"Gue cinta sama lo Ray. Gue pengen kita bener-bener pacaran. Bukan sekedar settingan." pinta Divio, penuh harap. Saat tahu bahwa Raya adalah gadis misterius yang berhasil membuatnya jatuh cinta , Divio seakan takjub oleh takdir Tuhan yang benar-benar Maha Kuasa.
Sementara Raya dibuat tak berkutik. Dirinya masih tidak menyangka jika Divio baru saja menyatakan cinta padanya.
"Gue tahu, berkali-kali lo dilukain sama cowok, dan mungkin trauma karena hal itu. Tapi asal lo tahu, Gue beneran tulus sayang sama lo, dan berharap bisa nyembuhin luka hati lo Ray."
Selanjutnya, Divio memberi instruksi. Tidak ingin bertele-tele, karena sesungguhnya ia teramat penasaran dengan jawaban Raya.
"Sekarang gini, kalau lo nerima perasaan gue, lo suapin gue cokelat itu. Tapi kalau lo nolak, lo yang makan cokelat itu."Sekian lama bungkam, Raya akhirnya membuka suara. "Sebelumnya, gue pengen mastiin sesuatu dari lo. Beberapa waktu lalu, lo bilang udah punya cewek yang lo suka. Meskipun lo gak tahu orangnya, tapi lo jatuh cinta sama suaranya dan berharap bisa ketemu sama cewek itu.
Terus sekarang, gimana nasib dia?"Divio tersenyum geli. "Sekarang kan gue lagi nembak dia."
Demi apapun Raya bingung. "Maksud lo?"
Divio menyuruh ke-tiga anak itu pergi. Kemudian menjelaskan semuanya pada Raya. Bahwa ternyata, gadis itu adalah dirinya.
Membuat Raya terkejut dan merasa tak percaya dengan takdir Tuhan yang sangat menakjubkan. "Jadi cewek itu, gue?"
Divio mengangguk. "Lagu pertama yang gue denger waktu itu adalah lagunya Andmesh yang judulnya hanya rindu.'"
Raya tertegun. Benar, ia pernah menyanyikan lagu itu beberapa waktu lalu. Hari dimana Randy meninggalkan dunia untuk selamanya.
"Dan lagu kedua, berjudul Merindunya. Penyanyi Pingkan Mambo. Iya kan?"
Raya mengangguk pelan. Sumpah demi apapun, perasaannya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Antara senang, kaget, takjub, tak menyangka. Semuanya berbaur menjadi satu.
Divio tersenyum tipis melihat ekspresi Raya yang seperti orang linglung. "Awalnya gue bener-bener shock, waktu tahu kalau ternyata cewek itu adalah lo. Tapi disisi lain, gue juga seneng banget. Karena ternyata cewek itu adalah lo." Divio menelan ludah, lalu meminta kepastian. "Jadi gimana?"
Raya menghela napas panjang. Tidak perlu sholat istikharah. Ia sudah yakin dengan isi hatinya.
Setelah membuka kemasan cokelat pemberian Alifa, ia berjalan mendekati Divio beberapa langkah. Sementara Divio menatap Raya dengan jantung berdebar hebat.
Kemudian yang dilakukan Raya adalah..
Memakan cokelatnya.
Divio lemas. Raut kekecewaan seketika tergambar jelas diwajah tampannya. "Jadi gue ditolak?"
"Kata siapa?" Raya balik bertanya dengan mulut yang belepotan.
"Ya itu buktinya. Lo makan cokelat itu."
Raya nyengir. Memerlihatkan giginya yang cokelat akibat memakan makanan manis tersebut. "Gue mau jadi cewek lo. Tapi gue juga mau cokelat ini. Nih, sekarang giliran lo. Aaa.."
Raya menyuapi Divio. Dengan perasaan bahagia, Divio mangap, membuka mulutnya lebar-lebar.
Senyum Raya kian merekah. Bagai bunga yang mekar di pagi hari. "Asal lo tahu Div. Sebenarnya gue juga punya perasaan sama lo. Tapi yang namanya cewek, mana mungkin nembak duluan."
Divio tersenyum bahagia dan langsung menarik Raya ke dalam dekapannya. Meskipun belum lama saling mengenal, namun gadis itu sangat ia cintai, melebihi apapun di dunia ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO SOMPLAK (SELESAI)
Fiksi RemajaMenceritakan 3 Gadis yang bersahabat sejak masuk SMA dan memiliki permasalahan yang sama, yakni susah move on. Keyla Maheswari : Tidak bisa move on dari mantannya yang tergoda cabe-cabean. Raya Monica : Tidak bisa move on dari pacarnya yang meningga...