Prolog

318 34 0
                                    

DUAARRRR!!!!

Sebuah ledakan yang begitu dahsyat menghancurkan keping-keping bangunan yang berada di sekitar nya.

Mansion megah itu telah hancur dan terdapat kobaran api dimana-mana. Bahkan terlihat orang-orang disana terbaring tak bernyawa tergeletak begitu saja.

Lantai yang awalnya bersih menjadi kotor penuh dengan darah, atap berlubang karena ledakan itu. Menimbulkan air yang turun dari langit ikut masuk ke dalam mansion besar tersebut.


"Uhuk! Uhuk"



Pria itu terbatuk dengan mengeluarkan darah dari mulutnya. Tubuhnya ambruk di tanah, bahkan terdapat beberapa tusukan di tubuhnya tersebut.

Wajahnya babak belur, seakan lumpuh. Ia tak ada tenaga untuk bangun. Hanya terbaring ditanah dengan hujan yang menerpa yang begitu deras.

Dari kejauhan terdengar suara cipratan air, seperti suara langkah kaki dari seseorang. Kepala nya sedikit terangkat, dan matanya mencoba melihat siapa yang berjalan menuju ke arah nya.

Pria lain itu berdiri didepannya, menatap nya sembari melemparkan senyum kemenangan padanya. "Aku tidak menyangka, kalau tuan mafia kejam sejagat raya ini, kini tengah terbaring tak berdaya di tanah. Kau sekarang begitu menyedihkan, Khaotung"

Pria itu menarik kerah baju Khaotung. Sementara Khaotung hanya menatap nya sinis. Dia terkekeh dengan tatapan itu.

"Tatapan mu ternyata masih seperti biasa, padahal sebentar lagi kau akan mati"

"Aku lebih baik mati daripada harus menderita di tangan mu"

"Kau masih belum menyerah ternyata-"

Bughk!

Pria itu memukul Khaotung dengan sangat keras. Membuat nya terkapar lagi di lantai.

Duaghk!

Bugh!

Dia menginjak bagian perut Khaotung berkali-kali dengan keras. Membuat nya terbatuk hingga mengeluarkan darah, ditambahi dengan darah dari hidung nya yang mengalir deras.

Dia terkekeh sinis. "I'm sorry khun. But, i'm win now. Dan, semua yang kuingin kan akhirnya ku dapatkan"

"Kau sudah tak akan bisa berbuat apa-apa lagi sekarang. Karena semuanya sudah menjadi milikku"

"Ba-bangsat kau!" Ia berusaha untuk bangun. Namun, itu hanya sia-sia saja, kaki nya bagai ditusuk ribuan jarum. Kesadaran nya hampir menghilang. Membuat yang berdiri hanya menampilkan senyuman nya saja.

Pria itu mengeluarkan sebuah pistol, kemudian menuding ke arah nya.

"Daripada melihat mu tidak berdaya seperti ini. Lebih kau mati saja, karena semuanya sudah berakhir"

"Pergi saja kau ke neraka"

Jemari nya sudah ancang-ancang menarik pelatuk nya.

Khaotung hanya terkapar dilantai dengan keadaan yang bisa disebut sangat tidak baik-baik saja. Bahkan sangat mengenaskan, lebih baik ia mati saja.












































































DORR!!













~*~

Hay semuanya, bertemu author yang kini sudah kumat buat cerita baru lagi. Dengan alur yang sangat-sangat tidak menyambung sama sekali.

Kalo ada ide biasanya gak akan dulu di tulis, takut nya entar gak bisa lanjutin. But, entah kenapa nih ide selalu aja neror setiap menit detik nya.

Ya, kalian tahu lah kesana nya, daripada nih ide neror mulu, yaudah mending tulis aja langsung. Tangan author terlalu gatel '✋🏻😔🤚🏻'

Sebenernya malu mau publish, because takut gak ngefeel ntar. Kedepan nya juga gak tahu bakalan end or mogok tengah jalan, itu tergantung jalan pikiran author sendiri:)

Dah lah malah curhat:v

Next or stop?

Transmigrasi || [FirstKhaotung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang