🎀 1.2 🎀

56 9 0
                                    

Happy reading! ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading! ✨


ᯓᡣ𐭩⋆𐙚₊˚⊹♡⋆౨ৎ˚⟡˖ ๋࣭࣪⭑ֶֶֶָָָ֢֢֢𖹭ᝰ.ᐟ





Sungguh lelah Evan dalam menghadapi hari-harinya. Ia pikir di Surabaya lebih sejuk dari pada Jakarta, namun faktanya sama saja.

"Van, istirahat dulu"

"Iya, ntar lagi selesai"

"Gak usah ngebut, santai aja kata pak Heru"

"Pencegahan ada kerjaan lagi sih. Eh, si Ian kemana?"

"Beli kopi, lo gue beliin latte"

"Thanks. Ah, akhirnya kelar juga"

Evan membuka tas kerjanya dan melihat disana masih ada buku catatan milik orang asing yang ia temukan hari lalu.

Akhirnya ia membuka dan melihat nama atau nomor si pemilik.

Di halaman depan tidak ada, ia buka satu per satu halaman.

Isinya hanya catatan yang mungkin saja penting bagi si pemilik buku.

Ada beberapa foto juga disana.

Akhirnya ia temukan nama dan nomor pada akhir halaman.

Bersamaan dengan itu, Ian datang membawa tiga cup es kopi.

Tak lupa berterima kasih pada Ian sebelum ia meminum kopinya.

"Punya siapa itu? Kayaknya bukan tulisan lo"

"Emang bukan, gue nemu di bis. Punya orang jatuh"

"Lo ngapain buka-buka anjir"

"Ya mau cari pemiliknya, mau gue balikin"

"Udah?"

"Udah, ada alamatnya juga. Gak jauh dari sini"

"Mau lo balikin sekarang?"

"Ya, pulang kerja ini. Gue bawa ya mobilnya"

"Bawa aja. Tapi bensinnya habis sih"

"Lo habis dari mana anjing?! Kemaren baru ngisi"

"Biasa.... Hehe"

"Sialan. Ya udah gue isi. Seratus aja"

"Pelit amat. Nih gue tambah"

"Nah, gitu dong peka"

"Yeuuuu... Ya udah gue kerja dulu"

"Yoi"

Evan berpamitan pada Kiehl dan juga Ian untuk pulang terlebih dahulu.

Melajukan perjalanannya ke alamat si pemilik buku.

Perjalanan yang Evan tempuh hanya kurang dari dua puluh menit hingga dirinya sampai didepan rumah orang tersebut.

Evan memencet bel rumah dan keluarlah seorang wanita dari dalam rumah.

Cynefin 🌷 MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang