Halaman 03

45 10 0
                                    

Hari berlanjut seperti biasanya di Marvalona, kehidupan terus terbujukan. Meskipun begitu, sekolah tampak sangat sepi, padahal sudah hampir jam pertama.

Padahal biasanya pada waktu ini, sekolah akan menjadi sangat ramai dengan suara-suara siswa yang bercengkrama. Akan tetapi, suasana sekolah saat ini sangat berbeda dengan biasanya.

AZAM tiba di sekolah dengan terkejut melihat suasana yang sangat sepi. Ashel terlihat sangat khawatir sehingga langsung mengecek ponselnya untuk melihat apakah sekolah sedang dalam kondisi libur, namun setelah mengecek ponselnya tidak ada kabar sama sekali.

Hal ini menjadi semakin membingungkan. Zee kemudian bertanya dengan suara terbata-bata, "Apakah kita sedang libur?"

Ashel menggeleng, dia juga melihat beberapa murid disana itupun bisa dihitung dengan jari. Ashel mengajak masuk kesana siapa tau sedang ada pengumuman atau mereka rata rata sudah masuk kedalam kelas

Ashel menggelengkan kepala, menunjukkan bahwa dia memang belum menerima informasi yang dapat menjelaskan mengapa sekolah tersebut tampak sangat sepi.

Kemudian, ia mengajak ketiganya untuk masuk kedalam sekolah untuk mencari informasi dari pengumuman.

Mungkin saja semua siswa sudah berada dikursi masing-masing, atau mungkin mereka sedang ada pengumuman penting.

Mereka terus bertanya-tanya dengan siswa-siswa lainnya untuk mencari informasi. Namun, tampak sangat jelas bahwa para siswa tersebut juga sama saja dengan mereka. Semua siswa terlihat sangat kebingungan atas situasi yang saat ini sedang terjadi.

Seiring berjalannya waktu, Kathrina terlihat berada disekitar sekolah sendirian tanpa peduli dengan ketidakadaannya manusia pada saat itu.

Kathrina hanya terus tersendiri tanpa ada niatan untuk bergabung dengan siapa pun. Dia mungkin hanya merasa lebih nyaman berada dalam zona nyamannya sendirian.

Kathrina dapat merasakan ada seseorang yang berjalan dibelakangnya sehingga ia pun mulai memelankan langkahnya untuk membiarkan orang itu lewat.

Namun, ternyata tidak ada perubahan pada kecepatan orang yang berada dibelakangnya sehingga ia baru saja merubah langkahnya menjadi lebih cepat menuju ke kelasnya.

Saat Kathrina sudah berada dalam kelas, terlihat beberapa orang yang sudah berada di dalam kelas. Saat ia akan menaruh tasnya, ternyata Marsha melewatinya dengan sangat cepat. Dia kemudian bertanya dengan suara pelan apakah orang di belakangnya saat itu Marsha.

"Apakah yang tadi itu Marsha?" tanya Kathrina pada dirinya sendiri sambil menunjukkan ketakutannya.

Walaupun awalnya keadaan sangat sepi, namun perlahan dengan kedatangan siswa yang semakin banyak keadaan menjadi lebih seperti biasa ketika pagi hari.

Beberapa siswa dapat terlihat berjalan dengan cepat sambil membawa barang-barang sekolah, sementara sebagian lainnya lebih senang jalan dengan langkah-langkah yang lebih santai.

Kathrina merasa ada yang aneh dengan situasi saat ini, seakan-akan semuanya berada dalam mimpi yang sangat panjang yang membuat ia merasa sangat tidak nyaman dengan keadaannya.

Namun, Kathrina menjadi tidak peduli dengan situasi tersebut sehingga ia bahkan tidak menyadari banyaknya siswa kelas 10 baru yang berada di sekolah.

Beberapa saat kemudian, Kathrina melihat ke belakang dan melihat Marsha di bawahnya memperhatikan dari bagian belakang.

Dia awalnya merasa sangat terkejut melihat bagaimana pandangan Marsha begitu tajam kepadanya sementara Kathrina tahu dia begitu saja hanya memberikan pandangan dingin tanpa ada maksud khusus.

Marsha mungkin menjadi seorang yang sangat kuat sehingga ketiga teman sendiri pun merasa sangat takut. Kathrina tentu saja sangat tahu bahwa dia masih belum bisa sebanding dengan Marsha, namun ia selalu tetap bersikap dingin tanpa merasa takut ketika berada dekat dengan Marsha.

Kathrina sangat terkejut ketika melihat sebuah sihir yang terlihat sangat cepat melewati hadapannya sementara saat ia menatap sekeliling, "pranggg" sebagian siswa terlihat sangat terkejut dan juga mulai berteriak melihat pecahan kaca jendela jatuh menimpa lantai akibat sihir tersebut.

Saat ia melihat Marsha yang belum bergerak dari duduknya tetapi terus menatap dengan tatapan datar ke arah pintu, Kathrina merasa sangat penasaran dengan apa yang akan Marsha lakukan.

Walaupun Kathrina merasa sangat penasaran dengan apa yang akan Marsha lakukan, tetapi ada rasa takut yang sangat tinggi berada dalam dirinya. Dia sangat khawatir tentang situasi saat ini sehingga ia pun mulai menahan napasnya.

Di lorong sekolah terlihat banyak orang-orang memakai jubah hitam memasuki sekolah. Jumlahnya terlihat sangat banyak sehingga Kathrina merasa sangat heran dengan kenapa tiba-tiba banyak orang yang berpakaian hitam dan masuk ke sekolah. Dia bahkan merasa tidak asing dengan mereka.

Kathrina berhenti sejenak untuk berpikir, mencoba menyimulkan alasan mengapa semua terlihat begitu aneh selama ini bahkan ketika ia berada dalam situasi yang sangat panik.

Kathrina melihat ke ponselnya yang terlihat menampilkan, "Rabu". Dia melihat seisi kelas hanya ada beberapa orang yang terlihat sangat sedikit. Pandangan Kathrina kemudian bertemu dengan pandangan Marsha yang terlihat sangat tajam.

Kathrina mulai bertanya-tanya dalam fikirannya, "Ada apa dengan Rabu?" Dia tersadar bahwa hari itu adalah 'Wartarahu', tidak heran jika keadaan sekolah hari itu sangat sepi. Dia tidak percaya bahawa dia bisa begitu saja lupa pada hari yang sangat keramat ini.

"Wartaharu", yang merupakan gabungan antara "Warta" yang berarti "berita" dalam bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia dengan "Haru" yang berarti "teror" dalam bahasa Jerman. Yang artinya teror di hari rabu.

Fenomena ini awalnya hanya menjadi sebuah mitos yang dianggap tidak banyak orang dan hanya diceritakan oleh nenek moyang dahulu.

Tapi sekarang para orang-orang yang mengenakan pakaian hitam selalu datang ke kota Marvalona untuk menghancurkan segalanya, serta mencari seorang korban atau benda bersejarah yang ada di Marvalona.

Kathrina menjadi panik tidak karuan dan dengan cepat ingin melarikan diri. Saat ia akan keluar dari pintu, ia tidak bisa bergerak lebih jauh karena ia menjadi tertarik kembali ke dalam. Dia melihat bayangan hitam yang menariknya dan saat ini posisinya berada di samping meja Marsha.

Kathrina melirik ke samping dengan mata malas. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Di kursi, Marsha duduk dengan sangat santai, seolah tidak terjadi apa pun di dunia ini.

"Sha, lepaskan aku!" kata Kathrina saat dia berusaha melepaskan diri. Tetapi setiap gerakannya hanya membuatnya lebih lelah. "Jangan - keluar!" kerasnya Marsha.

Seolah-olah semua pelajar sekolah ini sengaja melupakan hari yang sangat penting ini. Mereka semua berdiam saja di dalam kelas mereka, hampir sepanjang hari.

Hanya saja, seolah takdir berpihak kepada mereka, para anggota orang-orang berpakaian hitam itu tidak dapat menemukan mereka. Sebuah peristiwa yang sangat menguntungkan.

Waktu terus berlalu, sekarang saatnya untuk pulang dari sekolah. Keadaannya sangatlah sepi, sesuatu yang disengaja. Beberapa guru mulai datang ke sekolah setelah mendapat kabar mengenai beberapa siswa dan siswi yang bersekolah.

Guru masuk dengan wajah muram, seolah sudah menduga hal itu akan terjadi. "Kalian semua, kenapa seperti ini? Ini sudah hampir semuanya bersekolah. Lupa kah kalian?" tegurannya kepada semua murid di sana. "Bagaimana kalau kalian semua tidak selamat?!"

Kathrina berada di parkiran sekolah dan dirinya berada disamping mobil, Christy langsung saja mengeluarkan segudang pertanyaan. Dari kenapa dia sampai lupa hari penting ini, bagaimana keadaannya saat dijerat oleh Marsha, dan lain sebagainya.

"Kamu ngerasa ada yang aneh gak kah, Kath?" tanya Christy sambil mengemudikan mobil. Kathrina menoleh ke samping, bertanya dengan pertanyaan yang diajukan temannya. "Aneh?" tanyanya penasaran.

Christy mengangguk-anggukkan kepala, "Iya aneh. Kok hampir sebagian orang sekolah? Terus kenapa kalian bisa aman saja? Dan kenapa Marsha cuma santai saja." Christy melanjutkan panjang lebar.


***

tbc.


Beyond the VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang