CHAPTER 4 [05-06-24]

52 9 1
                                    

Previously

Kuro: "cepetan naik. Ngantuk nih."

Chapter 4
---------------

Dalam perjalanan

Kuro: "laper ga?"

Y/n: "... Kamu laper?"

"Sudah" itu lah harusnya jawaban yang keluar dari mulut mungil y/n. Namun entah mengapa, y/n tidak bisa langsung menjawab pertanyaan yang kuro lontarkan barusan. Rasanya seperti ada rasa gugup dan ... bersalah? Apakah karena fakta bahwa makanan yang dimakan y/n di kantor tadi diberikan oleh akaashi? Tetapi bukannya itu adalah hal yang wajar ketika berbagi makanan saat bekerja bersama? Lalu kenapa, rasanya seperti hal tersebut adalah hal yang salah.. padahal kami berdua juga tidak memiliki status hubungan yang romantis..

Kuro: "ga terlalu. Kamu tadi lembur, udah makan ya?"

DEGG!!

kok rasanya kaya ke "gep" selingkuh🙃🙃..
Harus jawab apa coba? Ahh jujur aja deh, toh harusnya dia ga masalah kan?

Pikir y/n merenung.

Y/n: "iya.. tadi udah makan. Dibeliin Keiji."

Mendengar hal itu, kuro hanya mengangguk kecil dan lanjut memfokuskan pandangannya ke jalan didepan.

Selama perjalanan itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka.

Sekitar 5 menit sebelum sampai, y/n membuka suara.

Y/n: "sekarang jam 10 malam, kenma lagi live ya?"

Sayangnya, pertanyaan tersebut hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh kuro.

Sebenarnya kenapa jadi canggung begini?

Jam tangan yang dikenakan y/n menunjukkan angka 22.23 tepat pada saat mobil terparkir pas di depan rumah.

Rumah dengan 2 tingkat beserta balkon dan taman kecil didepannya ini ditinggali bersama oleh 3 sekawan, yang aslinya adalah rumah orang tua kuro. Karena orang tua kuro pindah ke rumah nenek kuro di desa, rumah yang ada di Tokyo ini pun hanya ditinggali oleh kuro seorang. Lalu kuro mengajak kenma untuk pindah bersama di rumah ini.

Begitu pula dengan y/n. Orang tua kuro yang mendengar bahwa Y/n yang pada saat itu tengah mencari tempat tinggal di daerah sekitar situ, mengusulkan untuk ia tinggal bersama kuro dan kenma.

"Daripada tinggal sendiri di tempat baru, lebih aman jika tinggal bersama teman-teman mu kan? Jadi kalian bisa saling melindungi. Tempat kerjamu juga tidak jauh dari rumah. Tante akan coba tanya mama kamu, anggap saja rumah sendiri. Kamu dan kuro sudah lama berteman, kamu anak Tante juga." Ucap wanita paruh baya yang tidak lain adalah mama kuro. Sebenarnya apa yang dikatakannya memang masuk akal dan terdengar sangat lebih aman. Mungkin itu juga alasan orang tuamu memberikan izin untuk y/n tinggal bersama 2 lelaki itu.

Sesampainya di rumah, kuro mengunci mobil dan membukakan pintu rumah untuk y/n. Seperti biasa halnya yang dilakukan olehnya selama ini. Tetapi entah mengapa atmosfer yang terasa malam itu.. sangat tidak nyaman.

Kuro: "...y/n"

Y/n sedikit tersentak karena kuro tiba-tiba memanggil namanya.

Y/n: "ya? Kenapa, kuro?"

Tanya y/n sembari membuka sepatu haknya dan menggantinya menjadi sandal rumah yang empuk dan nyaman.

Kuro: "berapa lama kita sudah mengenal satu sama lain? 13 tahun?"

Y/n: "ah.. iya juga, kalau dihitung-hitung kita udah kenal terlalu lama ya, hahaha. Kenapa tiba-tiba?"

Setelah mencoba mengingatnya, betul memang kuro, kenma dan y/n sudah saling mengenal sedari 13 tahun yang lalu. Tepatnya pada saat kenma berumur 11 tahun, kuro dan y/n berumur 12 tahun.

Kuro: "kalau begitu, apa kamu tidak nyaman bersamaku?"

Y/n yang tadinya tersenyum akan kenangan mereka sontak terkejut akan pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut kuro. Mana mungkin y/n bisa merasa tidak nyaman dengan kuro? Orang yang entah sudah berapa lama selalu berada di hatinya? Darimana datangnya pertanyaan ga jelas itu coba? Y/n tidak habis pikir dengan pertanyaannya.

Y/n: "hhahhhh? Kur, yang bener aja? Nanya apa kamu tadi? Ga nyaman? Ga nyamannn?"

Ucap y/n melempar tasnya ke sofa dengan satu tangannya berpegangan pada tembok disampingnya dan satu tangan lagi memijat-mijat pelan keningnya.

Y/n: "ga habis pikir aku. Kenapa kamu bisa nanya gitu? Kalau aku ga nyaman ngapain kita temenan sampe 13 tahun? Ngapain aku pindah kesini, Bambang? Kamu kenapa? Kamu ada masalah? Ada yang bilang macem-macem? Mana orangnya?! Sini biar aku jotos dia!"

Kuro sedikit kaget akan jawabannya yang sangat panjang dan dipenuhi emosi itu. Tanpa sadar ada sedikit senyum dan tawa yang muncul di wajah kuro.

Kuro: "ahh.. hahahaha apaan sih, panjang banget ngomongnya. Emosi banget ya? Hahaha.."

Y/n: "iyalah! Kamu nanya pertanyaan ga jelas gitu. Kenapa sih? Jangan-jangan kamu depresi abis naik jabatan?!!"

Kuro: "enak aja! Kerjaanku mulus ya! Lagian itu bukan pertanyaan ga jelas, aku cuma mau mastiin."

Y/n: "mastiin apa?"

Ucap y/n yang tengah menuang air ke dua gelas yang ada di meja makan.

Kuro: "mastiin.. kamu ga pernah manggil namaku?"

Y/n memberikan segelas air kepada kuro dan meminum airnya.

Y/n: "maksudnya? Aku dari tadi manggil kok? Kuro? Kuroooooo?"

Kuro: "... Kamu tau kan? Namaku Tetsuro, y/n. Kuro itu nama keluargaku. Sepertinya kamu lebih nyaman sama akaashi ya? Kamu manggil dia Keiji, kamu juga manggil kenma pake namanya. Kenapa cuma aku yang dipanggil pake nama keluarga? Jahat bangett. Kamu ga nyaman ya sama aku?"

Y/n yang tadinya sedang minum sampai tercengang, air yang ada dalam mulutnya sedikit demi sedikit mulai mengalir turun melalui sudut bibirnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi satu hal yang pasti, muka y/n mulai terasa panas.

Y/n: "ah apaansiii? Ga nyaman apanya?! Itu cuma kebiasaan! Kebiasaan! Kenma juga manggil kamu, kuro, kan?! Kamu kenapa deh??!"

Y/n buru-buru menjawab dan memalingkan mukanya yang mulai memerah. Sebenarnya kenapa kuro, ah tidak, tetsu jadi kekanakan begini? Padahal selama ini dia selalu dipanggil kuro dan tidak pernah dipermasalahkan.. tau ah.

Kuro: "kamu kan kenal akaashi belum lama, kenapa dia duluan yang dipanggil nama depannya? Kamu Deket sama dia? Atau kamu suka?"

Y/n: "Keiji kan temen sekantor aku, dia manggil namaku jadi aku juga manggil dia pake namanya. Hey kuro.. Jangan bilang kamu.. cemburu? "

Sekarang bagaikan disihir, muka kuro yang tadinya masih biasa saja mulai pucat dan kemudian berubah menjadi kemerahan.

Kuro: "ah kan sudah kubilang, ganti panggilannya! Namaku! Jangan nama keluargaku! Siapa juga yang cemburu? Ngapain cemburu? Kita kan teman!"

...

Oh.. iya juga. Teman.. ya?










<<-----๑TO BE CONTINUED✨๑----->>

Hiii, this is author's note,

thanks for reading my story. Sorry if the story is not good enough. please give me support, thanks:)

ENJOY!!!

Are you serious?!  KURO TETSURO x Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang