"Aku baru tau kalau kamu mempunyai kakak, aku mengira kamu anak tunggal," Kathrina awalnya sedang fokus pada ponselnya ketika dia mendengar kata-kata itu. Matanya perlahan-lahan berbalik untuk menghadap orang yang berbicara dengannya.
Kini tiga perempuan sedang duduk di beberapa kursi di dekat sebuah meja di dalam kantin sekolah. Mereka sedang makan siang dan saling berbagi gosip, dan juga mereka tidak habis pikir kenapa Kathrina bersekolah kemarin.
"Kathrin pernah bercerita sebelumnya," Christy yang menjawab. Ada begitu banyak informasi dalam kepala Freya sehingga seringkali beberapa detail tertentu mudah terlupa. Entah itu akibat sudah lama, atau akibat dari banyaknya pengalaman dan cerita yang harus dia ingat.
"Iyakan?" tanya Christy pada Kathrina lalu mendapat balasan dengan anggukan kepala, mereka berbincang membahas apapun tapi sesaat kemudian AZAM memasuki kantin.
Terasa sakit saat tangan Christy menyikut lengannya, Kathrina menoleh untuk melihat arah pandangan Marsha yang tertuju kepada mereka bertiga, lebih tepatnya hanya tertuju kepada Kathrina.
Itu membuat Christy ingin kembali ke topik pembicaraan sebelumnya saat mereka berada di dalam mobil. Namun sebelumnya, Kathrina telah sengaja mengalihkan pembicaraan.
Christy sedang mempertimbangkan untuk bertanya secara khusus kepada Kathrina, tetapi sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Freya sudah bersuara terlebih dahulu.
"Kalian percaya? Kalau tentang Wartarahu itu ada hubungannya dengan Marsha," kata Freya sambil melirik cepat ke arah Marsha, yang duduk hanya beberapa meter dari mereka.
Marsha duduk beberapa meter jauhnya dari mereka, tetapi dia dapat mendengar setiap helaan napas mereka dengan sangat jelas. Dengan bakat khusus yang dimiliki Marsha, dia sangat pandai dalam mendengarkan bisik-bisik bahkan dari jarak jauh, terutama jika namanya sedang disebut-sebut dalam percakapan.
Dia perlahan-lahan menyandarkan tubuhnya tepat di atas kursi, sambil memperhatikan ketiganya dengan cermat melalui ekor matanya.
Kathrina mencoba ikut campur dalam obrolan, dengan berharap untuk menutup topik pembicaraan yang telah terlewat ke situasi ini, walaupun dia hanya berharap masalah ini nanti bakal baik-baik saja.
"Tapi kita kan belum tau apa dia bakal melakukan sesuatu," kata Kathrina.
Freya hanya bergumam sambil mengangguk dalam diam, sebelum akhirnya kembali berbicara kembali. "Ya, tapi posisinya jauh lebih tinggi daripada kita," katanya."
Sekejab saja, Freya langsung terkejut saat merasakan kekuatan bayangan milik Marsha yang melilitnya. Kathrina serta cepatnya berdiri dan mulai menyerang guna melepaskan jeratan bayangan Marsha.
"Aduh!" sambar Marsha saat mendapat serangan Kathrina. Dia melirik tajam kepada keduanya sambil bertanya, '"Kenapa kalian menuduhku?"
Marsha dengan kesal bertanya kepada kedua temannya dengan seketika semua diam. 'Tidak ada jawaban?'
Dia kemudian berdecih ke arah kekalahan mereka. ''Kalau ini bukan di sekolah, kalian sudah berakhir,' katanya dengan keras, sebelum akhirnya berubah melangkah pergi meninggalkan ketiganya.
Beberapa saat berlalu dalam keheningan setelah Marsha pergi, saat itu juga Freya semakin yakin dengan apa yang dia pikirkan sebelumnya.
Dia akhirnya memecah keheningan dengan mengatakan kepada kedua temannya, "Harus aku katakan pada kalian untuk berhati-hati"
Waktu istirahat sekolah telah berakhir, dan para siswa mulai kembali ke kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran hari tersebut.
Beberapa jam selanjutnya akan terasa seperti penyiksaan saat para siswa menyelesaikan pelajaran yang diberikan kepada mereka sebelum mereka akhirnya bisa pulang.
Seiring dengan mereka bersusun dalam lorong di dalam sekolah, obrolan mengenai Marsha terus berlanjut tanpa ada tanda ingin berhenti. Freya dengan lantang mengekspresikan kebencian dirinya kepada Marsha, bahkan sampai bilang kalau dia sangat membenci dirinya.
"Aku sudah ditungguin disana," Kathrina memutuskan untuk ikut pulang bersama kakaknya setelah berbicara untuk beberapa saat. Freya akhirnya berhenti berbicara saat dia penasaran dengan kakak Kathrina. "Dia dimana?" tanya Freya dengan penasaran.
Kathrina tidak memberikan jawaban kepada Freya dan hanya merapat bahunya sebelum berlari meninggalkan kedua temannya. Dia kemudian dengan cepat mengenyahkan diri ke dalam mobil dengan melangkah masuk ke bagian depannya.
Orang yang sedang berada di kursi kemudi sekarang melirik ke arah Kathrina sebelum kemudian bertanya, ''Udah?"
Kathrina memastikan sabuk pengaman sudah tepat tertaut sebelum kemudian menganggukkan kepala kecilnya untuk memberikan tahu kalau dia sudah siap. Setelah beberapa saat, mobil akhirnya mulai berjalan meninggalkan tempat parkir.
Mobil itu kemudian melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya yang mulai ramai oleh banyaknya manusia juga mobil yang lewat. Mobil terus berjalan dengan mudah menembus lalu lintas yang mulai meningkat sewaktu waktu sore hari semakin mendekat.
***
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond the Veil
FantasyMarvalona mungkin dikenal oleh orang luar sebagai kota sihir, namun kenyataannya ini adalah kota tempat tinggal individu-individu dengan kemampuan luar biasa. Di balik fasad kota yang penuh dengan pengetahuan supernatural, Marvalona telah menjadi s...