10. SEBUAH KETERTARIKAN

909 143 10
                                    






Di bumi, selalu ada hal yang tidak akan pernah di lupakan.

*****

Sejatinya manusia akan melupakan sesuatu yang sudah hilang, di bumi ini akan selalau ada hal baru yang akan datang, tidak ada yang menetap di bumi, bahkan manusia sekalipun, pasti akan tergantikan atau terlupakan, begitu siklus di bumi yang luas ini.

Di rumah Delyn kali ini seperti tak biasanya, ada Adnan yang sedang berbicara asik dengan Liam, entah pakai jampi-jampi apa si Liam bisa membuat Adnan percaya dan menerima Liam di rumah ini.

"gimana latihannya, lancar?" tanya adnan di iringi menyeruput kopi buatan istrinya.

"aman, om." balas Liam.

"kalau bisa, ajarkan juga Delyn tentang bela diri, supaya dia bisa jaga diri nantinya."

"nanti saya ajarkan, om." balas Liam.

Adnan tersenyum kecil, ia menatap dalam wajah Liam, di tatapannya itu ada sepatah kata yang terucap, ada harapan yang di berikan, dan ada kepercayaan pastinya. Semoga tidak ada yang mengecewakan setelah ini.

"nah, ini orang yang kamu tunggu udah keluar," beritahu Adnan, ia melihat Delyn sudah keluar dari rumah. "ya udah, om masuk dulu." lanjut Adnan, ia beranjak dari duduknya tak lupa membawa secangkir kopinya lalu masuk ke dalam rumah.

"iya, om." balas Liam, tersenyum.

Segera Delyn menempatkan diri duduk di teras rumahnya bersampingan dengan Liam yang sudah lebih dulu duduk di sana.

"bicarain apa sama ayah?." Tanya Delyn penasaran.

"bicarain tentang perang dunia." balas Liam denga tawa ringannya.

Delyn menatap aneh Liam, untung ganteng.

Liam menarik sudut bibirnya melihat wajah Delyn yang menatap aneh dirinya.

"mau tahu hal ajaib yang pernah gue rasain di dunia ini, nggak?" kata Liam.

Alis Delyn terangkat, wajahnya mengisyartkan penuh tanya. "apa?"

"menghirup udara di sebelah lo." Balas Liam.

"ajaib darimananya?." bingung Delyn, lagian manusia memang dimana-mana diharuskan untuk menghirup udara.

"ajaib, soalnya nggak pernah terbayang di pikiran gue, kalau gue bakalan ada di samping lo, sedeket ini." beritahu Liam.

"semoga, yang menyenangkan seperti ini, tidak akan pernah berubah, ya?" lanjut Liam.

Perempuan itu mendekatkan mulutnya di telinga Liam, sambil berbisik. "Tuhan menciptakan apa yang ada di seluruh dunia, lalu ia berpikir untuk menciptakan sesuatu lagi."

Liam mengerutkan keningany, wajahnya seperti bertanya. "apa?"

"Kita."

Bersamaan dengan jawaban Delyn, wajah Liam lagi-lagi dibuat memerah olehnya, jantungnya berdetak hebat tak beraturan. Akhirnya setelah sekian lama Liam berhasil menemukan alasan untuknya kembali tersenyum bahagia lagi.

ABOUT DELYN (Lilyn) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang