7. He's Comeback

24 2 0
                                    

"Chenle, Makan lah. Ini sudah lebih dari jam makan malam, tapi kamu belum juga makan." Permintaan yang tiada hentinya Jaemin berikan kepada anaknta, yang tidak ada lelahnya untuk membujuk anaknya supaya anaknya mau makan malam.

Dan lagi-lagi gelengan kepala yang ia dapatkan dari sang anak. "Aku tidak mau makan terlebih dahulu, bu. Aku ingin menunggu ayah pulang. Aku ingin makan malam bersama dengan ayah. Katanya ayaj akan pergi menemui aku lagi. Ayah juga udah janji kepada diriku. Bahkan ibu juga memfoto pinky promise kami berdua, kan? Tapi kenapa Daddy belum juga datang?" Pertanyaan yang akhirnya keluar dengan lancarnya dari mulut sang anak, di sertai helaan nafas kecewa.

Ya, sedaritadi anaknya tidak pernah menanyakan tentang ayahnya. Kapan ayahnya datang dan sebagainya. Anaknya hanya diam di meja makan, dan dengan sabar menunggu sang ayah datang tanpa bertanya banyak hal kepada dirinya. Dan baru kali ini ia mendengarkan semua keluh kesah sang anak mengenai ayahnya.

"Ibu kenapa diam aja dan tidak menjawab pertanyaanku? Ayah bohong ya sama aku?" Lagi dan lagi pertanyaan yang keluar dari mulut sang anak, menatap ibunya dengan sorot mata kecewa.

Mendengar pertanyaan yang diberikan oleh sang anak, membuat dirinya langsung menggeleng panik. Ia tidak mau mantan kekasihnya sekaligus ayah dari anaknya terlihat jelek di mata sang anak. Jadi, ia harus melakukan berbagai cara agar mantannya ini tidak di lihat jelek oleh anaknya.

"Ibu lupa, sayang." Ucapan yang entah kenapa keluar dari mulutnya.

"Lupa?" Pertanyaan yang sang anak berikan dengan raut wajah kebingungan.

"Ayah kan tidak tau alamat rumah kita. Kamu juga tidak memberi tau alamat rumah ini kepada ayah, kan?" Ujarnya, memberikan alasan logis kepada anaknya, yang membuat sang anak tersadar.

"Oh iya! Aku belum memberi tau alamat rumahnya aku! Mungkin sekarang ayah sedang kebingungan mencari alamat rumahku!" Seruan yang diberikan oleh sang anak, yang langsung beranjak dari kursinya, lalu mengambil ponsel yang ada di kamarnya.

"Apakah ibu punya nomor hpnya ayah?" Tanya sang anak dengan binar mata polosnya.

Desahan lega yang langsung ia keluarkan, lalu menggelengkan kepalanya. "Ibu tidak punya, sayang." Jujurnya.

Ia memang tidak mempunyai nomor ponsel mantannya. Terakhir kali mantannya ini menghubungi dirinya untuk bertemu di salah satu cafe, ia malah langsung menghapus momor teleponnya. Karena memang dirinya tidak mau berurusan lagi dengan mantannya itu.

Dan helaan nafas kasar juga langsung keluar dari mulut sang anak, begitu mendengar jawaban dari ibunya. "Aku juga lupa meminta nomor telepon ayah." Serunya.

"Bagaimana kalau misalkan ayah malah kesasar? Kasihan ayah, mana udah malam seperti ini." Gumam sang anak yang mencemaskan keberadaan sang ayah.

Perlahan Jaemin mendekati sang anak. Mensejajarkan tingginya dengan tinggi sang anak. Lalu ia menangkup wajah anaknya dengan kedua tangannya, di sertai elusan kecil di wajah sang anak.

"Kamu tenang saja. Ayahmu itu orangnya sangat hebat. Dia bisa menemukan alamat rumah kamu, tanpa kamu beri tau. Meskipun tidak langsung dapat. Tapi ayah akan menemukan dirimu. Jadi, kamu tidak usah khawatir. Kamu hanya perlu bersabar sedikit lagi--" belum sempat ia menuntaskan ucapannya, suara deringan bel rumahnya sukses membuat ucapannya terhenti.

Berbeda dengan sang anak yang sudah berseru kegirangan. "Ayah!" Serunya yang sangat antusias, seraya menghampiri sumber suara.

Sampai di depan pintu rumahnya, ia langsung membukakan pintu rumahnya. "Ay-- loh paman Sunghoon?" Ujarnya yang perlahan mengecil, begitu melihat teman ibunya yang ada di hadapannya.

NEVER OVER - MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang