Malam ini begitu terang tetapi tidak seterang hidup Ara, menatap langit begitu dalam ada beberapa bintang yang menemani Ara. Sejauh ini hidup Ara mulai membaik setelah berhasil melupakan rasa sakit dalam hatinya terhadap ayahnya.
Tirta Adiguna Wiraja sosok yang begitu Ara kagumi dan menjadi pelindung bagi dirinya kini berubah menjadi monster yang begitu menyeramkan.
Cinta yang diberikannya untuk dirinya hilang setelah dia berpaling dari ibunya, hati Ara telah dikhianati oleh sosok ayahnya, yang begitu dia banggakan didepan semua orang jika ayahnya adalah pria baik justru mengkhianati ibunya.
Ara berhasil pulih dengan bimbingan dari sosok Seno Dirgantara, pria yang sudah menemani ibunya selama ini menjadi tempat cerita untuk mamah Ivy, Ara dan Keyna. Seno tidak pernah menyerah menyakinkan dirinya dan mamahnya bahwa tidak semua laki-laki sama seperti Papahnya.
Selama 2 tahun lebih Seno berhasil membuat dirinya, mamahnya dan adiknya menerima cinta tulus dari sosok pria, Seno berhasil membuat ketiganya untuk memandang tidak semua pria seperti Tirta.
'Maafin papah karena udah nampar Keyna, bilang sama Keyna buat balas pesan papah. Papah kebawa emosi kamu tahukan ucapan Keyna udah keterlaluan apalagi bicara didepan Mika dia masih kecil gak tahu apa-apa, harusnya Keyna bisa jaga bahasanya didepan Mika'
Ara tersenyum miris melihat pesan yang dikirimkan, papahnya melindungi anak tirinya, sakit setelah melihat bagaimana papahnya menjelaskan tentang Keyna, dia tidak Terima Keyna juga masih kecil dia butuh kasih sayang ayah jika Keyna tahu pasti dia akan semakin membenci Tirta.
'Wajar Keyna ngomong kaya gitu aku harap Keyna gak usah sekalian maafin papah, aku kalo jadi Keyna bakal benci papah selamanya. Anak papah itu aku sama Keyna bukan Mika anak pelakor itu. Jadi papah nggak usah ganggu aku, mamah sama Keyna. Papah cukup fokus sama keluarga papah yang baru, aku, mamah dan Keyna juga udah bahagia tanpa kehadiran papah. Terimakasih karena udah pernah jadi papah yang baik buat aku sama Keyna dan juga Terimakasih karena udah menorehkan luka.'
Balas Ara terhadap pesan Tirta, beberapa detik kemudian Tirta menelfon Ara namun dia hiraukan. Papah itu pasti akan menelfon dirinya.
"Tuhan jika memang aku harus membencinya biarkan aku tetap membencinya tapi jika memang aku harus tetap mencintainya maka buatlah aku tetap mencintainya. Aku tidak tahu bagaimana perasaanku terhadap papah, aku hanya berharap mamah menemukan kebahagiaannya." Do'a Ara
Dia mengharapkan mamahnya kembali tersenyum, merasakan cinta tulus dari seorang pria yang mamah inginkan. Ara akan bahagia jika mamahnya bahagia, kebahagiaan Ara saat ini mamah dan adiknya.
"Kak" Panggil Ivy menepuk pelan pundak putri sulungnya.
Ara tersenyum melihat kehadiran mamahnya, Ivy duduk disamping Ara mengusap lembut kepala putrinya itu. Hatinya sakit melihat Ara jarang tersenyum setelah perpisahannya dengan mantan suaminya apalagi setelah bagaimana perlakuan Tirta terhadap anaknya. Bagi Ivy kebahagiaan Ara dan Keyna nomor satu, makanya saat dirinya ingin menjalin hubungan dengan Seni dia meminta ijin dulu kepada Ara dan Keyna. Setiap hal apapun yang Ivy lakukan dia akan meminta jawaban darinya, keputusan putrinya adalah keputusan untuk dirinya.
"Jangan pernah takut untuk mencintai seseorang, karena tidak semua pria sama seperti papah. Kamu udah besar belajarlah untuk mencintai dari salah satu teman priamu." Kata Ivy menyakinkan Ara, dulu Ara pernah ditembak salah satu temannya namun dia tolak karena takut dirinya akan disakiti oleh pria.
"Ara gak bisa mah! Mengingat kejadian dimana papah memperlakukan mamah bikin aku takut untuk menjalin hubungan diusia aku yang saat ini harusnya merasakan namanya jatuh cinta" Balas Ara dengan tenang
Ivy menatap sendu Ara, usia remaja Ara dipenuhi trauma, yang seharusnya Ara merasakan jatuh cinta malah dia enggan untuk merasakannya.
"Juan bagaimana dengan Juan, bukankah kamu sudah dekat dengan Juan sangat lama? Seharusnya kamu jatuh cinta sama Juan? " Pertanyaan Ivy yang dilontarkan membuat Ara sedikit terkejut.
"Dulu Ara pernah jatuh hati ke Juan mah, tapi setelah papah jahat ke mamah, Ara buang rasa itu. Aku hanya anggap Juan sebagai teman, Juan juga janji tidak akan melibatkan perasaannya dalam persahabatan kita" Ara menjawab dengan santai
"Bagaimana jika Juan ternyata mencintai kamu? " Pertanyaan Ivy semakin membuat Ara terdiam.
Dan Ivy yakin Ara akan bingung menjawabnya"Tidak akan pernah mah! "
"Kenapa? " Tanya Ivy lagi
"Karena aku melarangnya untuk tidak mencintai aku, hati aku udah mati mah!" Jawab Ara tegas
Ivy benar-benar sakit mendengar pernyataan dari putri sulungnya, jika hati Ara telah mati oleh papahnya sendiri.
Ivy memeluk Ara, menangis merasakan sakit yang begitu dalam. Karena dirinya dan Tirta, putrinyalah yang terkena imbasnya.
"Maafin mamah semua ini karena mamah, kalo ajah kamu gak ngalamin ini pasti kamu bakal ngerasain jatuh cinta sama seperti teman kamu, Ara maafin mamah" Ivy terus menangis dipelukan Ara
Ara menggeleng " Ini bukan salah mamah, tapi ini kemauan Ara sendiri yang mematikannya"
Ivy semakin kencang rasanya sakit mendengar Ara seperti ini, Ara semakin mengeratkan pelukannya.
"Jangan nangis mah, Ara gak suka mamah nangis kaya gini. Yang Ara mau mamah bahagia terus ya! Kalo mamah kaya gini bikin hati Ara sakit mah. Ara mohon sama mamah jangan pernah mamah nangis, cukup mamah harus tersenyum dan bahagia selamanya" Lanjut Ara dadanya semakin sesak jika mendengar suara tangisan sang mamah.
Bayang-bayang masalalu kini muncul lagi, kepala Ara sakit rasanya benar-benar menyesakkan dadanya.
Tidak jangan kambuh, Ara kini berharap jangan kambuh dulu di hadapan mamahnya.
"Aaaaaa, sakit aku mohon mah berhenti nangis dada aku sesak, kepala aku berisik. Aku gak mau mamah nangis" Teriak Ara dia memegang kepala dan dadanya bersamaan.
Ivy yang melihat Ara kesakitan langsung memanggil Keyna "Keyna" Teriak Ivy
Keyna yang merasa dipanggil mamahnya langsung melihat kebelakang rumahnya. Dia kaget melihat kakaknya berteriak kesakitan, dan Mamahnya sudah menangis. Keyna berlari menghampiri Mamah dan kakanya.
"Aaaa sakit sekali" Teriak Ara
"Mah, Key tolong kepala kakak berisik sekali aaaa" Lanjut Ara lagi
"Kita bawa kedokter mah, kak! Kakak tenang ya jangan kaya gini. Jangan buat aku sama mamah khawatir" Kata Keyna menenangkan Ara
Ivy langsung menekan nomor Seno " Mas kamu bisa kesini, Ara tiba-tiba kesakitan aku minta tolong bawa ke Ara kerumah sakit"
"Iya aku tunggu ya mas, Hati-hati dijalan"
"Sayang, sabar ya om Seno sebentar lagi datang kita kerumah sakit, kamu tahan sebentar ya? " Kata Ivy
"Sakit mah" Keluh Ara, Keyna memeluk Ara menangis melihat keadaan kakaknya sekarang yang merasakan kesakitan.
'Tuhan aku mohon kuatkan kakakku,jaga dia selayaknya dia menjagaku dan mamah. Aku mohon kepadamu' batin Keyna menatap Ara
'Tuhan aku harap kau berikan kebahagiaan untuk kedua putriku,kuatkan hati mereka sembuhkanlah luka di hatinya Tuhan aku mohon hanya kepadamu aku meminta pertolongan' batin Ivy untuk kedua anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls
Teen Fiction"kita dari awal berempat dan selamanya tetap berempat" ~Jane Alexandra "Jangan Egois! kita sahabat" ~Arana Hazel "Loe yang egois, bukan gue" ~Bella Amanda "Masalah itu harus diselesaikan bukan dihindari" ~Clara Daniella