Ayu beberapa kali melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah hampir setengah jam dia menunggu angkot yang buasa dia tumpangi setelah selesai bekerja. Dari raut wajahnya terlihat jika gadis cantik itu mulai gelisah. Bukan hanya karena sudah malam, tapi juga karena beberapa hari terakhir ini marak beredar kabar tentang kejahatan jalanan yang menyasar para wanita. Ayu menjadi lebih khawatir saat harus pulang kerja sendirian seperti ini.
"Loh kok belum pulang Yu?" Suara bass seorang pria mengagetkan Ayu yang sibuk melihat arus jalan raya di depannya.
"Eh Mas Bimo, iya Mas, ini masih nunggu angkot." Jawab Ayu. Bimo adalah satpam yang bekerja di Bank swasta, letak gedung tempat kerja yang berdekatan membuat keduanya saling mengenal.
"Oh gitu, udah malam gini biasanya emang jarang sih Yu angkot lewat sini."
"Iya mas." Jawab Ayu semakin gelisah.
"Bentar Yu, kamu tunggu di sini sebentar ya." Ucap Bimo seraya bergegas menuju pelataran parkir tempat kerjanya.
"Ayo Yu Aku anterin pulang." Tak sampai 10 menit, Bimo sudah berada di samping Ayu dengan mengendarai motor butut miliknya.
"Loh, Mas Bimo nggak kerja?" Tanya Ayu.
"Ya kerja Yu, lah ini pake seragan lengkap, hehehe." Jawab Bimo sambil terkekeh ringan.
"Kalo kerja kok mau nganterin Aku pulang Mas? Ntar yang jagain kantormu siapa?"
"Nggak apa-apa Yu, ada Danang yang gantiin posisiku sebentar, lagipula nganterin Kamu pulang nggak sampai 2 hari 2 malem kan?"
"Ah Mas Bimo becanda mlulu."
"Hehehe, udah ayo naik sini, Aku anterin Kamu pulang. Ehmmm..tapi maaf, Aku nganterinnya pake motor butut kayak gini, hehehehe."
"Ehmmm...Duh gimana ya Mas, Aku nggak enak ngrepotin Mas Bimo." Kata Ayu ragu.
"Alah Kamu ini kayak sama siapa aja Yu. Nggak apa-apa kok, lagipula Aku juga sudah ijin sama komandanku tadi." Kata Bimo mencoba meyakinkan Ayu. Ayu sesaat berpikir, meskipun tawaran Bimo dirasakan sebagai "obat mujarab" untuk meredakan kegelisahannya. Tapi di sisi lain dia merasa sungkan, nggak enak hati, merepotkan Bimo yang harus meninggalkan pekerjaannya demi untuk mengantarnya pulang.
"Ehmmm..Ya udah deh Mas." Kata Ayu beberapa saat kemudian, persetujuan yang menimbulkan senyum simpul di bibir Bimo.
"Ok deh, nih pake dulu Yu, biar aman." Ucap Bimo sambil menyerahkan sebuah helm pada Ayu.
Beberapa saat kemudian keduanya berlalu meninggalkan palataran parkir The East. Selain itu juga menyisakan debar dalam dada Bimo, baru kali ini dia bisa mengantar Ayu pulang. Sekian lamanya Bimo memendam perasaan pada Ayu, tapi tak sekalipun ada keberanian untuk mengungkapkannya. Dan malam ini keberanian itu mulai tumbuh pada diri Bimo, malam ini berarti banyak bagi Bimo.
******
Di sebuah klub malam dentuman house musik terdengar memekakkan telinga, puluhan orang sibuk menggoyangkan badannya mengikuti irama musik, sementara beberapa lainnya asyik menenggak minuman alkohol sambil bercengkrama dengan sahabat dan kolega. Di salah satu table, Anwar terlihat duduk dikelilingi wanita-wanita cantik dengan pakaian sexy dan dandanan menor yang biasa disebut LC dalam dunia malam. Selain itu juga ada Rico Sumangkir, 54 tahun, kawan dekat Anwar sejak masa muda dulu hingga sekarang.
Rico tampak asyik menggoda para LC sambil sesekali memeluk dan menciumi mereka satu persatu. Gelak tawa tak jarang terdengar lantang dari mulut pria tua bertubuh kurus ini. Berbeda dengan Rico, tak seperti biasanya Anwar kurang bersemangat malam ini, dia hanya menikmati batang cerutu Kuba, tatapannya terlihat kosong, seperti ada yang tengah dipikirkan oleh pria tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI MUDA
ChickLitWARNING! CERITA KHUSUS DEWASA! 21+! Sinopsis: Ayu perempuan cantik harus menerima kenyataan jika bos besarnya Anwar menginginkannya untuk dijadikan istri. Tuntutan ekonomi yang semakin besar ditambah kasus kriminal yang menimpa pujaan hatinya, Bimo...