5. Antagonis pria

35 9 1
                                    

Two Fox! ❤️🦊💚 Huang Renjun and Kim Sunoo!






Ia meringis sembari melihat seseorang yang benar-benar ia kenali, sekaligus ia benci yang tengah menemaninya. Setelah Rain pergi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas, Lisa di temani oleh Nathaniel. Suasana terlihat canggung, tak ada percakapan sama sekali. Nathaniel pun sama, tak membuka percakapan.

"Kamu benar-benar berubah," Ucap Nathaniel yang akhirnya, memecahkan keheningan ruang rawatnya.

"Bukan seperti yang, dulu." Ucap Nathaniel lagi sembari tersenyum miris, menatap sang kekasih. Ataupun, Lisa menganggapnya mantan kekasihnya.

"Manusia harus berubah, kan?" Tanya Lisa ia yang tadinya hanya diam sekarang tengah memakan sebuah buah jeruk.

"Tapi..., Bukan ini yang aku mau," Nathaniel menatap mata sang kekasih, tapi sorot cinta itu sudah tak ada lagi.

"Di antara kita, tak ada kata putus. Ingat, itu!" Ucap Nathaniel sembari menekankan kata-katanya.

Sedangkan Lisa berdecih mendengarnya. Ia sungguh muak dengan laki-laki ini. Pokoknya, ia harus putus titik!

Lisa sendiri saat berada di tubuhnya adalah anak yang keras kepala, dan tak mau di atur. Meskipun ia adalah anak beasiswa di sana.

"Tapi, aku mau putus. Gimana dong?" Tanya Lisa yang membuat Nathaniel langsung bangkit dari tempat, duduknya.

"Putus? Tidak ada kata itu. Honey,"  Tangannya mencengkram erat dagu miliknya. Lalu, memaksa Lisa untuk menatapnya.

"Kamu berubah, tapi aku lebih menyukainya." Ucap Nathaniel mengecup bibir mungilnya.

"Lepas brengsek!" Lisa mendorong pelan laki-laki itu hingga Nathaniel menabrak sebuah jendela.

Terkekeh, ia tahu perilaku gadisnya. Ia tahu kalau Lisa selalu mencari tahu apapun yang berhubungan dengan Rain. Sepertinya, Rain harus di bunuh. Ya, Rain adalah hama menurutnya.

"Kamu menyukainya kan?" Nathaniel tersebut miring, ia mengeluarkan ponselnya, lalu menelpon seseorang.

"Hallo,"

"Tolong bunuh seseorang yang bernama Rayyanza Raiva Valeria."

"Saya akan mengirimkan foto, berserta bayarannya. Segera," Ucapnya tegas sembari menutup teleponnya.

"Lihat? Dia akan tewas." Nathaniel tertawa keras sembari menatap gadisnya, yang sudah mengeluarkan air mata.

"Rain? Gak mungkin kan?"

"Aku pengen ketemu kamu."

Ia hanya bisa menangis, tanpa sepengetahuan Nathaniel, ia pelan-pelan mencabut infusnya dan berlari keluar yang kebetulan pintunya sedang terbuka.

"Rain. Aku harap kamu baik-baik saja," Lisa berlari sekencang mungkin, berharap Rain baik-baik saja. Meskipun tenaganya masih lemah, itu tidak penting sekarang. Yang terpenting, hanyalah ia bisa lari dari Nathaniel dan bisa menemui Rain tokoh favoritnya.

Ia sudah sampai di aula rumah sakit, ia bahkan di perhatikan orang-orang karena masih mengenakan pakaian rumah sakit.

Ia bahkan berlari sekencang mungkin, agar bisa keluar dan lepas dari laki-laki yang terlalu gila itu.

"Aku bisa! Setidaknya, demi Rain!" Lisa berlari-lari lalu bersembunyi di gang kecil, berharap kalau Nathaniel tidak melihatnya.

"Kamu dimana? Jangan bikin orang emosi!" Teriak Nathaniel sekencang-kencangnya. Sedangkan Lisa, membengkap mulutnya, agar suaranya tidak terdengar oleh Nathaniel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love You Rain (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang