3. Jiwa Raylisa asli

55 9 0
                                    

Salam dari pencinta AA Bandung fullsun 🐻💚
Padahal bukan, orang Sunda 😅 meskipun, aku tinggal di Sukabumi.

My English teacher 🐶 Jake! I can't believe ni-ki 🥹 that's fake right? You are not right?
Why this moment like nct 🙁
Aku gak tutup mata kok 🙏🏻







Tertawa sembari membayangkan yang telah terjadi itulah yang tengah perempuan berambut panjang itu lakukan. Meskipun tadi, ia sedih. Tapi tidak lagi melihat kelakuan polos milik Rain saat melihat Auralaska dan Nathaniel berciuman. Walaupun, yang memulainya itu ada si perempuan berambut merah muda.

"Kamu lucu banget," Celetuknya saat melihat foto profil yang baru saja dipasang di profile WhatsApp milik Rain. Sepertinya, Rain baru saja mengganti Foto profil-nya. Handsome, really handsome. Bagaimana tidak? Foto profil itu diambil saat dia berkerja, sedang menuangkan kopi dengan aesthetic nya.

Pintu kamarnya terbuka, terlihat seorang pria paruh baya yang membuat traumanya itu datang dengan ikat pinggang di tangannya.

"Kamu apakan istri saya?" Tanyanya sembari mendekati Lisa yang tengah ketakutan.

Lisa dengan cepat menutup telinga rapat-rapat, ia tak mau terluka lagi tidak mau!  Jelas, tak mau!

Luka kemarin saat ia tiba di tubuh Raylisa saja masih ada bekasnya. Ini mau, ditambah? Yang benar saja sudah gila, orang tua ini.

"Apa maksud, ayah?" Tanyanya, karena terhitung ia sudah disini sekitar 5 hari. Meskipun ia benci, tapi ia harus tetap sopan meskipun dialah yang mengambil keperawanan milik Raylisa.

Ia hanya bersekolah, pergi membeli novel, dan menggoda calon pacarnya, Rain. Setelah selesai pun, ia langsung ke kamar. Tak pergi kemanapun aneh, sekali. Sepertinya, ia difitnah oleh sang ibu tiri itu.

"Kamu mengatakan kalau dia jalang, kan?" Tanya ayahnya sembari mendorong kasar tubuhnya. Ah ia ingat ini, chapter dimana saat
Raylisa dicambuk oleh ayahnya dan berlari keluar. Disaat itu tengah hujan dan ada Nathaniel melihat Raylisa dengan punggungnya yang berlumuran darah.

"I never saying, that!" Lisa mengepalkan tangannya, kenapa ia harus sampai di bab ini sih! Sial, ia benci traumanya kambuh lagi.

"Bohong! Jangan bohong kamu." Lisa bahkan menendang bagian bawah ayahnya agar bisa kabur. Tapi sayangnya, ia malah ditahan dan ditarik hingga menabrak sebuah tembok.

"Saya akan memaafkan kamu, kalau kamu cium saya," Lisa menggeleng, tentu ia tidak mau mencium orang bejat ini!

"Beraninya kamu! Hanya cium bibir saya!" Ayah nya Raylisa menyelipkan helaian rambutnya yang berantakan ke sela telinganya.

"TIDAK MAU!" Teriak Lisa tepat di depan wajah sang ayah. Amarah milik ayah Raylisa meluap-luap dan dengan segera mencekik lehernya, dan membanting ia ke kasur dan menamparnya berulang-ulang.

Pipinya memerah, sudut bibirnya sedikit sobek. Bajunya juga sobek akibat, melindungi diri dari sang ayah yang lagi-lagi akan memperkosanya.

Ayahnya mengambil sebuah vas bunga yang kebetulan ada di jendela kamarnya, melemparnya ke arah wajahnya. Yang seketika, membuat keningnya lagi-lagi mengeluarkan darah.

"Argh!" Ucap Lisa menahan sakit sembari menangis.

"Iblis!" Teriaknya saat sang ayah memukulnya berulangkali. Kesadarannya menghilang, dan ia pingsan semuanya gelap pada saat itu juga.

"Tuhan apakah aku akan mati lagi?" Batinnya, saat merasa jiwanya melayang kembali. Bebas, ia merasa terbang saat ini.








I Love You Rain (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang