02

2 1 0
                                    

Sift berganti Rena yang baru saja berangkat langsung melepas jaket yang menutupi seragam waiter dan memasang apron waiters di pinggangnya yang lumayan langsing. Sebagian temanya yang sudah bukan jam kerjanya lagi meninggalkan outlet. kondisi restoran tidak begitu rame hanya terisi tiga meja saja. Hari ini patner Rena hanya 2 orang, yaitu lagi-lagi Della dan Yusril.

Rena mengambil lap dan sprayer berniat membersihkan meja karena dilihat lagi ada satu meja yang letaknya disamping pintu masuk masih belum di clear up in oleh temanya tadi yang sift pagi.

Benda kecil dan panjang berwarna silver tiba-tiba menarik perhatiannya. Rena ambil benda itu yang tergeletak begitu saja di tengah pintu masuk dan sepertinya belum terinjak orang.

'Sepertinya mahal, milik siapa ini'

Tulisan parker tercetak jelas di pulpen mewah itu. Namun sepertinya bukan nama si pemilik melainkan merk dari pulpen itu sendiri. Dia tidak tahu pasar perpulpenan tapi di lihat dari disain benda itu seperti mahal.

Rena langsung mengarahkan pandanganya kepada seorang pria yang sedaritadi membuatnya mencuri pandang sejak Rena mulai kerja.

'Apa mungkin miliknya' Batin Rena pasalnya hanya seorang itu dari penampilanya seperti seorang anak kuliahan mungkin atau pekerja kantoran atau apalah karena dilihat pelanggan lainya hanya orang-orang paruh baya dan ibu-ibu sosialita yang tidak mungkin kemana-mana membawa pulpen.

Aroma musk pria itu tercium dari jarak  Rena saat ini dan ketika dirinya mendekat dan semakin mendekat wangi itu semakin tercium jelas dan sedikit memabukan dia menyukai wangi parfum pria itu.

"Permisi maaf menganggu waktunya"

"Iya" Jawab pria itu dengan refleks menoleh kearah Rena saat ini, Satu kata yang mengambarkan pria itu dan yang ada di kepalanya yaitu tampan.

"Emm maaf saya tadi menemukan pulpen ini di dekat pintu sepertinya ada yang menjatuhkan, apakah ini milik anda?" Tanya Rena.

Pria itu hanya diam sambil mengamati Rena dengan wajah yang sulit di tebak seperti raut datar. Di pandang seperti itu membuat Rena sedikit merasa tidak nyaman apalagi pertanyaanya tadi juga belum di jawab.

"Maaf" Sahutnya menyadarkan pria itu.

"Ah iya itu memang milik saya, terimakasih sudah menemukanya dan juga mau mengembalikanya"

Rena hanya membalas dengan tersenyum dan menyerahkan pulpen yang ada di tangannya kepada pria itu, namun merasa billa pria itu tidak segera mengulurkan tangan maka Rena langsung berinisiatif untuk meletakkanya di atas meja posisinya pas di sebelah tangan pria itu berada.

"Permisi"

***

"Ren lo pernah pacaran gak sih perasaan sejak gue temenan sama lo gak pernah tuh ngomongin cowok" Tanya Della tiba-tiba sambil bercermin membenarkan masker yang menempel di wajahnya.

"Atau jangan-jangan, Eh- Tapi lo normal kan Ren" Lanjut Della menampakan wajah seramnya sambil melotot kepada Rena.

"Yakali, Gue normal lah masih suka cowok juga" Belanya.

"Tapi dari dulu tuh lo kayak ketutup gitu sama cowok luar, gak pernah tuh lo kencan atau cuman sekedar bermesraan sama cowok. Walaupun lo bisa sih friendly ke cowok tapi itu pun dalam konteks wajar misal sesama patner cowok seoutlet"

"Gue belom pengen aja pacaran, lagian emang ada ya cowok yang suka tampang gue gini" Jawab Rena.

"Padahal lo cantik loh Ren, bahkan menurut gue lebih cantikan lo natural dari pada gue"  Ujar Della sembari menekan pipi Rena dengan kedua tanganya sampai wajah sahabatnya itu berbentuk ikan koi.

"Sakit tau lo asal banget"

"Natural apaa  gue sering dandan ya"

"Tapi make up lo tipis banget gak kayak gue sama tuti tebel-tebel"

Sebenarnyaa Rena bukan kaum yang terlalu polos dia juga suka make up karena di sosial media nya yang paling sering dia tonton adalah content perihal tutorial pengaplikasian make up. Hanya saja kegiatanya tanpa sadar berpengaruh dalam skill merias diri sampai Rena pandai dalam menentukan make up untuk dirinya dengan tepat seperti  tidak berlebihan namun tetap baik dan enak di pandang.

"Tapi kayaknya lo harus nyari pacar deh"

"Kenapa emang"

"Ya gue cuman mau liat aja lo punya pacar"

" Kayaknya lo juga perlu deh Dell, perasaan lo juga masih jomblo aja" Kini Rena yang membalas.

"Tapi setidaknya gue punya orang spesial yang deket sama gue sekarang" Jawab Della percaya diri.

"Berarti hubungan tanpa status dong"

"Jangan langsung ngeulti bisa gak sih Ren" Celetuknya kesal.

"Gue bener ya" polosnya.

"Lo tau hubungan tanpa setatus itu cuman buat orang yang kuat aja, misalnya Kuat nahan diri buat gak berlebihan, Kuat nahan overtaking tiap hari kalo dia beneran suka atau gak sama kita, terus harus kuat juga kalo sewaktu-waktu di tinggal pergi mau ngelarang juga sadar diri kalo gak ada status." Della berkata panjang lebar dengan enteng.

Rena dibuat terdiam seketika mencerna ucapan Della.

"Tapi lo mau sih"

"Ya karena gue bego" Rena terkekeh tanpa dosa mendengarnya.

"Ha itu lo sadar Dell ngapain lo terusin buang-buang tenaga, pikiran, sama hati aja" Kasih tepuk tangan untuk Rena langka sekali dia berkata demikian seolah  mengerti kondisi sahabatnya itu perihal percintaan.

"Namanya juga cinta Ren, Lo besok kalo suka sama cowok juga gitu pasti. Lo tau cinta tuh cuman buat kita buta tapi nagih aja"

"Entahlah sampe sekarang gue gak pernah tuh ngerasain bener-bener cinta sama orang cuman, kadang kagum aja sama orang tapi ya gitu impossible buat di gapai" Curhatnya.

'Soalnya gue terlalu sadar diri kalo gue gak pantes buat di sukai'

"Ya lo mana bisa di gapai kalo yang lo sukai aja cowok fiksi makan tuh fiksi" Della memutar bola matanya jengah.

Rena mengaruk keningnya tanpa sadar, benar sekali terlalu sering membaca novel membuat Rena terpukau dengan karakter fiksi walaupun tak nyata dan gak akan pernah jadi nyata di dunia real life.

Rena berpikir sejenak.

"Tapi yang gue liat dari kebanyakan orang cinta cuman buat hidup runyam aja"

"Berarti belum nemuin orang yang tepat aja kayak gue sekarang, yakali lo jadi gak mau punya pasangan emang di dunia ini lo mau hidup sendirian teros, padahal tuhan aja nyiptain manusia berpasang-pasangan" Perkataan Della membuat Rena seketika tertampar.

"Tau ah geli gue bahas gituan"

"Kayaknya gue lama-lama jadi pengen ngejodohin lo sama cowok deh kalo gini teros" Rena melotot.

"Elah gak usah repot-repot dong Dell kayak gue gak bakalan laku aja"

"Emang"

"Awas ya lo"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENA DESHINANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang