Sejauh yang Marsha ingat, rencananya malam ini adalah menghadiri Birthday Party sahabatnya Nathan lalu menjaga sahabatnya itu agar tidak black out. Sahabatnya itu suka tidak sadar diri jika sedang bahagia. Begitu pula dengan teman-temannya yang lain, seorang introvert pun akan mengeluarkan sisi liarnya bila berpesta dengan Nathan. Jadi rencananya malam ini adalah untuk tetap sadar dan memantau semua teman-temannya.
Tapi rencananya tidak berjalan sesuai yang dia inginkan, ketika entah bagaimana dirinya dan wanita mungil di depannya ini sekarang tengah berciuman dengan panas. Dia minum, tapi dia yakin tidak sampai mabuk hingga membuat dirinya mencium orang lain dengan sembarangan.
One-night stand bukanlah hal asing baginya, namun bukan hal yang sering dia lakukan juga. Selanjutnya yang ia tahu, dirinya sudah berbaring di kamar yang biasa dia tempati jika sedang menginap di apartemen Nathan dengan wanita itu berada di atasnya. Wanita itu melepas crop top yang membungkus sempurna tubuhnya dan menampilkan kulit telanjang pucat yang membuat dirinya seperti di mabuk kepayang.
Wanita itu menunduk untuk mencium bibirnya sekali lagi. Marsha menggigit kecil pucuk hidungnya, menciumi pipinya hingga ke telinga, lalu dia berbisik, "Apa kamu yakin?"
Wanita itu mengerang ketika Marsha mengecupi lehernya. "Ya, aku nggak semabuk itu untuk nggak sadar apa yang aku lakuin"
Karena cukup yakin dengan keinginan mereka yang sama, Marsha pun merengkuh badan wanita itu dan membaliknya. Dia melepaskan pakaiannya, dia melihat wanita itu menatapnya tanpa berkedip. Marsha menyeringai, dia memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan postur tubuhnya. Bisa dia pastikan bahwa rutinitas yoga dan gym-nya tidak akan sia-sia.
"Can you hug me?"tanya wanita itu pelan.
Marsha tersenyum lembut, dia menundukkan wajahnya, dia mengecup dahi, turun ke hidung, lalu ke bibir. "I will hold you for the rest of this long night"
Oh tuhan, this girl will be the death of her tonight.
×××
Chava mengernyitkan dahinya ketika mendengar ponselnya berbunyi. Dia mengangkat wajahnya dari bantal, badannya menggeliat mencoba meraih ponselnya yang ada di nakas. Tanpa melihat siapa yang menelponnya, dia menekan tombol hijau di layar. "Halo?"
"Chava, lo nggak mabuk parah kan? Sore nanti lo ada jadwal, jangan sampai badan lo nggak fit pas pemotretan nanti"
Manajernya. Pagi-pagi sekali sudah mengomelinya. "Iya nggak mabuk"
"Beneran ya? Gue udah berat hati ngasih izin lo buat party di hari dimana lo ada jadwal, jangan macam-macam"
Dengan enggan Chava pun bangun dari posisi tidur. "Enggak Kak Jenny, aku beneran nggak mabuk. Aku cuma minum satu kaleng bir aja kok"
"Ya sudah, jadinya lo mau gue jemput jam berapa?"
"Nanti aku kabarin lagi?". Chava mencium aroma wangi kaldu seperti sup, membuat perutnya lapar. "Aku kabarin lagi nanti, aku juga baru banget bangun tidur"
"Oke, jangan lupa hubungi gue"
"Iya, Kak"ucap Chava sebelum mematikan sambungan lalu melihat sekelilingnya yang tampak....rapi? Seingatnya, dia melempar asal pakaiannya entah kemana. Lalu matanya menangkap tumpukan baju yang terlipat rapi di ujung ranjang. Apakah wanita itu yang merapikannya? Perhatian sekali.
Tiba-tiba saja ingatannya terlempar pada malam sebelumnya. Sungguh malam yang tak akan pernah dia lupakan. Dia sungguh tak menyesal dengan keputusannya untuk mendekati wanita itu. Di tengah pesta semalam, hanya dengan berdiam diri saja, wanita itu berhasil menarik seluruh perhatiannya. Memikirkannya saja berhasil membuat pipinya merona. Wanita itu memperlakukannya dengan sangat lembut, dia benar-benar memperhatikan hal-hal yang membuat dirinya merasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours || milkciize
FanfictionI turned out liking you a lot more than I originally planned - Chava R. Pandhita We all broke our own rules for someone - Marsha Pavitra -