bab 1,prolog

402 48 37
                                    

Hari ini merupakan hari terakhir para murid kelas XII berseragam sekolah sebagai siswa-siswi di SMA Penabur Bunga. Kemarin

semua siswa dan siswi telah dinyatakan lulus seratus persen. Untuk merayakan kelulusan tersebut, maka pihak sekolah mengadakan pentas seni untuk terakhir kalinya bagi siswa siswi kelas XII tersebut.

Empat orang cewek yang duduk di pojok kiri paling depan dan baris nomor dua terlihat tegang, kontras dengan suasana gaduh isi kelasnya dan lingkungan sekitar.

"Sesuai dengan perjanjian kita waktu kelas dua di awal, hari ini hari penentuan kisah cinta kita,

" ucap Danisha serius.

Tapi kalo ditolak gimana?

" tanya Grenda.

Itu sih, risiko kita kali,

" jawab Gisella enteng.

Ketiga gadis itu melirik salah satu sahabat mereka yang sama sekali tidak berkomentar tentang yang sedang mereka diskusikan.
Sontak sang gadis yang merasa dirinya jadi tujuan lirikan, hanya mendelik sebal pada mereka semua.

"Kenapa sih liatin gue segitunya?!
" ketus Clarista.

Dan ketiga sahabatnya itu mengedikan bahu tak peduli.

Pokoknya sebelum pensi dimulai kita jalani misi perjanjian kita. Apa pun hasilnya harus diterima.
Janji harus ditepati.
Gimana setuju, kan?

" ucap Danisha yang diikuti anggukan dari ketiga sahabatnya.

Keempat sahabat ini melangkah menuju koridor XII IPS 4, target pertama mereka yaitu Giovanni Putra. Cowok kalem blasteran

Indonesia - Swedia, salah satu anak pengusaha dealer motor dan mobil di kota ini. Banyak yang menyangka kedekatan Gio dan Gisella selama ini adalah kedekatan sepasang kekasih. Namun, kenyataannya sampai detik ini, baik Gio maupun Gisella tidak pernah mengungkapkan perasaan mereka.

Tarik napas! Embuskanın Tarik napasss Embuskann... Danisha memberikan contoh pada Gisella untuk mengurangi

ketegangannya

"Gimana penampilan gue? Udah oke belom sih?" tanya Gisella gugup sambil memelintir rambut panjangnya yang sudah

dikeritingnya

"Lo udah cantik, Gisell. Udah buruan sana. Keburu Gio kabur," ucap Clarista datar.

"Iya. Sana buruan. Keburu nanti target gue ngilang," ucap Grenda mendorong pelan bahu Gisella.

Gadis itu menghela napas panjang sebelum melangkah menuju Gio yang terlihat sedang bercanda gurau di depan kelasnya.

"Good luck, Gisell!" ucap Danisha, Clarista dan Grenda bersamaan.

Dengan langkah percaya diri dan menebar senyum berseri-seri, Gisella menghampiri Gio. Ditepuknya bahu Gio pelan dan Gio

terlihat kaget, tapi raut wajahnya berubah seketika menjadi ceria kembali sesaat menatap Gisella.
"Hei, kamu ngapain ke sini?
" tanya Gio pada Gisella.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, Gi," ucap Gisella.

"Ngomong? Ngomong apa? Ya,udah. Ngomong aja kali," ucap Gio santai.

Terlihat Gisella menarik nafas panjang dan membuat jeda agak lama, lalu kemudian Gisella memulai perkataannya.

Aku suka sama kamu, Gi. Kamu mau nggak jadi pacar aku?
" Seketika situasi yang riuh di sekeliling Gio dan Gisella mendadak

hening ketika mendengar ucapan lantang yang diucapkan Gisella.

Gio terlihat kaget, tapi ia dengan cepat lagi mengubah raut wajahnya menjadi serius.

Mencintai Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang