Tidak terasa hari sudah malam, Argantara memasuki area depan rumah yang pertanda dia sudah pulang dari kantor
"Papa pulangg!!"
"wah papa udah pulang"
"iya sayang, papa ada hadiah nih buat ailyin"
"wah apa itu pah"
"Dress buat kamu"
Ailyin langsung membuka paper bag yang di berikan oleh papanya
"wahh cantik banget, warnanya juga kesukaan aku"
"suka tidak?"
"suka bangett paa!!"
"makasih ya pa, ailyin happy deh"
"kalau kamu happy papa juga ikut happy nak"
Dibalik pintu alice melihat itu semua, dia iri dengan adeknya yang bisa disayangi oleh papanya bahkan diberi hadiah, tapi dirinya? Nasib nya begitu malang ia juga ingin diberikan hadiah oleh papanya sekali aja, dimana tepat dihari ulang tahunnya nanti
"Pa alice juga ingin di berikan semua itu" lirih alice, setelah itu dia menutup pintu kamarnya dan menangis didalam selimut
•••••
Keesokannya
Suara burung berkicau di pagi hari membuat alice terbangun dari tidurnya, semalam dia menangis hingga tertidur dan bangun-bangun matanya menjadi sembab
Dia merentangkan kedua tangannya dan menguap membiarkan nyawanya terkumpul, tak berselang lama dia beranjak ke kamar mandi, dirinya harus sekolah hari ini
Seperti biasa dia duduk di depan cermin dan menutupi bekas lukannya menggunakan foundation, dia tidak peduli nanti kalau infeksi yang terpenting sekarang adalah agar semua temannya tidak mencurigainya, sedikit memoles make up agar tidak pucat dan menyemprotkan parfume
"selesai" sambil tersenyum alice berjalan keluar mengelewati keluarganya yang sedang sarapan bersama
"Aku duluan"
Tidak ada jawaban dari mereka itu membuat alice menghelakan nafas, dia selalu berjalan menuju sekolahan kalau ditanya diberikan uang oleh papanya atau tidak jawabannya ialah diberikan tapi alice berfikir mending uangnya ia tabung kalau sewaktu-waktu ia butuh
"Hai alice"
Alice mendongakkan kepalanya dan benar dugaannya yang menyapa adalah kak marka, bau parfume dan suaranya sudah dikenali alice
"Jangan nunduk dong al, nanti mahkota kamu jatuh kalau nunduk terus"
"Emang kamu kira aku ini adalah seorang putri dari kerajaan"
Marka terkekeh kecil "Iya kamu adalah putri, tapi dikekang oleh papanya kalau nanti sudah saatnya aku akan menukahimu putri, biar papamu tidak selalu menyakitimu"
Alice menahan ketawa, bagi dia ini sangat lucu "Tapi kalau aku ga mau gimana"
"Aku akan selalu memperjuangkannya sampai kamu mau putri alice"
"Kalau seandainya putri ailyin juga mencintaimu?"
Pernyataan tersebut membuat marka tidak suka apalagi mengingat sikap ailyin sangat keras terhadap alice padahal alice adalah kakaknya sendiri
"Sudahlah, ayo naik"
"ga usah kak, aku bisa jalan kaki"
"Engga kamu harus naik atau aku paksa gendong kamu"
"Ih engga, yaudah-yaudah aku naik"
"Teruslah tersenyum al, aku ga mau kamu harus sedih terus" batin marka sambil melihat kearah spion dan melihat ke arah alice yang sedang tersenyum menikmati udara
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice dan lukanya
أدب المراهقينkeluarga yang awalnya bahagia, anak perempuan yang disayang oleh papanya, semua itu musnah karena kecelakaan yang tidak disadari dan tidak disengaja, dia Alice reana argantara gadis cantik yang menutupi semua luka dan semua imbasan masalah yang tida...