dan kalian tau apa yang dia lakukan.


Chup

Mas juan mengecup bibirku sekilas. Aku cuman bisa membeku dengan tindakanya. Bagaimana bisa dia tiba tiba menciumku.

"Selamat malam sayang" Katanya dengan santai. Sedangkan jantungku berdebar tak karuan. Aku kehabisan kata kata akibat ulah mas juan. Aku rasa mukaku sudah memerah, untung saja semua orang sudah tidur dan lampu bus yang sudah di padamkan. Aku aman.

...
Kami sampai di tempat penyebrangan. Sambil menunggu kapal datang, kami memutuskan untuk keluar dari bus sekedar meregangkan otot, dan makan camilan.
Aku memilih pergi ke kamar mandi bersama selly.

"Lu nda tidur tadi wen?" Tanya selly.

"Lu kan tau, kalau aku nda bisa tidur di perjalanan" Kataku sambil cuci tangan.

"Iya, apalagi ada mas juan di samping lu" Ledek selly.

"Nda gitu kali sel. Dia juga tidur tadi di perjalanan" Elaku.

"Tidur atau pura pura tidur kali, biar bisa senderan di pundak lu" Ledeknya lagi.

"Udah deh jangan ngledek terus, duh kaya nda ada topik lain apa!" Kesalku.

"Habisnya kalian tuh nggemesin tau. Secara lu nda pernah pacaran, eh sekalinya pacaran sama kulkas 2 pintu" Selly.

"Astaga selly!! Udah ah, yu kita keluar nanti ketinggalan" Ajaku sambil menggandeng sebelah tanganya.

Kami keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke dermaga untuk masuk ke dalam kapal, Karena kapal sudah sampai.

Aku dan selly memilih duduk berdua di salah satu kursi penumpang yang tersedia di dalam kapal. Angin malam yang cukup kencang membuat kami kedinginan.

"Duh lupa bawa jaket tadi sell" Kataku.

"Iyah, gue juga. Kirain nggak bakalan dingin" Kata selly sambil memeluk sebelah tanganku.

"Nih yang pakai jaketku ajah" Kata tio yang datang dengan mas juan. Selly memakai jaket milik tio dan kembalilah mereka berduaan.

"Dasar lu, giliran ada pawangnya ajah langsung nempel, dari tadi lu narik narik gue" Omelku.

"Lu juga ada tuh, pangeran es lilin dateng" Ledek selly.

"Sembarangan lu sell" Mas juan. Dia duduk di sampingku dan memasangkan syal ke leherku.

"Makasih mas" Ucapku.

"Aduh duh duh!!!" Tio.

"Astaga nih manusia dua, mulutnya sama sama suka gibahin orang yah. Yuh yang ikut aku ajah" Kata mas juan sambil menggandeng sebelah tanganku.

"Mau ke mana mas?" Tanyaku.

"Cari tempat yang nda ada paparazinya" Mas juan.

"Bilang ajah lu pengin berduaan njir" Tio.

"Suka suka gue dong" Mas juan.

Mas juan membawaku ke lantai atas kapal dan kami sampai di rooftop. Di sini tidak ada orang mungkin karen dingin jadi penumpang yang lain memilih di dalam kapal.

"Anginya kenceng mas, nanti bisa masuk angin" Kataku.

"Nda kok" Mas juan. Dia membawaku ke dalam pelukanya.

"Masih dingin nda?" Tanya mas juan.

"Ya-sedikit sih" Kataku.

"Harusnya nda dingin dong, kan udah aku peluk" Mas juan. Iya sih tapi kan jantungku jadi nda karuan di peluk sama mas juan. Aku juga cewe normal yang bisa salting di peluk pria selain ayah ataupun Rendy.

"Nda papa mas, mending kita masuk ke dalam ajah biar nda dingin" Kataku.

"Kenapa? Kamu nda suka berduaan sama aku?" Tanya mas juan.

"Bukan gitu mas, di luar dingin nanti kita bisa sakit. Kalau kita sakit liburanya jadi berantakan dong. Kasian temen-temen juga kalau misalkan kit_"

Chup

Lagi! Mas juan nyium aku lagi. Kali ini nda langsung lepas dong. Bibirnya menempel di bibirku cukup lama, aku cuman bisa mematung antara bingung, kaget, deg-degan, rasanya campur aduk.

"Udah ngomongnya? Gimana masih dingin?" Tanya mas juan. Aku masih diam dan mengerjapkan kedua mataku di hadapanya.

"Maaf sayang, kamu terlalu gemesin aku jadi nda tahan pengin cium kamu" Mas juan.

"Iihhh mas juan nihh!!!" Aku menundukan kepalaku karena malu di tatap mas juan. Mas juan menangkup kedua pipiku dengan tanganya yang sedkit dingin.

"Kenapa malu? Aku kan pacar kamu sayang" Mas juan.

"Tapi kan_"

"Ssstttt"

Chup

Mas juan menempelkan bibirnya kembali di bibirku. Sebelah tanganya menekan tengkuk miliku membuat ciumanya semakin dalam. Kali ini bibirnya tidak mau diam, dia melumat bibirku dan menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri secara bergantian.
Itu adalah ciuman pertamaku dan mas juanlah yang mencurinya dariku. Setelah malam itu kami berdua mengalami flu karena terlalu lama di luar.

...

Author :
Aduh!!!! Mas juan nih udah berani yah cium cium mba wenda. Mana ekstrim banget lagi di atas kapal kena angin malam pula, jadinya masuk angin kan 😂.
🍑💙🐿

Ekstrovert & IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang