"Aku butuh uang tambahan."
Oryz menghela napasnya kemudian menyesap es teh di hadapannya. Setidaknya masih ada sedikit sisa uang kembalian foto copy makalah untuk sekedar menghapus dahaganya.
"Bokap lo nggak ngirimin?"
Manik mata cokelat Oryz sedikit mendelik. "Enggak cukup. Mereka taunya aku dapat beasiswa dan kuliah gratis. Jadi uang kiriman mereka cuma cukup buat bayar kost sama makan beberapa hari. Yang buat tambahan uang makan aku bisa pakai hasil les-lesan. Tapi kan buat tugas-tugas nggak cukup," terang Oryz panjang lebar.
"Iya juga, sih." Oliv manggut-manggut. Yang ia tahu, orang tua Oryz adalah seorang petani yang baru saja mengalami gagal panen efek kemarau yang berkepanjangan.
"Ada ide nggak, cara dapetin duit dengan cepat?"
Oryz mengaduk gelas es tehnya dengan sedotan agar homogen, lalu kembali menyesapnya.
"Cari sugar daddy atau jadi ani-ani, cepet tuh." Oliv terkekeh hingga nyaris tersedak.
"Mulutmu, Liv," ucap Oryz sembari melempar tisu bekas di hadapannya ke arah Oliv.
Oliv memegang jijik tisu bekas lap meja yang dilemparkan oleh Oryz. "Iyuch, Oryz!" keluhnya.
"Ya udah, aku mau ngumpulin makalah dulu ke Mr. Rahmat. Bye," pamit Oryz.
Oryz bangkit dari kursinya kemudian melangkah lebar menyusuri koridor gedung fakultas ilmu komunikasi menuju sebuah ruangan untuk bertemu dengan salah satu dosennya. Ia mengetuk pintu, lalu mengungkit handle pintu saat mendengar jawaban dari dalam.
"Selamat siang, Mr," sapa Oryz santun.
Pria tambun dengan rambut botak itu mengendurkan kaca matanya. "Oh, kamu rupanya. Silakan duduk."
"Saya mau mengumpulkan makalah, Mr," ucap Oryz usai duduk di hadapan sang dosen.
Kening pria itu mengerut dan segera mengambil makalah di tangan Oryz. Ia kembali memasang kaca mata bacanya dengan semestinya. "Oryza Sativa," gumam Rahmat. Tangannya membuka selembar demi selembar hasil karya Oryz.
"Secepat ini?" Perhatian Rahmat beralih dari makalah ke wajah Oryz.
Oryz menyengir. Apakah salah jika ia mengumpulkan tugasnya lebih cepat dari waktu yang ditentukan? Oryz hanya ingin selesai kuliah tepat waktu, maka dari itu ia selalu serius setiap mengerjakan segala sesuatu. Semakin lama ia tidak lulus, semakin banyak beban biaya yang harus ditanggungnya.
Pria itu manggut-manggut lalu meletakkan makalah Oryz di atas meja kemudian melipat tangannya. "Kamu sudah memikirkan untuk mengikuti internship?"
"Apa Mr. ada rekomendasi?" tanya Oryz antusias.
"Jika kamu mau mencoba, PSSI sedang membuka program internship. Saya bisa memberikan surat rekomendasi. Untuk mahasiswi sepertimu sudah pasti akan dipertimbangkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Found You || Nathan Noel Romejo Tjoe A On
FanfictionRasanya ada sesuatu yang menarikku dengan sangat kuat. Ada rindu yang tertuju pada seseorang yang bahkan belum pernah kutemui sebelumnya. Seperti apa permainan semesta kali ini? --Nathan Bagaimana mungkin aku bisa seperti ini, padahal kami belum pe...