"... Kita harus membuat Nona bergantung pada kita."
.
.
.
.Keluar dari kamarnya dengan semangat, Rianna telah membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang segar. Jadi, setelah melaporkan kelakuan buruk staf vila kepada Stephan sang kepala pelayan tadi pagi, akhirnya pria itu menawarkan kunci kamar mandi cadangan kepada Rianna dan menyatakan permintaan maafnya.
Sekarang Rianna berkeliling melalui interior vila yang luas, Rianna berhenti di sebuah ruangan dengan pintu besar, menarik perhatiannya di sudut bangunan. Rianna mencoba membuka pintu tapi menemukannya terkunci. Tiba-tiba, suara memanggil dari belakang.
"Nona."
"Astaga! Kau membuatku terkejut ...."
"Maafkan saya, saya mencari anda di kamar ternyata anda ada di sini. Saya ingin meminta maaf atas kelancangan saya kemarin."
"Kau pasti pelayan bernama Rano itu, 'kan?" tanya Rianna, disambut anggukan singkat dari Rano.
"Makanan Anda sudah siap. Izinkan saya mengantar Anda ke meja makan."
Rianna menuju ke area makan di lantai pertama, diantar oleh Rano. Berbagai hidangan lezat menantinya di meja yang megah. Stephan menarik kursi, mengisyaratkan agar Rianna duduk di atasnya. Rianna benar-benar dibuat heran dengan pelayanan mereka yang totalitas.
Keempat pelayan laki-laki kemudian mundur untuk memberi Rianna privasi saat dia makan, kecuali untuk Rano, yang tetap berada di sisi Rianna sebagai pelayan utamanya.
Rianna menatap makanan untuk beberapa saat tanpa menyentuhnya, sebelum akhirnya meneteskan air mata, diamati dari kejauhan oleh keempat pelayan lain dan juga Rano di sebelahnya. Secara spontan mereka kembali mendekati meja makan.
"Apa yang terjadi, Nona Rianna?! Apakah makanannya tidak sesuai selera Anda??" tanya Riko dengan cemas.
Stephan dan Rano mendekat, tanpa disengaja bersaing untuk menawarkan sapu tangan kepada Rianna untuk menghapus air matanya.
Rianna menggeleng. "T-tidak, bukan itu. Hanya saja ... aku belum pernah melihat makanan yang begitu lezat sebelumnya."
Hanya dua hari yang lalu, Rianna bertahan hidup hanya dengan sisa-sisa makanan dari makanan bibi dan pamannya. Tapi sekarang, nasibnya telah berubah dengan cepat, dan hidupnya tampak menjanjikan, masa depannya cerah.
"Anda tidak perlu khawatir tentang apa pun lagi. Kami akan terus memastikan kesejahteraan Anda," Stephan menjamin, disertai anggukan dari keempat pelayan lainnya.
Rianna tidak mengerti apa yang membuat mereka peduli begitu banyak. Apakah hanya karena Rianna pewaris kakeknya, sehingga mendorong mereka untuk memperlakukan Rianna seperti ratu? Atau tindakan baik mereka dimotivasi oleh gaji yang mereka terima dari Rianna? Sebenarnya, kedua skenario tersebut sama saja bagi Rianna, mereka menyayangi Rianna hanya karena sesuatu yang mereka dapat; tidak tulus.
Rianna tersenyum pahit, memikirkan kenyataan bahwa di dunia ini, tidak ada yang benar-benar akan peduli padanya kecuali orang tuanya sendiri, yang dimana mereka sudah tidak ada lagi. Dia tidak akan pernah mengalami cinta tanpa syarat dari orang lain, pikir Rianna.
Rianna mengundang para pelayan untuk bergabung dengannya di meja makan dan makan bersamanya, tetapi kelima pria itu terlihat ragu untuk duduk di meja yang sama dengan Nona mereka.
"Ini perintah." Rianna menegaskan.
Akhirnya, kelima pelayan itu makan dengan enggan, lebih sering melihat ke arah Rianna daripada makanan mereka sendiri. Rianna yang peka terhadap pandangan mereka, tidak sengaja bertatapan mata dengan kelima pria itu. Dengan cepat Rianna mengalihkan pandangannya, pipinya memerah.
Sialan! Sialan! Ternyata mereka semua terlihat sangat tampan! pikiran Rianna berkecamuk.
Baru sekarang Rianna sadar bahwa dia akan tinggal dengan kelima pelayan tampan itu selamanya mulai dari sekarang.
Kenapa aku baru menyadarinya sekarang?! Rianna melanjutkan dalam pikirannya, menundukkan kepala ke makanannya, tanpa sadar memerah dengan sangat.
Rianna mengerahkan upaya yang cukup besar menahan keinginannya untuk berteriak. Kelima pria itu tersenyum tipis, mereka mengerti apa yang Rianna pikirkan.
Rasanya tidak mungkin, jika seorang gadis remaja tidak tertarik dengan daya pikat pria gagah dan dewasa seperti kelima pelayan di hadapan Rianna sekarang. Memang benar, gadis lajang mana yang sanggup menahan godaan seperti itu? Rianna tetaplah gadis pada umumnya.
Dengan jelas Rianna berjuang untuk menahan diri dari berteriak, Rianna pun tersedak makanannya. Riko yang duduk di sebelah Rianna, segera bangkit dari kursi dan mendekati Rianna, menawarkan Rianna segelas air dan mengusap punggung Rianna dengan lembut.
Rianna mencium aroma tubuh Riko. Bahu Riko yang lebar juga jelas terlihat dari dekat. Tidak bisa menahan gejolak dalam dirinya, Rianna segera bangkit dari kursi dan melarikan diri ke lantai atas, meninggalkan meja makan begitu saja. Perilaku Rianna yang terburu-buru menghibur kelima pelayan yang saling bertukar senyuman kepuasan.
"Pfftt ... apa kalian mengerti mengapa Rianna seperti itu?" Nathan bertanya dengan senyum liciknya.
"Iya, aku mengerti. Itulah sebabnya aku melakukannya dengan sengaja," jawab Riko memberitahu kepada teman-temannya bahwa dia sengaja memamerkan kegagahannya di depan Rianna.
"Sialan kau, Riko. Seharusnya aku yang melakukannya!" sahut Nathan.
"Aku melihatnya! Rianna memerah ketika dia melihat ke arahku!" Mike berseru dengan gembira.
"Dia juga melihatku," tambah Rano.
Nathan kembali berkomentar dengan senyum nakalnya. "Tampaknya Nona kecil kita memiliki kelemahan~"
Mendengar itu, senyum puas melintas di wajah mereka. Namun, itu lenyap seketika saat mendengar bel pintu vila berbunyi berulang-ulang. Ekspresi mereka berubah menjadi kesal.
"Siapa itu?!" Mike langsung terlihat waspada.
Dengan wewenang, Stephan mengambil alih. "Biar aku periksa."
Nathan, Mike, Riko, dan Rano berdiri dari kursi mereka, memperhatikan saat Stephan keluar dari ruang makan untuk memastikan siapa pengunjung yang datang ke vila terpencil mereka.
.
.
.
.Sementara itu, Rianna di kamarnya ....
"ARRRGHHHHH!!! Sial!!! Aku terlihat memalukan tadi!!!"
Rianna merosot dengan wajahnya tenggelam di bantal.
"Ugh! Kenapa aku baru sadar kalau mereka semua pria dewasa yang sangat tampan. Kenapa kakek memberiku warisan yang begitu sempurna ... ?"
» TO BE CONTINUED «
KAMU SEDANG MEMBACA
Living On A Trap [In Bahasa]
FantasyMenerima warisan vila dan ke-5 pelayan tampan yang sinting. Ini beruntung atau sial?! Rianna Oscar Charoles, gadis yatim-piatu terlantar yang sekarang menjadi sultan! Setelah resmi menjadi ahli waris mendiang sang kakek, keluarga besar iri dengan ke...