PROLOG | Masa Lalu: Janji Tutup Kaleng

1.2K 224 41
                                    

NA2: My Fault

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NA2: My Fault

PROLOG | Masa Lalu: Janji Tutup Kaleng

Song: Cigarettes After Sex - Cry

"Tolong! Tolong jangan rusak mainanku! Itu mainan kesayanganku, mengapa kalian jahat sekali," teriak seorang gadis kecil sambil menangis histeris ketika melihat mainan kesayangannya dibanting dan diinjak-injak oleh anak-anak sebayanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong! Tolong jangan rusak mainanku! Itu mainan kesayanganku, mengapa kalian jahat sekali," teriak seorang gadis kecil sambil menangis histeris ketika melihat mainan kesayangannya dibanting dan diinjak-injak oleh anak-anak sebayanya. Gadis itu terus meronta-ronta dalam cengkeraman mereka, kedua tangannya ditahan erat oleh anak-anak yang tak kenal belas kasihan itu. Mereka tertawa puas, menikmati penderitaan yang mereka timbulkan. Gadis yang menangis histeris itu bernama Shabilqis Naila, yang akrab dipanggil Naila. Tubuhnya kurus, lemah, dengan mata sayu yang selalu tampak sedih.

"Tolong berhenti, aku mohon!" pinta Naila dengan suara memelas, berharap mereka akan berbelas kasihan. Dia ingin sekali melawan, namun dirinya kalah jumlah dan tidak memiliki keberanian untuk melakukannya.

Permohonan Naila tidak dihiraukan. Mereka semakin gembira melihat mainan Naila hancur berantakan, tertawa keras menikmati kehancuran yang mereka ciptakan. Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama bagi Naila, hampir setiap hari dia menghadapi situasi serupa. Setiap kali Naila bermain sendirian di luar dengan mainan barunya, anak-anak sebayanya datang mengganggunya. Mereka merundungnya dengan merusak mainannya karena mereka sangat membenci Naila. Kebencian itu tumbuh dari rasa iri karena Naila tinggal di rumah besar bagaikan istana, sedangkan mereka hanya tinggal di rumah biasa. Mereka iri melihat Naila hidup dalam kemewahan, memiliki mainan bagus, dan pakaian indah.

Ketika mereka merundungnya, Naila yang sangat cengeng selalu menangis, dan hal itu semakin memuaskan mereka. Mereka merasa senang dan puas melihat air mata Naila, seolah itu adalah hiburan bagi mereka. Setiap tangis dan jeritannya hanya membuat mereka semakin bersemangat untuk terus menyiksanya, merusak mainan yang sangat dicintainya. Dalam kesedihan dan kesendirian itu, Naila hanya bisa berharap ada seseorang yang akan datang untuk menyelamatkannya dari penderitaan yang seolah tak pernah berakhir. Setiap kali dia melihat anak-anak lain bermain dengan gembira, hatinya semakin pilu. Naila merasa dunia ini begitu tidak adil, mengapa dia harus selalu menjadi sasaran kebencian dan kejahatan hanya karena dia berbeda?

NA2: My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang