Happy reading ❤️🩹
*
*
*
*Dua brankar besi yang berisikan dua manusia yang sama-sama terluka namun dalam artian yang berbeda itu mulai terdorong masuk ke dalam rumah sakit cinta kasih.
Andra dan hana, kedua Kaka beradik itu hanya mampu mengantar kedua brankar bunda dan saudara mereka hanya sampai pada ruang unit gawat darurat.
Gadis kecil yang ikut menyaksikan betapa kejamnya Lia menganiaya Kakak perempuannya luna hanya dapat terdiam. benar, dirinya memang menginginkan Luna untuk hidup menderita dan sengsara melalui Lia.
Tapi... Tidak dengan cara yang se-sadis ini, bagaimana pun luna adalah saudara dan kakak perempuannya dan pastinya ada ikatan batin seorang kakak untuk adik bukan? Dan contohnya ia dirinya dan juga Luna.
Hana tak mengerti mengapa hatinya sakit saat melihat Luna dengan tubuh penuh lebam dan darah mulai mendapatkan penanganan medis di dalam ruang UGD. Tanpa Hana sadari, air mata Meluruh deras dipipinya.
Gadis itu mengusap kasar buliran bening yang keluar-turun membasahi pipinya, "kenapa hatiku terasa sesak?" Batinnya bertanya, gadis itu mencoba mengatur nafasnya yang sesak entah karna apa.
"Han?" Panggil Andra mendekati adiknya yang terduduk di lantai marmer yang dingin, Hana mendongak sayu, "ada apa ka?" Andra terdiam, menatap lekat wajah kacau hana yang kini menunduk dalam.
Laki-laki itu menarik lengan Hana yang mau tak mau harus berdiri dari duduknya, "udah, jangan nangis" ucap Andra mengusap buliran bening yang mengalir deras dipipi putih gadis itu.
"ka b-bunda dan kak Luna baik-baik aja kan?" Tanya Hana bergetar, jujur di lubuk hatinya benar-benar kacau ada perasaan gelisah yang menjalar dan sulit untuk dijabarkan.
Laki-laki itu mengangguk, "Luna dan bunda akan baik-baik aja" jawabnya memeluk tubuh mungil hana yang kini kembali menangis sesenggukan.
Klek!
"Permisi, Keluarga Atas nama pasien Aluna Dritama?" Andra maupun Hana bergegas beranjak dari duduknya, kedua kakak beradik itu langsung melangkah cepat ke arah suster yang berada di ambang pintu ruang rawat.
"Saya keluarga pasien" jawab Andra cepat, suster yang tadinya mencatat sedikit di notes boks nya mengerutkan dahi, ia seperti mengenali pemilik suara itu.
"Maa-" ucapan suster evi terhenti, mana kala melihat dan mengenali wajah tampan seorang Alyandra Dritama.
"Andra?" Tanya suster Evi memastikan, dan benar saja laki-laki itu juga sedikit terkejut akan ucapan suster Evi yang sedikit kencang.
"Eh tunggu sebentar... Kam-"
Laki-laki itu menganguk, "luna mantan pasien Suter, dia kembali masuk ke rumah sakit" kata andra datar, suster Evi menutup mulut yang sedikit terbuka dikarnakan keterkejutan sesaat yang melanda.
"Kenapa Luna bisa masuk rumah sakit kembali?" Tanya suster Evi menatap bertanya ke arah Andra yang kini hanya terdiam, "luna kecelakaan" jawab Andra cepat kaki-kaki itu mengalihkan perhatiannya ke arah lain tak ingin terlalu lama Menatap mata suster Evi yang begitu jujur dan dalam.
"Kamu nggak lagi berbohong kan Andra?" Tanya suster Evi menilik ekspresi wajah Andra yang terlihat sedikit menegang.
"jangan bohong and-"
"SUSTER CEPAT KEMARI! DOKTER ADI MEMBUTUHKAN BANTUAN ANDA!" teriak seorang suster lainnya yang berada di dalam ruang ICU dengan ekspresi panik. Evi terlihat mengangguk, sebelum pergi Evi menatap ke arah Andra yang kini ikut terlihat panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Aluna [Tamat]
Teen Fiction❛❛dan pada akhirnya, aku telah kalah sebelum memulai❜❜ *** Sinopsis: Di paksa tumbuh dewasa di usia yang seharusnya masih memerlukan bimbingan orang tua bukan hal yang mudah untuk seorang "Aluna layara kayzee Dritama" Di usia nya yang baru 16 tahun...