Bab 1

22 5 0
                                    

Suara riuh anak muda terlihat ramai disebuah gang dengan beberapa senjata seperti balok kayu dan tongkat bisbol sebagai senjata mereka.

Dapat dilihat jika itu adalah tawuran antara siswa dengan dua kubu yang berbeda dan kini saling menatap sengit, siap memberikan pukulan masing-masing.

Sosok laki-laki sebagai ketua dari kubu sebelah menatap ketua dari musuhnya dengan tatapan sedikit menggoda. Karena ketua dari musuhnya kali ini adalah perempuan, dan dia sangat cantik dengan kulit putihnya yang bersinar. Membuat ia terpana sehingga melupakan sejenak bahwa perempuan itu adalah musuhnya.

"Apa aku tidak salah pilih lawan? Mengapa ketuanya perempuan?" Kekeh laki-laki itu kepada temannya yang berdiri disampingnya.

"Aku juga heran, baru kali ini kita mendapatkan musuh yang di ketuai oleh perempuan." balasnya ikut terheran-heran.

"Tapi dia cantik."

"Kau benar, kita kalahkan dia lalu buat dia jadi budak untuk kita setubuhi." Ucapnya kemudian tertawa keras diikuti oleh anggotanya yang mendengar perkataannya.

Laki-laki yang menjabat sebagai ketua itu ikut tertawa mendengar ucapan temannya. Benar sekali, jika dia menang, dia pastikan akan mendapatkan gadis itu sebagai mainannya.

"Ok, apakah para bangsat ini sudah selesai dengan pembicaraan mesum nya?!" Teriak gadis yang sebagai ketua itu membuat kubu sebelah terdiam dan menatap tajam kearah gadis yang baru saja selesai berteriak itu. Apa mereka tidak salah dengar tadi? Perempuan itu mengumpat ke mereka.

"Mulutmu tidak sesuai dengan wajah cantikmu, sayang."

Gadis itu tersenyum miring. "David Loren, marga mu tidak sesuai dengan kelakuan rendahan mu."

Lelaki bernama David yang sebagai ketua dari kubu sebelah, menajamkan tatapannya. Cukup tersinggung oleh perkataan gadis itu.

Gadis bernama Luna Verbena itu tersenyum penuh kemenangan karena berhasil memancing amarah ketua dari musuhnya. Mengapa Luna menyinggung nya dengan membawa-bawa keluarga musuhnya? Ya, karena ia tahu bahwa keluarga David sangat dihormati karena statusnya yang tinggi yaitu sebagai anak dari Walikota dan tentunya kaya raya juga. Semua orang menghormati keluarga nya namun anaknya begitu sangat rendahan.

"Sialan! David kita harus menyerangnya sekarang!" Teriak anggota nya, tidak sabar memulai tawuran tersebut.

"Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?" Ujar David setelah meredam sedikit amarah nya.

"Apa itu?" Tanya Luna melebarkan senyumnya, dia suka sekali kesepakatan-kesepakatan seperti ini.

"Jika aku menang, kau menjadi pacarku. Dan jika aku kalah, kau bebas melakukan apapun kepadaku." Kata David membuat anggota Luna melotot marah.

Luna tertawa keras, menarik sekali. "Bebas ya?" Tanya nya memastikan.

"Iya, kau bebas ingin apa saja padaku."

"Baiklah, aku setuju." Dengan ringan Luna menyetujui kesepakatan tersebut membuat anggota nya menganga, tidak percaya mendengar jawaban ketua mereka.

"Luan! Kau gila! Kenapa kau menyetujuinya?!" Marah salah satu anggotanya.

Luna menoleh ke pemilik suara tadi. "Kau seperti tidak mengenalku saja." Kekehnya.

David yang mendengar perkataan Luna pun tersenyum senang. Kali ini dia harus lebih berusaha dari sebelumnya agar memenangkan pertarungan ini.

"Bagaimana kalau kita langsung mulai saja?" Cetus David.

"Dengan senang hati." Balas Luna terkekeh pelan namun mematikan. Anggota nya yang mendengar hal itu bergidik ngeri. Jika sudah seperti itu maka tidak ada ampunan bagi Luna untuk memusnahkan musuhnya.

Goddess of Savior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang