“Ke mana lagi kau akan pergi setelah ini? Apa selamanya kau akan menjadi manusia gua seperti itu? Rumahmu pasti sudah menjadi rumah hantu sekarang ini.”
Benjamin Anderson tertawa mendengar kata-kata yang diucapkan dengan sinis itu.
“Aku bukan manusia gua, Sayangku. Rumah-rumah yang kusewa masih memberikan kenyamanan yang kubutuhkan. Dan jelas aku berpakaian lengkap tidak seperti manusia gua yang kau ketahui.”
Sue mencibir. “Tetap saja itu bukan rumahmu. Apa enaknya berada di tempat asing tanpa satu orang pun yang kau kenal. Aku tahu persis bagaimana rasanya hidup melarikan diri seperti itu.” Nada getir terdengar di akhir kalimat Sue.
Ben tahu bahwa apa yang dilakukannya sekarang dianggap ‘melarikan diri’ oleh para keluarga dan juga sahabatnya. Akan tetapi, hanya itu yang bisa Ben lakukan untuk menikmati hidupnya. Atau setidaknya, mencoba menikmati hidup dan kesendiriannya.
Apa kalian tahu jika menjadi single terakhir itu ternyata sangat tidak menyenangkan?
Oke, mungkin memang ia bukan pria yang tergila-gila pada ikatan pernikahan, tetapi melihat orang-orang di sekelilingnya selalu bertingkah layaknya burung-burung yang tengah kasmaran, lama-lama Ben menjadi iri juga.
Kenapa Tuhan suka sekali bercanda dengannya?
Ia pernah kehilangan orang yang sangat dicintainya. Yah, bukan seorang kekasih karena sebelum itu memang Ben tidak pernah ingin jatuh cinta apalagi menikah.
Beberapa tahun lalu, Sally, adiknya meninggal saat hamil karena pendarahan yang dialaminya. Hidup Ben hancur ketika itu.
Sally adalah hidupnya. Tujuan hidup Ben hanyalah membuat dan melihat Sally hidup bahagia bersama keluarga yang gadis itu idamkan. Namun, semua itu tidak lagi berarti ketika Sally menutup mata untuk selamanya.
Lalu, ia jatuh cinta pada Sue yang jelas-jelas mencintai pria lain. Meskipun pada akhirnya Ben sadar jika perasaannya pada Sue tidak bisa disebut cinta, tetap saja ia pernah berharap bisa menua bersama wanita itu.
Terakhir, ia sempat jatuh cinta pada Mary, sahabat Sue. Perasaan itu memang hanya sesaat karena gadis itu juga akhirnya menikah dengan pria lain. Jadi, Ben memilih mematikan rasa yang sempat ia miliki untuk Mary. Akan lebih baik melupakan dan pergi daripada terus bertahan menyukai orang yang jelas-jelas tidak akan menjadi milik kita.
Lalu di mana letak keadilan Tuhan untuknya? Di saat semua orang hidup bahagia dengan pasangan mereka, ia menjadi seorang yang menyedihkan dengan selalu menjadi penonton.
Tentu saja itu bukan soal seks. Ia memiliki kehidupan seks yang rutin meskipun itu dengan wanita yang selalu berbeda.
Yeah, dirinya bukan orang suci. Dan seks adalah kebutuhan yang tidak bisa ia tinggalkan.
Masa terlama ia tidak berhubungan seks adalah ketika ia memiliki perasaan pada Sue. Ia adalah jenis pria yang setia. Jadi, ketika menyukai seorang wanita, Ben hanya akan memandang wanita itu saja.
Ini adalah tentang memiliki seseorang untuk pulang.
Zac punya Sue jika ia pulang dari penerbangannya yang panjang. Byron memiliki Zoe jika ia lelah karena pekerjaannya di hingar bingar Hollywood. Dan Mary… yah, ia memang tidak mengenal siapa suami wanita itu, tetapi jelas orang itu juga sudah menemukan rumahnya. ‘Rumah’ yang seharusnya menjadi milik Ben.
Jadi, sebagai seseorang yang tidak memiliki ‘rumah’, Ben rasa itu wajar jika ia pergi ke mana saja dirinya ingin pergi.
Mencari foto-foto bagus. Itu alasan yang Ben katakan pada Sue ketika pertama kali mengatakan pada wanita itu bahwa ia akan ‘bertualang’.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escaped Wife (Spin Off My Dear Mr. Pilot)
RomanceSudah tersedia lengkap di Karyakarsa dan Playstore Trigger warning! Mengandung adegan kekerasan 21+ Kehidupan pernikahan yang indah tidak pernah menghampiri Mary Margareth Swan ketika ia terpaksa menikah dengan Gideon Philips, pria brengsek yang p...