Happy reading ❤️🩹
*
*
*
*"Ah! Sialan lo dik! Curang anj!" Kesal Gendra melempar asal PlayStation ke arah dika yang kini nyengir kuda.
"Semuanya adil dalam perang dan cin-"
"Bqcot! Gue gak mau main sama Lo lagi!"Marah Gendra melempar camilan manis ke arah rambut serta wajah laki-laki berkaca mata, Dika yang mendapat serangan-lemparan laki-laki berwajah bulat itu mendelik.
"Jangan lemparin gue makanan manis gen, gue ini udah cukup manis!" Teriak Dika terkekeh bak orang setres, Gendra memutar bola mata malas, laki-laki itu tak mengindahkan ucapan Dika, ia tetap menghujami camilan manis ke arah tubuh laki-laki itu yang kini berteriak.
"Rasain Lo! Ini maniss dah badan Lo dik!" Puas Gendra tertawa terbahak.
"Heh! Berhenti bgst! Kan gue dah bilang, gue udah cukup manis buat di tambahin manis lagi!" Kesal Dika membalas-melempari tubuh Gendra dengan Snack asin.
"Pluk"
"HHHH RASAIN TU!" tawanya meledak, saat menatap wajah pias Gendra yang tertekuk, laki-laki itu sampai memegangi perutnya yang terasa keram akibat terlalu banyak tertawa.
"Awas Lo Dik-"
"Apa? Mau mukul? Pukul gen" ledek laki-laki berkaca mata itu, sembari menampakkan wajah paling menyebalkan nya.
"Sini Lo?!" Tantang gendra beranjak dari duduknya, laki-laki itu sudah mengepalkan tangan berancang-ancang.
Dika yang melihatnya Tersenyum miring, laki-laki itu juga ikut beranjak dari duduknya, sembari merenggang kan otot-ototnya yang kaku.
"Yok sini!!"
"Mampus lo!!"
BRAK!
"bisa diam?" Tanya nata dingin, sebenarnya sedari tadi Laki-laki itu tengah duduk di sofa dengan Damai, namun kedamaian sesaat nya terganggu dengan kebisingan kedua mahluk random yang ingin duel adu ketangkasanya yang tak seberapa.
Nata menghembuskan nafas panjang saat melihat Gendra maupun Dika terdiam tak menjawab. "duduk Lo pada, jangan berisik" ucapnya sembari meraih buku novel yang terletak di nakas samping sofa.
"Ngwri pak waketu" bisik Gendra mencondongkan tubuhnya ke arah dika yang kini menganguk, "iya njirr" Dika menganguk menyetujui.
"Brak!"
"assalamualaikum para penghuni rumah!!" Teriak seseorang dengan suara yang melengking. gendra, Dika, maupun nata melirik ke arah sumber suara, dan... Nampak lah gadis pendek dengan rambut sepinggang yang kini berjalan masuk dengan membawa seseorang yang berdiri terdiam dibelakangnya.
Dika mendengus, "heran gue sama. Keanu ngapa bisa yak dia dapat sepupu modelan kek gitu? Udahlah bar-bar cegil-"
"Heh pantata kuda! Apa yang Lo bilang barusan HAH?!" Tanya Lily melotot garang, tangan gadis itu sudah mengepalkan bersiap menghajar Dika namun ucapan seseorang yang berada di belakang, menghentikan aksinya.
"Udah liy, tenang" ucap Luna memegang bahu Lily, gadis utu menganguk, ia menarik nafas lalu membuang secara perlahan.
Lily Tersenyum, "Thanks" ucapanya.
"Ee.. itu sapa cakep bet" tanya Gendra menatap dalam wajah cantik Luna yang kini menunduk dalam.
"Euy, Cewe. kiw-kiw bagi no hp nya doangh" goda Dika menaik-turunkan kedua alisnya.
Nata yang mengetahui bahwa Luna merasa risi akibat ulah kedua manusia berjenis kelamin sama itu, menatap datar ke Arah Dika dan Gendra. Laki-laki itu melirik dingin "Berisik!" Ucapnya datar.
Ia beranjak dari duduknya tak lupa dengan novel yang dirinya genggam, laki-laki itu melangkah ke arah Lily dan Luna berada, nata sengaja memelankan langkahnya di samping Lily guna membisikkan sesuatu ke telinga gadis berambut sepinggang itu.
Lily terlihat menganguk tipis, gadis itu memang lengan mungil Luna "ayo duduk disana na!" Ajak nya menarik lengan Luna untuk ikut bersamanya Menuju sofa di dekat jendela kaca besar.
"Yeuh, dasar pak waketu! Mentang-mentang gtg!" Cibir Dika menatap kesal ke arah nata yang kini berjalan menjauh ke arah pintu utama.
Gendra menganguk menyetujui, "betul tu"
*
🥀🥀🥀
*"Brak!"
Akh!
"Bungh!"
"B-bunda! Please berhenti!" Ucap Andra memohon sembari menyeka buliran darah yang mengalir di bibirnya, laki-laki itu beranjak berdiri dari duduknya tubuhnya terasa sakit, dikarnakan pukulan hingga cambukan Lia yang begitu kasar.
"INI SALAH KAMU ANDRA! KENAPA KAMU MENGIJINKAN ANAK SIALAN ITU UNTUK KELUAR DARI RUMAH INI HAH?!!" teriak Lia marah, wanita setengah baya itu kembali memukuli tubuh anak sulungnya secara membabi-buta.
"Bungh!"
"B-bunda ampun"
"Plak!"
Lia Tersenyum, namun Buliran kristal bening meluruh dengan deras bersamaan dengan satu pukulan keras yang kembali ia daratkan ke tubuh Andra yang sudah melemah dengan Luka-luka memar di sekujur tubuhnya.
Laki-laki itu Tersenyum nanar, bulirna Bening meluruh deras di pipinya yang memburu."C-cinta pertama k-ku benar-benar telah m-menghancurkan jiwaku" lirihnya terbata Sembari melihat Lia yang mulai berjalan menjauh, pergi ke lantai tiga.
"Sekali lagi, maaf"
"KAKAK!" teriak Hana berlari cepat ke arah Andra yang tergeletak tak berdaya di lantai dingin, gadis kecil itu berjongkok menepuk beberapa kali pipi Laki-laki itu yang mulai ingin kehilangan kesadarannya.
"KA are you okay?" Tanya Hana bergetar, gadis imut itu memeluk tubuh penuh luka Andra yang hanya dapat menganguk kecil.
"G-gue baik," tangan andra terangkat mengusap lembut tetesan air mata yang mengalir di pipi adik bungsunya.
"Bantu, gue untuk ke kamar Han" ucapnya yang mendapat anggukan cepat dari Hana, gadis itu mulai mengangkat sedikit tubuh lemah Andra untuk di bantunya ke kamar.
"Hana" panggil andra.
"Iya kenapa kak?"
"Gue minta sama lo, tolong sembunyin hal ini dari Luna" ucap Andra lugas, Hana hanya menganguk menanggapi.
Namun kaki-laki itu tak tahu bahwa jari-jari Hana tengah terkepal erat disisi tubuhnya.
TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Aluna [Tamat]
Teen Fiction❛❛dan pada akhirnya, aku telah kalah sebelum memulai❜❜ *** Sinopsis: Di paksa tumbuh dewasa di usia yang seharusnya masih memerlukan bimbingan orang tua bukan hal yang mudah untuk seorang "Aluna layara kayzee Dritama" Di usia nya yang baru 16 tahun...