28. L-LIAM HARRY ABIGAIL.

968 113 11
                                    




Setelah kisah itu selesai, kita yang selalu bersama kini hanya tersisa kenangan saja.

******

Liam Harry Abigail
Bin
Gito Laksana

Lahir: 10 Juni 2005
Wafat: 2 September 2024

Setelah acara pemakaman selesai, Delyn tak berhenti untuk terus mengamati makam yang ada di hadapannya, makam yang bertuliskan LIAM HARRY ABIGAIL di batu nisannya. Tak pernah terbayangkan di pikirannya, tak pernah ada rasa firasat, Liam pergi dengan damai kemarin.

Di belakang Delyn ada Nino, Gio, Lion, Erine, Kimmy, Lana, Trisha, dan Aralie yang mengelilinginya, membersi kesempatan pada Delyn untuk mengunjungi makam Liam.

"Sayang, baru kemarin, tapi aku udah rindu." suara dari Delyn itu terdengar bergetar. Diikuti juga isakan tangis dari Aralie yang tak bisa di tahan.

Bukan terkadang lagi, tapi selalu. Ya, kehilangan selalu mengerikan, kita di paksa untuk menerima, dan menjalani hari-hari selanjutnya yang tidak ada orang itu lagi di dalam cerita.

"Liam, terimakasih sudah mampir di kehidupanku, dan terimakasih sudah bercerita tentang kerasnya duniamu."

Sekarang hingga kedepannya sudah tidak ada lagi tameng untuk Delyn, tidak ada lagi cowok yang selalu mengirimnya pesan random, tidak ada cowok yang membuatnya tertawa. Semuanya selesai dan tidak ada lagi.

Liam, Di kepala Delyn akan mengenang baik nama itu, cowok hebat dan kuat yang pernah ada di hidupnya.

Ternyata, ucapan semua orang benar, 'Setiap orang itu ada masanya, dan setiap masa itu ada orangnya'. Dan kini Delyn yang mengalaminya, seperti kata Liam, gue akan cinta sama lo hingga masanya selesai. Dan sekarang masa itu sudah benar-benar selesai.

"Lyn, udah. Yuk kita pulang." kata Lana.

"Nggak, Lan. gue masih mau sama Liam."

Mata Nino sekarang terasa panas, dulu Nino merasakan apa yang di rasakan oleh perempuan itu, kehilangan seseorang dan di paksa untuk ikhlas akan kepergian orang itu, tapi setiap orang memang memiliki masanya masing-masing, dan di dunia tidak ada yang abadi. Lucu jika kita meminta abadi di dunia.

Aralie memberi kode kepada semuanya untuk beranjak pergi lebih dulu, urusan Delyn, biar itu menjadi urusan Aralie.

Lumayan lama Delyn di sana bersama Aralie, banyak cerita yang Delyn tumpahkan, setelah Aralie ikut menyamai posisinya.

Awan kekukinang, angin berhembusan datang, di balik itu semua ada suara tangisan-tangisan yang pecah. Saat ini, Delyn sangat ingin untuk mengatakan, suatu hari jika kita tidak bersama, aku akan menunggumu, selema dan sesulit apapun itu. Tapi percuma, dia tak akan datang dan kembali lagi.

"Selamat tidur, dan tidak akan bangun lagi, ketua dan kesayanganku."

"selemat untuk menepatin janji kamu kemarin."

"Janji apa, kak?." tanya Aralie.

Delyn mencoba tersenyum sebelum menjawab, "Liam janji, kalau aku akan menjadi cinta terakhirnya, dan menjadi perempuan terkahir yang ingin dia kenal."

ABOUT DELYN (Lilyn) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang