Chapter 1

306 24 8
                                    

Seorang Pria tinggi jalan tergesa gesa di Koridor rumah sakit puih keringet menetes di dahinya nafasnya terengah-engah seolah sesuatu sedang terjadi. Tepat setelah itu tiba dikamar ruang VIP 06 pintu kamar rumah sakit dibuka menampakkan seseorang yang sedang terbaring di ranjang tempat tidur, selang infus dipasang ditangan nya dan juga selang oksigen terpasang di hidung, kepala di perban suara indikator memenuhi ruangan sunyi itu.

"Jiushi apa yang terjadi padamu" mata pria yang dipanggil jiushi hanya diam terpejam. Seorang pria paruh baya datang menghampiri pemuda itu.

"ZhiGuang, dia habis jatuh dari kamar mandi seorang pelayan menemukan dia tergeletak berlumuran darah di hidungnya dan tak sadarkan diri" pemuda bernama Xia ZhiGuang hanya diam melihat pemuda disamping nya.

Siapa yang tahu pemuda bernama Huang Jiushi yang tak sadarkan diri akhirnya membuka matanya. Melihat itu ZhiGuang langsung memegang tangga kanan yang tidak di pasang selang infus

"Guang maafkan aku" ujar jiushi. Guang yang setia menunggu pria yang dicintai hanya mendengarkan

"Guang, maafkan... Aku yang tak bisa jaga diri, aku selalu ceroboh dan tak hati hati" ujar jiushi lagi

Guang yang tak sanggup oleh suara lemah Jiushi menyuruh untuk diam "sttts... Jangan berkata lagi ya, kau harus istirahat supaya sembuh "

"Tapi aku lelah Guang aku sudah tak sanggup, Guang kau harus hidup layak setelah ini jangan pikirkan aku carilah kebahagiaan mu karena perjalanan hidupmu masih panjang, kau harus lulus dan bisa masuk Perguruan tinggi kau bilang ingin jadi dokter agar bisa menyembuhkan orang sakit"

Guang hanya bisa menangis dalam diam jujur dia tidak bisa menangis di depan orang yang dia cintain. Jiushi adalah cinta pertamanya. Jiushi juga berbeda dengan yang lain dia mengalami riwayat penyakit yang mematikan yaitu kanker otak stadium akhir. Memang Guang ingin menjadi dokter agar bisa menyembuhkan orang sakit tapi itu untuk dia bukan yang lain, Guang hanya ingin orang yang dicintai nya bisa sembuh tapi apakah bisa dia mengejar impian itu sedangkan orang yang ingin dia sembuhkan menyerah begitu saja.

"Guang kenapa kau diam saja apakah kau marah padaku.. Guang jawablah" kata jiushi. Guang yang diam sedari tadi akhirnya berbicara.

"Tidak... Aku tidak marah padamu jushi kau harus kuat kau harus sembuh. Kau pasti bisa jiushi kau tau pasti bisa sembuh, kau taukan setelah aku lulus aku akan melamar mu jadi kau harus berjuang untuk hidupmu"jawab Guang

Tapi siapa sangka jiushi sudah tidak kuat dengan penyakitnya yang telah merogoti tubuhnya. Bahkan hidupnya pun tak lama lagi jadi untuk apa dia berjuang segala cara pengobatan telah dia lakukan tapi tetap saja tidak ada perubahan yang ada hanya penyakit itu menyebar ke organ yang lain.

Nafas jiushi mulai tak beraturan seolah-olah hawa disekitar telah habis "Guang kau harus ingat jika aku tak ada sisimu, kau harus mencari pengganti ku agar kau tidak larut dalam kesedihan. Aku ikhlas kau mecari kekasih lagi" ujar jiushi

"Guang.... Kau harus semangat demi aku... Kau harus mewujudkan impianmu kau selalu ada dihatiku... Guang Terima kasih... Karena kau mencintai ku dengan tulus.. Aku mencintaimu Xia ZhiGuang aku akan selalu mengingat mu.. Selamat tinggal Sayangku... " ujar jiushi untuk terkahir kalinya.

Suara indikator rumah sakit berbunyi menandakan jiushi telah pergi. Guang yang disampingnya dan mendengarkan perkataan jiushi langsung berteriak seolah tidak percaya junshi telah tiada

"Jiushi bangun... kumohon bangun jushi kau jangan bercanda jushi... Jiushi bangun" Guang mencoba membangun jiushi berharap dia kembali bangun, Guang berfikir jiushi sedang mengerjainnya karena dia tahu jiushi suka sekali bercanda tapi berapa kali dia memanggil nama jiushi mata itu engga membukanya. Guang mencoba menyetuh nadinya tapi nihil tidak ada perdetakan satupun, jiushi telah pergi untuk selamanya.

"Jiushi kenapa kau meninggalkan aku sendiri... Kenapa kau menyuruh ku menjadi dokter sedangkan kau sudah tidak ada disini. kenapa jiushi... Kenapa" tangis Guang akhirnya pecah dia menahan untuk tidak menangis didepan pemuda yang ia cinta tapi sekarang tangisan itu pecah dihadapan pemuda yang menutup mata untuk selamanya.

Pria paruh baya yang menyaksikan mereka juga tidak dapat menahan air matanya untuk keluar, pria paruh baya buru-buru memanggil dokter walaupun memanggil belum tentu anak sewata wayangnya akan kembali bangun.

Dokter pun datang memeriksa ulang junshi tapi nihil jiushi benar-benar telah tiada.

🍫🍫🍫

Selang beberapa hari kerumunan memenuhi pemakaman Jiushi para sahabat jiushi dan  kolegan orang tua jiushi datang hadir untuk penghormatan terakhir nya. Orang tua junshi mengatar abu jenazah jiushi untuk yang terakhir kalinya.

ZhiGuang hanya berdiam diri. Setelah abu itu diturunkan diliang lahat dan di pasangkan baru nisan bertuliskan huang jiushi disampingnya foto seorang pemuda manis yang sedang tersenyum.
Entah mengapa takdir mempermainkan perasaan ZhiGuang apa salahnya kenapa orang yang begitu dia cintai harus meninggalkan dia sendiri, sungguh ironi ingin sekali ZhiGuang ikut dengan jiushi tapi itu tidak mungkin karena pasti pemuda itu akan kecewa atas tindakan nya.

Apakah ia bisa melewati hari harinya tanpa pemuda manis yang selalu mewarnai harinya.
"Jiushi apakah menurut mu hidupku akan baik" saja setelah ini" batin ZhiGuang

Satu persatu pelayat telah meninggalkan pemakaman hanya menyisakan ZhiGuang dan orangtua jiushi.

"ZhiGuang ada sesuatu yang ingin aku berikan kepadamu"kata ayah jiushi sambil menyerahkan sebuah kertas panjang yg berbingkai kepada ZhiGuang

"Sebelum dia jatuh dari kamar mandi, dia sempat ingin memberikan lukisan ini untukmu tapi karena takdir berkata lain dia tidak bisa memberikan ini untukmu. Maka sebagai perwakilan aku menyerahkan ini untukmu" ZhiGuang menerima hadiah itu dari orangtua jiushi

Orangtua jiushi ingin pergi meninggalkan Shanghai karena beliau juga tidak punya siapapun disini anaknya telah tiada, istrinya pergi meninggalkannya saat jiushi usia 3tahun. Ayah jiushi berharap zhiGuang dapat hidup dengan baik walau sekarang orang yang dicintai telah pergi.

ZhiGuang melihat makam jiushi untuk terakhir kalinya dia berjanji untuk datang menjenguknya setiap hari. Setelah pemakaman usia zhiGuang bergegas pergi dan kembali ke rumah. Sesampainya dirumah zhiGuang langsung menuju kamarnya ketika sampai dikamar dia membuka bungkus bingkai yang diberikan oleh orangtua jiushi, sebuah kertas kanvas besar dengan coretan warna menampilkan gambar dirinya dan seorang pemuda tampan yang sedang berpegangan tangan di sebuah taman pemuda itu tersenyum manis dengan tatapan mata yang lembut.

"Huang jiushi apakah aku bisa menjalani hidupku tanpa mu" ujar zhiGuang.

Tapi kenyataan nya tidak mudah bagi zhiGuang melakukan hari harinya tanpa jiushi disisinya, tiap kali ia ingin melupakan sosok pemuda itu wajah senyumnya selalu terbayang difikiran nya hingga membuat ia stress.

"Aku berharap bisa melihatmu suatu saat nanti, Huang jiushi"pikir zhiGuang.

To be continue...

Maaf ya agak aneh dan ga nyambung.... Ga tau otak ku jadi pingin bikin beginian tapi masih asal asalan mohon di maafkeun ya...

Kalo misal ini rame bakal aku up lagi...
Tapi kalo ga rame yaudah aku tarik lagi....

Sekian dan Terima kasih🍫🍫

NEW LIFE (GUANGJIE) (HIATUS KRN HP SEDANG RUSAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang