Pagi yang indah
Tampak sepasang suami istri di ruang tamu rumahnya sedang memainkan benda pipih nya masing masing tanpa mempedulikan satu sama lain.
Tapi semua itu berakhir sampai adanya bunyi nyaring yang berasal dari salah satu perut mereka. Keduanya sama sama menatap satu sama lain. Tatapan mereka bertemu.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
"Ekemm" Mala kembali mengalihkan pandangannya. "Lo laper?" Tanya Mala kembali ke handphonenya.
"Iya" jawab Rakha juga ikut kembali ke handphonenya.
"Katanya mau jalan-jalan?" Tanya Mala menagih ucapan Rakha tadi malam. Sebenarnya mereka sudah ingin berangkat tetapi waktu tidak memungkin kan.
"Yaudah, kapan?" Rakha meletakkan handphone nya di atas sofa dan melihat ke arah Mala.
Mala meletakkan jarinya di bawah dagunya layaknya orang ang sedang berpikir. "Emm... Sekarang bisa?" Tanya Mala kembali menatap ke arah Rakha.
"Bisa, siap-siap gih" Mala mengangguk lalu berdiri dan berjalan menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju e arah kamarnya.
Sampainya Mala di kamar Rakha ia berjalan menuju kamar mandi, sebelumnya Mala sudah membawa baju untuk ia ganti di dalam kamar mandi.
Sedangkan Rakha ia masih berada d ruang tamu dengan ponsel yang sedari tadi berada di genggamannya. Karna merasa dirinya juga harus mandi, menegakkan kedua kakinya lalu berjalan menuju kamarnya.
Rakha membuka gagang pintu kamarnya. Lalu melangkahkan kakinya untuk masuk. Samar terdengar gemercik air dari dalam kamar mandi Rakha tau jika itu adalah Mala. Ia duduk di tepi ranjang menunggu Mala yang masih berada di dalam kamar mandi.
Sekitar 13 menit Rakha menunggu akhirnya Mala keluar dari kamar mandi di ia melihat Mala dengan rambut basah yang di gerai. Menurutnya Mala lebih cantik jika rambutnya di gerai. Karna pesonanya sangatlah memukau.
"Apa Lo lihat-lihat?! Sana mandi!" Rakha baru sadar jika ia menatap Mala terlalu dalam. Rakha mengalihkan pandangannya lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi dengan baju yang sudah berada di tangannya.
Mala Mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Lalu ia duduk di tepi ranjang ia membuka aplikasi WhatsApp yang ada di layar ponselnya. Mala sebenarnya memiliki Niat untuk mengajak temannya dan juga adiknya Rakha dan Eby tentu saja. Tetapi sebelum itu ia memberi tahu Rakha terlebih dahulu takutnya suaminya tidak mau dengan usulnya.
"Rakha! Gw ajak Afan, Eby, Vio sama Devi ya?!" Ucap Mala sedikit berteriak agar Rakha bisa mendengarnya dengan cukup baik.
"Iya!" Balas Rakha juga sedikit berteriak di ikuti. Dengan suara percikan air yang cukup Besar.
Mala mengirimi teman temannya pesan. Ia hanya mengirimi Devi dan Afan. Jika Eby dan Vio ia meminta tolong agar mereka bisa memberi tahunya.
Selesai mengirimi mereka pesan. Mala scrolling aplikasi tiktok sembari menunggu Raka selesai dan teman temannya datang.
Jika kalian ingin tahu baju yang Mala pakai. Itu cukup simpel, maaf sebelumnya saya tidak mempunyai contoh gambarnya. Mala menggunakan baju crop berwarna putih dan rok jeans yang bisa terbilang mini tapi tidak terlalu mini berbatasan lutut.
15 menit Mala menunggu ia melihat Rakha keluar dari kamar mandi dengan baju kaos berwarna hitam celana jeans yang berwarna biru sedikit gelap. Mala memperhatikan pakaian Rakha dari atas sampai bawah lalu kembali ke atas.
"Lo pake ini?" Tanya Mala karna menurut Mala baju yang Rakha pakai apa baju yang memang setiap hari ia pakai. Baju hitam polos.
"Enggak, gw pake huddy, kenapa emang?" Rakha bertanya dengan mengangkat satu alisnya.
"Gak papa. Baju itu baju yang biasanya Lo pake" ucap Mala kembali bermain ponselnya. Rakha berjalan lalu duduk di samping Mala.
"Gw baju polos hitam bukan cuma satu kali"
Tak lama dari itu terdengar suara bell rumah yang di tekan, Mala berfikir itu mungkin teman temannya. Mala maupun Rakha pergi ke luar Mala berjalan terlebih dahulu sedangkan Rakha ia meraih huddynya yang ia gantung lalu mengikuti langkah Mala.
Saat mereka berdua sampai di depan pintu. Terdengar teriakan seorang wanita yang mereka kenal.
"Woyy! Buka!" Devi berteriak sambil terus menerus menggedor pintu bercat putih itu. Mala membuka pintu bersamaan dengan Devi yang melayangkan pukulan ke pintu tadi.
"Aaa.." pekik Devi saat merasa keseimbangannya tidak ada. Devi memejamkan matanya rapat-rapat.
Happ...
Devi merasa dirinya tidak terjatuh karna jika umunya terjatuh itu sakit ia tidak merasakannya sama sekali. Ia merasa ada yang menangkap tubuhnya ia membuka matanya perlahan. Karna ia yang akan jatuh ke depan Devi melihat ada lengan di bawah perutnya, ia membalikkan tubuhnya. Devi melihat dua pasang mata yang menurutnya indah mata hitam yang pekat. Mata itu menatapnya dengan tatapan lembut. Devi juga membalas tatapan itu. sampai mereka saling menatap satu sama lain,
Tersesat dengan semuanya Afan menarik kembali lengannya dari pinggang Devi. Lalu mengalihkan pandangannya. Itu adalah momen sekali seumur hidup baginya.
"Di liat liat mereka berdua cocok ya?" Mala mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Cocok banget si kalo kata gw" Eby juga ikut menyetujui ucapan Mala.
"Kayak triple date ya. Mala sama Rakha, Eby sama gw, Devi sama Afan" celetuk Vio.
"Ini kapan berangkatnya?" Suara berat itu mampu membuat semua pasang mata mengarah ke arahnya.
"Yaudah, sekarang aja" Mereka kompak mengangguk.
***
Saat ini mereka semua sudah sampai di salah satu mall yang ada di ibu kota. Di sini mereka berpisah, Devi, Mala, dan Vio ke toko baju, jika Afan, Rakha dan Eby pergi ke tempat itu makan, karna para laki-laki tau jika wanita berbelanja pasti membutuhkan waktu yang lama.
"Aa~ bagus banget gak sih ini." Devi menunjukkan satu dress yang menurutnya bagus.
"Kata gw Lo cocok pake ini" Vio menunjukkan baju yang ia maksud baju crop top berwarna putih dengan gambar beruang di tengah.
"Iya itu cocok buat Lo" Mala mengangguk anggukkan kepalanya
"Tapi gw gak mau." Ucap Devi kembali meletakkan dress yang tadi ia ambil.
Sekitar 30 menit mereka memilih milih akhirnya mereka menemukan pakaian yang cocok dan membawanya ke kasir untuk di bayar.
Setelah itu, mereka keluar dari tempat kasir dan mencari keberadaan Rakha, Afan dan Eby. Mereka mencari ke tempat makan tapi tidak ada. Mereka berfikir apakah tiga pria itu sudah keluar dari mall.
Akhirnya mereka keluar dari mall dan mencari tiga pria itu di luar Mall. mereka berjalan mencari mobil Rakha. Setelah ketemu mereka melihat ke dalam mobil. Ternyata Afan Rakha dan Eby sudah berada di dalam mobil.
"Kalian lama banget si, capek gw nunggu dari tadi" afan berbicara dengan nada yang kesal.
"Kalian kok tiba tiba ngilang? Lo pikir kita nyariin Lo gak capek apa" Devi juga berbicara dengan nada yang terbilang tinggi dengan tatapan kesal.
"Udah masuk!" Suara berat tapi dingin itu membuat Devi Vio dan Mala masuk ke dalam.
Lama ya? Dikit ya? Maaf ya.
Hp aku rusak guys. Tapi sekarang udah enggak, tapi keyboard nya masih rusak jadi sedikit, insyaallah up selanjutnya banyak.
Maafin kalo ada typo. Vote ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Dari Perjodohan
AcciónMenceritakan tentang seorang gadis yang di jodohkan dengan anak CEO. Awalnya mereka sama sama tidak memiliki perasaan, tapi seiring berjalanya Waktu, perasaan antara mereka ber 2 mulai tumbuh "Mal. Lo tidur di kamar itu ya" "Lo aja kali" ___________...