YEJI dan Hyunjin berlari memasuki rumah sakit setibanya mereka di sana.
"Sus, pasien kecelakaan atas nama Yeonjun Wiliam di ruang mana, ya?" tanya Hyunjin.
"Sebentar, Mas." Suster itu mengecek nama yang Hyunjin tanyakan. "Pasien kecelakaan atas nama Yeonjun Wiliam? Baru saja dibawa ke ruang operasi atas persetujuan dari walinya."
"Ruang operasi berapa?"
"Operasi dua, Mas."
Mendengar itu Hyunjin langsung berlari menuju ruang operasi yang disebutkan oleh suster, diiringi dengan Yeji yang udah ga ketolong paniknya.
-
Keduanya duduk di kursi tunggu di depan ruang operasi. Yeji terus-terusan menangis, bahkan sampai terisak-isak, hal itu membuat Hyunjin menatap iba.
Operasi baru berjalan sejak setengah jam yang lalu, dan ntah kapan akan selesai.
Hyunjin terus-terusan melihat lampu operasi itu, berharap bahwa lampu itu akan mati, yang berarti operasi telah usai.
Hyunjin menghela napas panjang, lalu menatap Yeji yang lagi-lagi sedang menangis. Tangan lelaki itu tergerak untuk mengelus pundak Yeji.
Tanpa Hyunjin duga, bahwa tindakannya membuat Yeji semakin terisak. Tapi disisi lain, hal itu membuat Yeji lebih tenang.
"Ji? Gue pergi sebentar, ya? Lo bisa tunggu di sini, kan?"
Yeji menatap Hyunjin dengan mata merah bengkaknya. Gadis itu mengangguk. "Iya."
Hyunjin berjalan menjauh. Lelaki itu ingin meminjam selimut kepada suster, baju Yeji terlalu basah, takutnya gadis itu terserang flu. Sekalian Hyunjin juga akan membeli makanan.
Cukup lama Yeji menangis sendirian, kini ia sudah sedikit lebih tenang. Gadis itu bersandar, mulutnya tidak habis-habis berdoa untuk kelancaran operasi Yeonjun.
"Ni pake." Hyunjin memberikan selimut yang ia pinjam kepada Yeji. "Gue juga beli makanan. Udah malam, dan kita belum makan."
Yeji ingin menolak, tapi Hyunjin dengan paksanya menaruh makanannya pada tangan Yeji.
"Kalo lo sakit, siapa yang ngurus sahabat gue?" Hyunjin berbicara dengan wajah datarnya. "Makan!"
Dengan terpaksa Yeji menyuap makanan yang Hyunjin berikan. "Udah hampir sejam lebih."
Hyunjin mengangguk pelan. "Mungkin operasinya susah."
-
Tidak lama setelah mereka selesai makan, pintu ruang operasi pun terbuka, muncul seorang dokter dari sana.
Keduanya langsung berdiri.
"Dok? Gimana operasi ruang dua? Dokter bukan yang ngoperasinya?" tanya Hyunjin tergesa-gesa. "Dia punya penyakit, Dok."
Yeji mengerutkan keningnya saat mendengar Hyunjin berbicara begitu.
"Iya, saya yang mengoperasi pasien atas nama Yeonjun Wiliam, kami sudah tau tentang penyakitnya dari orang tuanya. Sekarang pasien sedang dioperasi dokter lain karena tugas saya sudah selesai."
"Penyakit? Penyakit apa?" tanya Yeji.
"Mata Yeonjun kadang itu rabun, gue takut banget pas kejadian kecelakaan itu pas matanya lagi kambuh," jawab Hyunjin.
"Mata rabun?" Dokternya malah bertanya. "Dia punya penyakit tumor otak."
"HAH?!" Hyunjin terperanjat kaget. "T-tumor? Dia bilang katanya rabun, Dok?"
Yeji hampir oleng kalau saja tidak Hyunjin tahan.
"Mata yang terkadang rabun itu disebabkan oleh tumor yang berada di otaknya," jelas dokter. "Kata walinya ini sudah sekitar dua tahun, tapi belum bisa untuk dioperasi. Dan sekarang kami akan coba untuk mengoperasi tumor itu."
Yeji semakin pusing dibuatnya.
Hyunjin bahkan terdiam, karena masih kaget dengan apa yang baru saja dokter ucapkan. "M-makasih, dok."
Dokter itu berjalan menjauh, meninggalkan dua orang yang masih sama-sama shock dengan apa yang baru saja mereka dengar.
•••Kalo jadi Yeji baper ga si sama perilaku Hyunjin? Tapi ya gimana, orang masih punya cowok:)
Sejak kapan kalian ngeship 2hwang ini? Di saat orang-orang pada Hwang sibling, kita malah Hwang couple👍🏻
Vote dan komen gess..!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part | Hyunjin Yeji
Fanfiction[Short Story] Yeji menganggap Hyunjin sebagai musuh bebuyutannya., Tapi, agaknya Hyunjin menyimpan rasa pada Yeji. ❝Gue suka sama Yeji.❞ Start: 01 Agustus 2024 End: - Cover photo from Pinterest. © daffodilyz 2024, 1st short story.