•1•

1 0 0
                                    



Reina duduk termenung di bangku taman, memandangi langit malam yang berhiaskan bintang-bintang. Hembusan angin malam yang sejuk tak mampu meredakan kegelisahan yang menghantui pikirannya. Sudah sekian lama ia merasa hidupnya sia-sia. Pendidikan yang ia tempuh dengan susah payah, mulai dari sekolah hingga kuliah, seolah-olah tak memberikan hasil yang diharapkan. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya menjadi perjuangan tanpa ujung, ditambah lagi ia tidak punya saudara yang bisa ia mintai bantuan.

Hubungan Reina dengan saudara-saudaranya sudah lama renggang. Mereka selalu bersikap sinis dan penuh rasa iri melihat usahanya untuk meraih sukses. Kegagalan Reina justru membuat mereka semakin merasa puas. Di saat-saat seperti ini, Reina merasa benar-benar sendirian. Tidak ada tempat untuk mengadu atau mencari dukungan.

Hari itu, perasaan putus asa menyelimuti Reina. Ia berjalan tanpa arah, hingga akhirnya kakinya membawanya ke taman tempat ia biasa mencari ketenangan. Duduk di bangku favoritnya, Reina menengadah ke langit yang cerah. Di antara jutaan bintang yang bersinar, ia melihat sebuah bintang jatuh melintasi langit.

Seketika, Reina memejamkan mata dan mengucapkan harapannya dalam hati. "Andai saja aku bisa kembali ke masa lalu," gumamnya. "Aku ingin mencoba lagi, lebih giat belajar dan tidak menyia-nyiakan kesempatan."

Tanpa diduga, saat Reina membuka matanya, dunia di sekitarnya mulai berputar cepat. Warna-warna bercampur aduk, membuatnya merasa pusing. Detik berikutnya, semuanya menjadi gelap.

Ketika Reina kembali membuka mata, ia terkejut mendapati dirinya berada di sebuah kamar yang sangat familiar. Dinding-dinding kamar berwarna cerah dengan poster-poster kartun favorit masa kecilnya. Reina bangkit dan melihat cermin. Sosok seorang anak perempuan berusia delapan tahun dengan rambut panjang yang diikat dua berdiri di depannya. Itu adalah dirinya, Reina kecil.

Tak percaya dengan apa yang terjadi, Reina memeriksa sekelilingnya. Semua barang-barang di kamar itu, aroma khas yang ia kenal sejak kecil, semuanya nyata. Ia benar-benar kembali ke masa lalu.

Dengan perasaan campur aduk antara kebingungan dan kegembiraan, Reina menyadari bahwa ia mendapatkan kesempatan kedua. Kesempatan untuk memperbaiki semua yang telah ia sesali. Masa lalu kini berada di tangannya, dan ia bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Reina kecil yang kini berjiwa dewasa menatap ke luar jendela kamarnya, melihat dunia yang pernah ia tinggalkan. Dalam hatinya, ia berjanji untuk menjalani hidup dengan lebih giat dan penuh semangat. Namun, di balik tekadnya itu, ada rasa takut dan kebingungan yang mengintai.

Bagaimana caranya mengubah takdir yang sudah ia kenal? Akankah ia mampu menghindari semua kesalahan yang pernah ia buat? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalanya, membuatnya semakin penasaran akan perjalanan yang ada di depannya.

Sambil menggenggam harapan dan ketakutan, Reina membuka pintu kamar dan melangkah keluar, memulai babak baru dalam hidupnya yang penuh dengan kemungkinan tak terduga.

Apa yang menantinya di masa lalu ini? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hope DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang