"Aku merindukanmu."
Manis, sampai Han hampir lupa jika orang yang mengatakannya adalah orang yang membuatnya sangat yakin untuk membuat keputusan besar beberapa hari yang lalu.
"Kau tidak merindukanku?."
"Tidak."
"Your tone is the opposite, Hannie."
Sekarang, panggilan itu membuat Han merasa sesak. Mungkin jika keadaannya baik-baik saja, ia akan merasa senang, tapi ini tidak seperti itu, segalanya sudah berubah.
Jadi, lebih baik ia mencoba melupakan dan membiasakan segalanya agar ia bisa memulai lembaran baru dengan mudah nantinya. Termasuk dengan panggilan itu, ia harus mulai bersikap biasa saja saat mendengarnya.
"Kapan Kau akan pulang? Aku akan menjemputmu nanti. Ku pastikan Aku adalah orang pertama yang Kau lihat setelah sampai di sini nanti." Pria yang berada di layar ponsel itu tersenyum seraya sedikit terkekeh.
Sakit, Han kira ia akan dapat menikmati senyum itu sampai ia berpulang nantinya, namun nyatanya itu tidak akan pernah terjadi. Karena bahkan, senyum itu bukan lagi miliknya seorang sekarang.
Meremas pakaiannya, Han kemudian menepuk-nepuk dadanya untuk sedikit menetralkan rasa sesaknya.
Biasa saja memang, tapi entah kenapa rasanya sangat menyesakkan di hati. Ia orang yang merubah Kim Seungmin, mengapa bukan hanya ia yang menikmati hasilnya? Han ingin egois, tapi takdir tidak memihaknya.
"Han? Ada apa? kenapa Kau diam saja? Apa-."
"T-tidak."
"Kau yakin Kau baik-baik saja? Suara-."
Tuutt!
Han memutuskan sambungan panggilan video dengan tiba-tiba, layarnya kemudian menampilkan room chat-nya dengan Seungmin--sang Suami. Han meremas ponselnya, menyalurkan rasa sesak yang dirasakannya.
'Baik-baik saja? Hhh. Tentu saja tidak, Bodoh!.'
Crackk!
Ponsel ber-casing hitam itu kini retak, bahkan mungkin mati karena menghantam tembok kamar dengan keras. Han tak memperdulikannya, ia tidak memikirkan ponsel sekarang.
Han mendudukkan diri pada pinggiran ranjang setelah sebelumnya berdiri untuk membanting ponselnya, nafasnya memburu, dan tenggorokannya terasa tercekat karena menahan tangis dan isakan.
Tidak, ia tidak boleh menangis, apalagi hanya karena dan untuk pria seperti Seungmin! Han terus men-sugesti dirinya agar tidak menangis, tapi kenapa cairan bening itu sudah membasahi pipinya sekarang?
"Hiks..."
Sudah Han katakan, ia lemah, dan ia membencinya.
-
-
-
-
-
"Han."
"Han, ayo bangun, Kau harus membersihkan diri dan makan."
"Han."
Sam terus mencoba membangunkan pemuda yang tertidur sembari tengkurap itu, tangannya bergerak menepuk-nepuk bahu berbalut pakaian rajut berwarna hijau itu dengan sedikit keras.
"Han, ayo makan malam."
Han terusik, pemuda itu menggerakkan dan membalikkan tubuhnya di beberapa saat kemudian. Sam segera menegakkan tubuhnya kembali, tak ingin membuat sang Adik terkejut karena melihat dirinya yang terlalu dekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/364160815-288-k549792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗵𝗮𝗽𝗽𝗶𝗻𝗲𝘀𝘀 | han jisung harem [√]
FanficHan melakukan kesalahan, dan syarat dimaafkan dari para member berhasil menjungkir balikkan seluruh hidupnya.