23. Pilih teman atau pacar?

36 6 0
                                    

Niara merasa jauh lebih baik karena waiter itu datang. Niara tersenyum walau sedang sakit. Dia menarik selimut dan masuk ke dalamnya ingin beristirahat sesuai apa yang disuruh Hevan.

Alasan dibalik saat Hevan berkelahi lalu Sua bisa datang mengobati Hevan karena sejak awal mereka berdua bersekongkol. Sua ingin Niara bisa berpacaran dengan Jerry padahal dia tahu bahwa Jerry bukan lelaki baik. Lalu Jerry memberitahu Sua bahwa dirinya habis berduel dengan orang yang dia tidak tahu siapa, tapi ini menyangkut tentang Niara.

"Penampilannya payah. Berbeda kelas denganku, hanya tekadnya besar menandingi ku." Itu yang Jerry ucapkan.

Sua memberanikan diri mengajak Hevan ketemuan nanti malam. Awalnya Hevan banyak alasan bersikeras menolak jika dia tidak bisa tapi Sua juga terus memaksa membujuknya, Hevan sudah tidak punya cara bagaimana lagi Hevan setuju.

Hevan menunggu lebih dulu lalu Sua datang kepadanya.

"Ada keperluan?" Hevan bertanya.

"Eum.." Sua menggeleng. "Apa salah jika aku ingin mengobrol?"

Hevan menggerakkan alisnya tidak menyahut dia mengambil duduk di bangku yang ada di tempat gelap itu. Sua mengenakan dress di atas lutut dengan rok balon juga lengan baju mengembang, santainya ia mensejajarkan duduk di sebelah Hevan.

"Luka mu sudah baikan?" Sua memandang wajah Hevan di satu bagian. Hevan menoleh dia mengangguk tersenyum.

"Ya ...," jawabnya.

"Aku ingin bercerita," ujar Sua.

"Akan ku dengarkan," jawab Hevan.

"Menurutmu jika menyukai seseorang dari awal pertama melihatnya, apa itu wajar?"

Hevan terkekeh memegang keningnya. Hevan merasa ia sedikit pusing.

"Lucu ya... "

"Aku juga suka melihat wajahnya. Dia berbeda dari laki-laki kebanyakan."

Hevan memandang ke depan sesekali menoleh Sua yang menceritakan.

"Dia tidak suka bertingkah onar seperti yang dilakukan laki-laki biasanya. Kalem, baik, juga lembut."

"Waahh, kenapa tidak mendekatinya?" sambung Hevan menikmati gadis itu bercerita.

"Aku sudah mencoba tapi ini sulit dia seperti terus menolak."

"Jika begitu, berhenti."

"Apa?" Sua sulit memahami.

"Jangan mengejar laki-laki kau tidak ingin terlihat seperti pengemis 'kan?"

"Menurutmu ini mengemis, aku pikir ini berusaha."

"Kau tidak boleh mempermalukan dirimu hanya karena orang lain. Jika dia menunjukkan respon menolak yasudah, jangan melihatnya lagi."

"Lalu ada gadis yang membuatmu tertarik, Hevan?'

"Iya, pasti semua juga merasakannya." Hevan menjawab menggerakkan sepatunya di bawah sana.

"Seperti apa dia?"

"Sedikit susah diatur ..." jawab Hevan.

"Kau menyukai yang seperti itu?" Sua tidak percaya.

Sekali lagi Hevan terkekeh. "Aku juga tidak tahu."

"Ayo membeli minum." Sua bangkit berdiri melihat ada kios di seberang.

***

Keesokan harinya Niara sudah merasa membaik dia sehat. Niara memakai bedak menghadap cermin bersiap akan sekolah.

Waiter Niara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang