Clara dan masa lalunya

38 3 0
                                    

Dirumau mewah ini rumah dimana dulu iaa tempati dengan kedua orang tuanya, rasanya benar-benar asing setelah 1 tahun dia pergi dari sini. Rumah yang dulu penuh kehangatan kini telah menjadi kenangan, dulu dia dan ibunya berusaha mempertahankan rumah peninggalan ayahnya, namun usahanya gagal rumah mewah ini telah menjadi milik pamanya.

Kelicikan om dan tantenya berhasil merenggut semuanya, mengambil semua hal milik Clara. Jika saja dulu dirinya bisa lebih kuat mungkin hidup Clara tidak akan seperti ini.

Helaan nafas tercekat setiap kali dia melangkah kedalam rumah.

"Padahal baru satu tahun tapi semuanya berubah total" Ucap Clara terus memandang rumahnya.

"Clar... Lo yakin mau masuk kedalam? " Tanya Jane khawatir. Jane tahu segalanya tentang Clara semua kenangan buruk yang diberikan om dan tantenya untuk keluarga Clara pun Jane mengetahuinya.

Clara memandang Jane meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Gue yakin Jane, gue harus nyelesain semuanya sebelum om Rama bertindak lebih jauh. Kali ini gue bakal lebih kuat agar hidup gue dan ibu tenang tanpa gangguan om Rama" Balas Clara

"Kalo itu keputusan lo gue dukung lo Clar, gue bakal ada dibelakang dan samping lo" Kata Jane dan menggandeng tangan Clara.

Mereka berdua masuk kedalam rumah itu, semuanya berubah yang dulunya banyak foto keluarganya kini berubah menjadi foto keluarga omnya.

"Ngapain kamu kesini? " Suara tante Diva mengalihkan atensi Clara dan Jane.

"Kamu tahukan? sekarang ini bukan rumah kamu lagi, jadi buat apa kamu datang kesini" Ucap tante Diva sombong.

Clara tersenyum remeh melihat keangkuhan tantenya apa dia lupa dulu ini rumahnya sebelum direbut oleh dirinya.

"Aku tahu tan, tanpa tante Diva bilang pun aku tahu ini bukan rumah aku lagi setelah kejadian 1 tahun yang lalu karena kelicikan tante Diva dan om Rama. " Kata Clara

"Dan aku pastikan semua yang jadi milik aku bakalan balik lagi ke aku. Dan aku tahu kalo kematian ayah itu ulah kalian berdua aku bakal nyari keadilan disini keadilan untuk aku, ibu dan ayah yang udah kalian bunuh" Lanjut Clara

"Kamu gak akan bisa ngelakuin itu Clara, karena semua bukti udah gak ada. Bahkan bi Mira pun udah kami singkirkan. Jadi kamu gak akan bisa ngehancurin tante" Sombong tante Diva

"Kalaupun aku gak bisa bawa buktinya aku bisa bikin kalian ngaku dengan sendirinya" Smirk muncul dibibir cantik Clara.

Dia kini berubah jadi gadis yang kuat, Clara bukan gadis yang dulu gampang nangis. Semuanya Clara rubah untuk keadilan dirinya, ayah dan juga ibunya.
Diva mulai geram kenapa Clara bisa seberani sekarang.

"Kamu jangan sok berani Clara, ingat kamu gak akan bisa ngehancurin tante" Kata Diva

"Kita liat ajah. Kalo gitu Clara pamit tan salam buat Nila dan juga om Rama kehancuran akan segera tiba" Ucap Clara pergi meninggalkan Diva yang masih kesal dengan tingkah keponakannya itu.

Namun beberapa langkah Clara menuju pintu Rama datang dengan wajah yang menurut Clara menjijikkan. Nafas Clara terasa berhenti setelah melihat Rama, keringat itu membasahi tubuh Clara tubuhnya seakan kaku.

"Clar tenangin diri lo. Jangan buat lo lemah didepan si brengsek" Ucap Jane yang tahu gimana sifat Clara jika ketemu dengan omnya.

"Oh Hai, keponakan om datang kenapa buru-buru pulang sini dulu makan siang bareng sama om dan tante. Oh ya gimana kabar ibu kamu?" Kata Rama yang ingin menyentuh tangan Clara namun ditepis oleh Jane.

"Jangan sentuh Clara om, dia gak sudi disentuh orang brengsek kaya om. " Ucap Jane berusaha menyingkirkan tangan Rama

Rama tersenyum miring " Oh begitukah Clara yang di bilang teman kamu"

Namun lagi dan lagi Clara hanya bisa diam, dia tidak bisa membela diri jika berurusan dengan Rama.

"Permisi om" Ucap Jane dan langsung menarik Clara pergi dari sana.

"Semakin hari kamu semakin cantik. Saya makin tergila-gila sama kamu" Ucap Rama terus menatap Clara pergi



Jane membawa Clara masuk kedalam mobilnya, dia membawa mobilnya menjauh dari rumah tantenya Clara. Dan memakirlan mobilnya disebuah taman.

Jane menatap Clara yang terus diam setelah ketemu Rama. Sakit hati Jane melihat Clara yang seperti ini, dia seharusnya melarang Clara untuk tidak kesana.

Tangan kecil Jane menyentuh lembut tangan Clara memberikan kehangatan agar Clara merasa lebih tenang. Airmata Clara tiba-tiba turun membasahi pipinya.

"Gue lemah Jane" Kata yang keluar dari mulut Clara berhasil membuat hati Jane teriris.

Tidak! Jane tidak ingin Clara merasa lemah seperti dirinya.

"Lo kuat Clar... Lo bisa ngelawan tante lo" Kata Jane berusaha menenangkan Clara

" Tapi gue lemah kalo berurusan dengan om Rama, lo tahukan masa lalu apa yang ngebuat gue jadi kaya gini. Dia hampir ajah bikin gue kotor Jane, setiap kali gue ngeliat mukanya rasa takut itu menjalar keseluruh tubuh gue Jane"

"Tubuh gue seakan mati kalo berhadapan dengan dia Jane. Gue takut... " Ucap Clara melampiaskan semua ketakutannya selama ini.

"Pelecehan itu bikin gu.. "

"Cukup Clar... Kalo lo gak sanggup cerita gak usah dilanjutin. Gue tahu sakitnya kaya apa? Clar lo sakit gue juga sakit, gue kenal lo dari SMP hampir 6 tahun kita bareng,kita udah rasain susah seneng bareng. Lo punya gue, Bella dan Ara lo gak sendirian gue, Bella dan Ara bakal bantu lo dapetin keadilan. Lo tenang ya " Kata Jane memeluk Clara erat.

"Jangan ngerasa sendiri itu yang selalu lo bilang untuk gue, Bella dan Ara. So lo gak sendirian disini ada kita yang selalu ada buat lo" Lanjut Jane yang masih setia memeluk Clara.

'Keadilan bakal datang buat lo dan keluarga lo, gue yakin itu' ucap Jane dalam hati berharap apa yang diinginkan sahabatnya terkabul.

"Makasih karena lo selalu ada disaat gue terpuruk" Ucap Clara

Jane mengelus rambut belakang Clara dengan lembut dan tersenyum. Ucapan terimakasih dari sahabatnya membuat Jane merasa bangga karena dirinya masih dibutuhkan disaat mereka terpuruk karena Jane juga sangat berterimakasih berkat mereka Jane bisa merasakan kebahagiaan.

"Gue juga makasih, karena kalian gue bisa bahagia" Balas Jane.

Mereka berdua saling pandang dan kemudian memeluk satu sama lain mencari kehangatan dari persahabatan mereka, hanya persahabatan mereka yang mampu memberikan kebahagiaan.

GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang