3.hari-h.

169 12 0
                                    

Di sebuah Gereja besar yang berada di kawasan pinggir kota Seoul, diisi oleh beberapa keluarga, dari keluarga Jaehyun dan Taeyong. Ya, hari ini adalah hari diselenggarakannya pernikahan Jaehyun dan Taeyong, dan hari ini adalah hari peresmian pergantian marga dari Lee ke Jung untuk Taeyong.

Di ruang rias, Taeyong sedang di rias oleh MUA terkenal, di sana ia di temani oleh sang ibu.

"Apakah yongie sudah siap untuk nanti?" tanya sang ibu


"Sudah, tapi yongie deg-deg sini.." jawabnya sambil menyentuh dada nya.

Di ruangan lain, Jaehyun juga sedang bersiap, ia sedang memakai Jas yang sudah di siapkan.

"Apakah kau sudah siap Jay?" tanya Johnny, ia adalah teman Jaehyun. Dan Jay adalah nama Jaehyun ketika kuliah di US dulu.

"Mengapa kau terlihat sangat muram dihari pernikahanmu?" tanya Yuta ikut menimpali, Yuta juga teman Jaehyun.

"Kalian tau? Jika aku menikah dengan seseorang yang cacat?!" ucap Jaehyun dengan penegasan di kata cacat.

Beberapa hari lalu Jaehyun telah diberi tau oleh sang ibu jika ia akan menikah dengan seseorang yang cacat mental.

Teman-teman nya pun kaget, karena setahu mereka Taeyong adalah seorang pria yang normal, dan tak memiliki riwayat penyakit bawaan lahir apapun.

"Jika begitu mengapa kau mau menikah dengan nya? Oh, ayolah seorang Jung Jaehyun yang sangat menjunjung tinggi kesempurnaan harus menikah dengan seseorang yang cacat?!" ucap Yuta dengan nada mengejek yang sangat kentara.

"Itulah mau ku, tapi harus bagaimana lagi? Jika aku tidak menikah dengan nya semua fasilitas ku akan di cabut." jawab Jaehyun.

"Yang ter penting kita do'akan semoga kau bisa melalui semua ini, semangat!" ucap Johnny dan di angguki oleh Yuta. Mereka berdua keluar dari ruangan itu karena Jaehyun sebentar lagi akan menaiki altar.

.

.

sekarang Taeyong berjalan menuju Altar, ia berjalan dengan diiringi oleh Yoona selaku sang ibu. Di sana tidak banyak orang yang tau jika Taeyong memiliki kelainan mental, sehingga jarang orang yang memandang rendah Taeyong.

Saat Taeyong berjalan, Jaehyun sempat terpana dengannya, tapi pemikiran itu hanya sesaat setelah Taeyong sudah berada di samping nya.

Taeyong terus menundukkan kepala nya karena ia memang tak terbiasa dengan keramaian.

"Mengapa kau selalu menunduk?, angkatlah kepalamu untuk menghormati para tamu!" tegur Jaehyun dengan tegas.

Tak ada jawaban dari Taeyong melainkan ia langsung menegakkan kepalanya seolah ia patuh pada Jaehyun.

Janji suci pun telah terucap dari mulut Jaehyun maupun Taeyong yang di tuntun oleh sang pendeta.
Sekarang mereka berada di sebuah gedung yang sangat mewah, dengan diisi dengan beberapa tamu keluarga dan kolega dari ayah Jaehyun.

Semua tamu terlihat senang dan turut berbahagia karena putra dari rekan kerja mereka akhirnya menikah, Namun diam-diam ada seorang pria yang melihat keduanya seperti tak suka, lebih tepatnya kepada Taeyong. tapi tak ada seorangpun yang sadar dengan kegiatan pria itu.

"Kau diam di sini, jangan kemana-mana! Aku ingin menyambut para kolega ku!" ucap Jaehyun meninggalkan Taeyong di sebuah bangku.

Taeyong hanya mampu mengangguk pelan dan melanjutkan kegiatan memakan kue coklatnya dengan damai.

Namun tak lama dari kepergian Jaehyun, seorang wanita dengan memakai setelan jas yang cukup formal dan rapi menghampiri nya.
"Apakah ini Lee Taeyong?"

"Eum.. Eonnie siapa?" tanya Taeyong pada wanita tersebut.

"Owh.. Perkenalkan aku Lalisa Manoban, selaku guru bimbingan mu, sesuai perintah nyonya Tiffany." ucapnya sambil mengacungkan tangan bermaksud untuk berjabat tangan.

"Lee Taeyong imnida..." ucapnya sambil membungkuk kan setengah badannya.

"Hey, tak perlu terlalu formal padaku, anggap saja aku adalah temanmu." ucap Lisa dibalas dengan anggukkan kepala oleh Taeyong.

Saat Taeyong dan Lisa asik mengobrol, Tiffany datang bersama sang suami menuju tempat dimana Taeyong dan Lisa duduk.
"Bagaimana Lisa? Apakah masih bisa sembuh?"

"Masih nyonya, namun butuh beberapa waktu untuk membuatnya sembuh secara total." jawab Lisa dengan sedikit helaan nafas di akhir kalimatnya.

"Ya sudah, tak apa yang penting menantu ku ini bisa sembuh" jawab Tiffany.

Tanpa di sadari, mereka tengah di tatap bengis oleh seseorang, tatapan tak suka itu sangat kentara pada wajah rupawan Jaehyun.

.

.

Acara pun akhirnya selesai, Jaehyun dan Taeyong pun pulang di rumah mereka(?) ya, sebut saja seperti itu karena rumah ini adalah rumah pemberian orang tua dari Jaehyun. Ini adalah pertama kali, benar kalian tak salah mengeja. Ini adalah pertama kali mereka di satukan di sebuah rumah hanya berdua.ingat hanya berdua.

"Mengapa kau tetap berdiri di situ? Cepat masuk!" sentak Jaehyun pada Taeyong yang masih berdiri di depan pintu kamar.

Taeyong pun akhirnya masuk dan langsung mendudukkan diri di sofa kamar.

"Apakah kau menyukai sofa itu?"

Tak ada jawaban dari Taeyong.

"Hei, apakah kau menyukai sofa kecil itu?"

Masih hening, hal itu membuat Jaehyun geram dan langsung berdiri mendekati Taeyong lalu mencengkram rahang Taeyong agar kepala mungil itu menghadapnya.

"Jika kau mendengar pertanyaan dari siapa pun, tolong jawab dengan benar dan cekatan, karena tidak semua orang memiliki kesabaran yang seperti ibumu."

"Dan satu lagi, kau malam ini akan tidur di sofa kecil ini. Jangan berani untuk menaiki ranjang itu. Kau paham?"

Hanya ada anggukan dari di manis. Setelah itu Jaehyun langsung pergi menuju ranjangnya dan bersiap untuk tidur. Taeyong yang melihat hal itu pun hanya diam. Ia berusaha untuk menidurkan diri di sebuah sofa kecil itu. Walaupun kakinya kepanjangan, ia tetap berusaha untuk tetap menidurkan dirinya.

TBC.

_Idiot wife_ [ JAEYONG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang