EPS 37 : Perang Telah Usai

35 8 0
                                    

Telah direvisi pada 30 Mei 2024
Dipublikasikan pada 03 Juni 2024

"And the caress of a moment ended, my voice will not hide. When it's over and I wasn't able to say. Thank you, until we meet again"
-Di Na Muli, Itchyworms

『✎﹏ 』

DEVAN selalu memperhatikan kota di Yogyakarta malam hari dari balik kaca mobil, paman yang mengemudikan mobil juga sesekali mengamati keponakannya itu dari balik kaca.

Pemuda itu menggenggam kamera video dan amplop coklat dengan tangan terkepal, bertanya pada diri sendiri tentang keharusan untuk mengambil pilihan untuk hidup di tempat ini? apakah pindah ke tempat ini adalah pilihan yang tepat? Apakah dia masih bisa bersemuka dengan kakak dan mama? Dan banyak pertanyaan yang muncul dalam waktu yang hampir bersamaan.

"Kata papa kamu, nanti kamu turun jadi kelas sebelas lagi ya?" tanya Paman, namun keponakannya itu tak ada tenaga untuk menjawab pertanyaannya.

Isi kepala Devan dipenuhi tentang teman-temannya, dia sebenarnya merasa takut saat berada di tempat yang sekarang. Keadaan batin yang terus merasa gelisah, dan rasanya ingin sekali kembali pulang.

"Nanti, identitas kamu diganti. Jadi jangan sampai keceplosan bilang kalau kamu Devan oke? Papa kamu lakuin itu juga demi kebaikanmu."

Pemuda yang berkawan baik dengan berbagai macam obat itu kembali lagi tak memberi jawaban.

Akhirnya sesudah perjalanan panjang, Devan tiba di rumah nenek. Bau khusus yang membuatnya terbawa ke masa kecil, ia pernah berkunjung ke tempat ini saat orang tuanya masih baik-baik saja. Tetapi, saat ini berbeda. Jayendra juga sering kali menceritakan padanya bahwa dia sangat merindukan nenek, sayangnya dia tidak diperbolehkan mengunjungi nenek lagi sesudah perceraian orang tuanya.

"Nek," panggil Devan seraya tidur di pangkuan Nenek, "Nenek pasti tau, kan, apa yang terjadi sama aku?"

Nenek mengangguk pelan, sedangkan Devan kembali menghela napas panjang. "Menurut Nenek, apakah cara yang aku lakukan salah?"

Nenek membelai rambut cucunya dan kembali merajut. "Tujuan kamu sudah benar, hanya saja caramu yang salah. Tapi nenek bangga karena cucu nenek berani mengungkapkan semua keburukan ayahmu di depan orang-orang."

Devan senang mendengarnya. "Nenek pernah bilang kalau Nenek bakal kabulin semua yang aku mau, kan?"

"Iya, sayang. Nenek akan mengabulkan semua keinginanmu, asal itu juga berdampak baik buat kamu," balas nenek sambil merajut.

"Aku mau kembali pulang. Aku janji nggak akan ketemu sama abang dan mama lagi, asalkan bisa kembali sama papa lagi. Aku janji nggak akan ketemu sama temen-temenku dan bakal ganti identitas juga, seperti perintah ayah."

Nenek terdiam mendengarnya, kemudian mengangguk tanda akan mengabulkan permintaan sang cucu. Dan Devan yang mendengarnya tentu merasa senang.

Itulah awal mula Devan kembali menulis ulang masa mudanya di tempat ini, kembali sebagai murid kelas sebelas yang tidak terlalu dituntut untuk harus mendapatkan nilai di atas delapan puluh lima. Walaupun semua orang merasa tidak asing dengan wajahnya, namun dengan identitas baru yang papa berikan itu berhasil membuat mereka mengakui bahwa dirinya bukanlah orang yang pernah membikin kegegeran di media sosial.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang