The Kingdom Of The Seven World

1. Eget samper qui avarus est

1

"Eget samper qui avarus est"

The greedy one always wanted more

 "Ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa kita tidak sendiri di dunia ini. Terdapat tujuh dunia yang saling berparalel; Alasia, Lasselia, Greerdania, Pevandia, Arkolia, Earth, dan Krygnath. Ketujuh dunia itu hidup berdampingan, untuk menjaga keseimbangannya, dibuatlah sistem kerajaan dimana ada seorang raja yang menjaga dan melindungi kunci dari portal ketujuh dunia."

  "Alkisah ada seorang raja yang bijaksana, tampan, dan juga adil pada rakyatnya. Lima puluh tahun lamanya sang raja menduduki singgasananya. Semua hal berjalan dengan lancar, para rakyat bahagia, para rakyat sejahtera, dan ia juga menjaga keseimbangan dunia paralel dengan baik. Namun, satu-satunya hal yang belum pernah ia dapatkan adalah seorang permaisuri. Bertahun-tahun lamanya ia menunggu cinta sejatinya, namun hal itu belum ia dapatkan."

"Sang raja merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya karena belum menemukan pasangan hidup. Ia membuat rakyatnya bahagia, namun tidak dengannya, bertahun-tahun ia merasakan kesepian yang begitu mendalam. Hingga suatu hari, ia berpikir bahwa belahan jiwanya bukan berasal dari dunia ini. Ia tahu seharusnya ia tidak boleh berpikir begitu, namun kesepian yang mendalam membuatnya begitu merana."

"Akhirnya sang raja memutuskan untuk meninggalkan dunianya meskipun ia tahu ia telah melanggar aturan dan merusak keseimbangan garis hidup. Para makhluk di dunianya begitu menentang perbuatan sang raja, namun tak ada yang bisa membuatnya mengubah keputusannya. Ia tetap pergi ke tempat dimana seharusnya ia tak ada. Ia tak peduli jika itu menganggu keseimbangan garis hidup."

"Dua puluh tahun lamanya sang raja meninggalkan singgasananya. Selama ia pergi, ia menyerahkan tugasnya kepada seorang wanita yang paling ia percaya. Setelah dua puluh tahun, akhirnya sang raja kembali bersama permaisurinya. Para rakyat begitu bahagia dengan kedatangan sang permaisuri. Tak hanya itu, sang permaisuri datang dengan seorang bayi kecil. Ialah sang putri. Kedatangan putri baru mereka pun disambut dengan baik oleh para rakyat."

"Namun, sang raja telah membuat kesalahan yang besar dengan menaruh kepercayaannya pada makhluk kegelapan. Ialah Dark Phey, makhluk yang berkuasa selama sang raja pergi. Ya, ialah wanita kepercayaan raja. Sayangnya ia sudah terlena dengan semua kekuasaan yang penah ia rasakan, sehingga ia tak rela jika semua itu diambil darinya begitu saja."

"Sang makhluk kegelapan membunuh sang raja dengan kejam. Di detik terakhirnya, sang raja memindahkan seluruh kekuatannya kepada sang ratu dan menyuruhnya pergi sejauh mungkin untuk melindungi putrinya. Sang ratu pergi bersama Merlin, penyihir kerajaan yang sudah terpercaya. Namun naas, dalam perjalanan sang ratu terbunuh oleh pasukan Dark Phey. Sama halnya seperti sang raja, ia memindahkan seluruh kekuatannya pada sang putri sebelum menghembuskan napas terakhirnya."

  "Akhirnya sang ratu membuat perintah terakhirnya kepada Merlin untuk membawa putrinya ke tempat ia berasal. Sang penyihir pun menuruti perintahnya, ia melindungi dan membawa sang putri sebelum akhirnya ia juga terbunuh. Namun, kematiannya tak sia-sia, ia berhasil membawa sang putri ke dunia tanah kelahirannya. Dan hingga kini, keberadaan sang putri belum ditemukan."

  "Jadi sang putri masih hilang bu?" Seorang balita bertanya kepada ibunya.

Sang ibu tersenyum, lantas mengangguk. "Iya, kau benar."

 "Mengapa wanita itu begitu jahat?" Ia bertanya dengan penuh kepolosan.

  "Karena dia serakah, dan orang serakah selalu menginginkan lebih banyak."

"Berarti kita tidak boleh serakah ya bu?"

"Itu benar." Sang ibu tersenyum.

     "Victor"

      "Ya bu?"

"Jangan lupakan cerita yang selalu ibu bawakan ya?"

"Tidak akan bu, aku suka cerita ibu."

Sang ibu tersenyum, membelai rambut putranya dengan lembut.

 "Jika aku sudah besar, aku akan segera menemukan sang putri yang hilang."

Ibunya terkekeh. "Jika kau sudah menemukan sang putri, kau harus memastikan bahwa kau akan melindunginya."

Anak itu menganggu. "Tentu saja, aku akan melindungi sang putri."

Ibunya kembali tersenyum, mengacak pucuk rambut putra kesayangannya. "Ibu yakin sang putri akan merasa aman jika kau yang mlindunginya."