CH. 02 Malam

456 57 25
                                    

Hujan yang masih mengguyur hingga malam. Dengan lampu berwarna kuning keemasan, lentera biasanya menggunakan warna tersebut ataupun menggunakan api. Seperti hal nya malam itu, di kamar Noah hanya ada Lentera dari kaca.

Hujan yang begitu lebat membuat lampu listrik hanya di gunakan beberapa saja di sudut kediaman.

Rumah dengan gaya arsitektur Belanda-Jawa, kediaman Steylar sungguh mewah pada zaman itu terlebih dengan pahatan kayu jati yang menjadi desain interior dengan sentuhan sedikit gaya Eropa lama (gotic).

Noah terlelap begitu pulas. Keanu yang menghabiskan waktu membaca buku hingga larut malam sejak ke datangannya, belum mencicip makan siang. Tentu saja Keanu beranjak pergi meninggalkan tempat tidur hangat milik Noah.

Saat keluar dari bilik, semua pelayan tak ada yang berani melihat ke arah Keanu. Hanya menundukkan kepala tanda kepatuhan dan rasa hormat. Tetapi Keanu tahu jika mereka semua takut pada dirinya. Ini hanya membuat Keanu terkekeh senang.

Di ruang makan dengan meja super panjang, Keanu menikmati makan malam berupa ayam kampung yang di beri bumbu ungkap khas Jawa, rasa empuk dan asin dari bumbu ungkap sangat menggugah selera makan Keanu.

Hujan tak menunjukkan tanda reda, bahkan semakin malam hanya ada suara guntur yang semakin nyaring menggelegar bersamaan kilatan cahaya yang merembet masuk dari celah-celah ventilasi.

Jam tua berbahan kayu mahoni itu berdiri tegak lurus setinggi orang dewasa. Menunjukkan pukul 23.15, Keanu tahu jika ini sudah sangat larut.

Keanu berniat untuk beristirahat dalam kamarnya. Namun melihat sosok Noah sendirian dengan membawa boneka beruang berwarna cokelat, Keanu mengurungkan niatnya.

"Gelegarrr...! "

Suara cukup keras dari guntur menyambar begitu dekat bersamaan kilat cahaya seolah flash kamera digital. Noah memandang Keanu tanpa rasa takut sedikitpun. Keanu menghela nafas panjang lalu memberi senyum ramah pada Noah.

"Ada apa? Apa Noah ingin makan sesuatu? "

Noah mengangguk seraya berjalan mendekati Keanu. Memegang tangan kanan Keanu, Noah seperti menginginkan Keanu untuk membelai kepalanya.

"Hehehe, Noah sangat manis. " ucap Keanu mengusap kepala Noah.

"Kakak makan apa? " tanya Noah penasaran. Matanya merangsek ke arah sisa tulang ayam kampung di atas piring.

"Apa Noah juga mau? " Keanu menyeringai.

Noah terkejut melihat ekspresi Keanu yang mengerikan. Namun bukannya lari Noah malah membagi senyum pada Keanu.

"Khihihi... Hahhahahaha..... " Keanu tertawa dengan ekspresi gila. "Aku sangat mencintaimu Noah. " sambung Keanu. Kali ini tangannya mengusap surai depan rambut Noah beralih ke ujung bibir. Keanu memberi kecupan pada kepala Noah.

Noah hanya terdiam.

"Malam ini masak apa ya? Hmm... Untuk Noah yang manis kakak akan berikan sesuatu yang sangat special. Tetapi mungkin akan sedikit membutuhkan waktu. Apa Noah mau menunggu kakak di kamar mu? " tanya Keanu dengan senyum lebar.

Senyumnya bahkan memperlihatkan deretan gigi putih yang tersusun rapi. Matanya seperti orang kecanduan akan suatu hal. Bahkan sebelum pergi meninggalkan Noah, Keanu tak henti mencium aroma Noah dari lehernya.

______________________

Pintu kamar masih tertutup dan Noah belum juga tidur di bawah suara gemericik hujan yang deras.
Noah hanya menunggu di atas tempat tidur dengan menggenggam kuat selimut tebal miliknya.

Gemetar ketakutan, telapak tangan Noah jelas berkeringat banyak.
Sesekali Noah menyelimuti wajahnya dalam selimut tebal.

"Kenapa kak Edward belum juga kembali? Aku sangat takut... " gumam Noah.

Edward Steylar adalah putra pertama dari keluarga Steylar. Mengental pendidikan formal untuk pemerintahan Belanda. Edward tidak sering kembali ke rumah dan lebih sering berada di mansion luar daerah.

Kriett.....

Suara deritan dari pintu yang terbuka menunjukan sosok Keanu yang datang dengan membawa sebuah piring keramik putih lengkap dengan penutup hidangan yang terbuat dari flat milenium tipis.

Bayangan yang terpancar dari lentera kaca ruangan membuat keadaan lebih gelap dari biasanya. Keanu datang dengan senyum lebar.

Noah terdiam dan perlahan memberi senyum pada Keanu. Mengernyit tipis di bagian ujung mata, senyum Noah tampak sangat tulus dan jujur.

"Noah... Makanannya sudah sampai. Maaf Noah harus menunggu lama. Karena ini adalah hidangan yang spesial. Cukup sulit karena bahan dasarnya terus berlari dan berteriak. Padahal ini sudah sangat larut. Aku jadi tidak enak pada pelayan yang mendengar. Tidur nyenyak mereka jadi terganggu. " jelas Keanu seolah bersalah.

Keanu duduk di atas tempat tidur tepat di depan Noah. Pupil mata Noah membesar saat melihat isi hidangan dari balik penutup itu.
Sebuah daging sangat lezat tersaji begitu harum dengan kualitas medium-rare. Itu adalah daging steak yang terbuat dari sapi.

"Ini adalah daging sapi terbaik yang dapat ku temukan malam ini. Maaf ya, tapi kakak sudah berusaha agar Noah tidak kelaparan.. " ucap Keanu sangat senang.

Berbeda dengan Keanu yang ceria, Noah terdiam dengan mata penuh ketakutan.

"Jangan tunjukan hal seperti itu, matamu tidak bisa berbohong. Makanlah dengan tenang. Sangat sulit memasak di tengah larut bersamaan hujan lebat. Hargailah sedikit tentang usahaku ini."

Sorot mata tajam Keanu mengintimidasi Noah, membuat Noah hanya memasang senyum hangat seperti biasanya.

    "Eung... Kak Keanu... "

    "Ya..? "

    "Suapi aku. " pinta Noah sangat manja.

    "Ah.. Inilah kenapa aku sangat mencintai Noah. " Seringai Keanu begitu mengerikan. "Baiklah katakan aaa... "

Noah membuka mulutnya dan memakan lahap daging tersebut tanpa tersisa karena Keanu tak akan memaafkan Noah jika membuang-buang makanan.

    "Baiklah sudah waktunya tidur. Kakak juga harus mandi. Terlalu banyak cairan lengket yang mengenai ku. Selamat tidur Noah." ucap Keanu sembari mematikan lentera kaca dengan cara meniupkan apinya hingga padam.

Setelah pintu tertutup sepenuhnya dan suara langkah Keanu dari balik pintu tak lagi terdengar. Noah langsung melompat dari tempat tidurnya.

Noah jatuh tersungkur karena tidak dapat melihat dalam gelap. Rasa mual itu merangsek naik ke kerongkongan Noah. Noah memuntahkan makan malam miliknya.

Hidangan istimewa yang di buat oleh Keanu sangat berdampak pada psikologi Noah. Noah bahkan gagu tak dapat bicara apa yang ada di dalam hatinya.

Dengan nafas terengah-engah, air mata Noah bercucuran begitu deras bersamaan dengan turunnya hujan yang tak kunjung reda.
Bahkan isak tangis yang berhasil Noah keluarkan dari dalam mulutnya tak terdengar karena guntur malam itu.

    "Aaaakhhh.... Aaahh.... Hah.. Hah... Keghh... "

Noah kini memasukan jari-jari ke kerongkongan mulutnya.

    "Hoek... Hookk.... Hoeeeekkk..... "

Noah memuntahkan paksa makanan yang telah ia makan. Dengan menangis histeris Noah terus melakukan hal tersebut sampai melukai kerongkongan nya.

____________

Sementara itu di balik pintu. Keanu mendengar semuanya dengan jelas. Keanu memasang ekspresi candu seolah memakai Afrosidak di dalam tubuhnya.

    "Kehehheh... Hahahahaha... Noah ku sangat manis. " gumam Keanu sangat menikmati rintihan Noah dari balik pintu yang gelap.

.
.

Noah Steylar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang