✨️3. Darah yang spesial✨️

49 20 11
                                    

Hellow
Don't forget to vote, comment and follow

Happy readingg

Sudah setahun Paman mengajari kami berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah setahun Paman mengajari kami berdua. Telah banyak hal yang terlewati, bahkan rambut pirang platinumku yang awalnya pendek sekarang sudah sedikit panjang. Aku tidak ada niatan untuk memotongnya, aku terlihat cantik dengan rambut panjang.

Mungkin karena mengikuti pelatihan neraka Paman, aku merasakan otot tubuhku sedikit besar, untungnya jika memakai baju tidak jelas. Begitupun Tan-nii, sejak saat itu aku memanggilnya dengan sebutan Tan-nii sangat lucu bukan.

Nezuko juga belum bangun dari tidurnya, aku selalu menemaninya setiap malam karena kami sekamar. Bahkan, kadang aku memeluknya seperti memeluk bantal guling.

Tidak ada yang aneh dengan yang lain, yang mulai aneh aku rasa itu adalah aku sendiri. Mataku mulai sering sakit, kadang saat aku memegang Tan-nii ingatan masa lalunya bisa aku lihat. Seperti masa lalu Nezuko yang pernah aku lihat waktu itu, aku tidak tahu kenapa bisa terjadi.

Ingin bertanya dengan Paman, tapi aku selalu ragu. Dan, mimpi. Sudah lama aku tidak bermimpi lelaki yang mengajak aku bermain origami, entah kenapa aku sedikit kecewa dengan itu.

Apa memang benar itu hanya bunga tidur saja? Namun, kenapa saat itu aku selalu memimpikannya.

"Hikari."

Tapi firasatku mengatakan ia nyata.

"Hikari!"

Aku menoleh menatap Tan-nii dengan tatapan kaget, sepertinya karena melamun aku melupakan ada Tan-nii di sini, benar kami sekarang sedang menunggu Paman entah ke mana perginya. Ia bilang ingin membicarakan sesuatu kepada kami, tapi sudah dua jam kami menunggunya di depan rumah, Paman belum juga datang.

"Kenapa kau melamun?" tanya Tan-nii.

"Tidak ada, aku hanya merasa kesal karena Paman sangat lama," jawabku.

Tan-nii tersenyum lembut, uh dia selalu menampilkan senyuman seperti itu. "Urokodaki-san mungkin menyiapkan sesuatu, maka dari itu beliau lama perginya."

"Mungkin benar, tapi tetap saja! Tidak sopan menyuruh kita menunggu lama," ujarku dengan nada datar.

Setelah aku mengucapkan itu, Paman datang tepat di hadapan kami membuatku sedikit kaget. "Paman! Aku kaget, muncul seperti biasa aja apa salahnya, sih!"

"Kau masih tidak terbiasa juga," sahut Paman. Bagaimana bisa aku terbiasa dengan itu, uh menyebalkan.

"Urokodaki-san, apakah kita akan melanjutkan pelatihan lagi?" tanya Tan-nii.

Kimetsu No Yaiba || Origami BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang