2
My unknown Powers
"Just an (un)ordinary girl"Alarm pagiku berbunyi nyaring. Aku segera mematikannya dengan mata yang masih tertutup dan tubuh yang masih terbaring. Aku menggerang, meregangkan tubuhku, rasanya baru sebentar aku tertidur. Aku segera bangkit dari kasurku untuk melakukan rutinitas pagi sebelum berangkat ke sekolah.
Aku Adeline, umurku 18 tahun. Ya, aku menduduki tahun terakhirku di SMA, huh tahun terakhir di SMA tak semudah yang kukira, aku meregang nyawa demi mendapatkan nilai yang bagus untuk masuk ke universitas yang aku inginkan. Namun aku juga normal seperti orang lain, terkadang aku tertidur di kelas atau kabur dari pelajaran yang tak aku sukai.
Ya, aku normal. Aku gadis normal, sama seperti gadis lainnya. Aku suka menonton drama, membaca buku, dan lainnya. Aku juga menikmati kehidupan SMA ku, konon masa SMA adalah masa-masa terbaik. Dan ya, aku mengakui itu. Aku normal, aku menikmati lagu pop seperti gadis lain, aku juga menikmati tata rias seperti gadis lain. Aku normal...kecuali
Kekuatan ini. Kekuatan yang aku miliki entah dari mana. Hal itu seringkali membuatku tak merasa normal. Aku menyadari bahwa aku memiliki kekuatan ini saat umurku 5 tahun. Saat itu, aku menolong seekor anak burung yang terjatuh dari sarangnya, lalu tak sengaja mendengar burung itu mengucapkan "terima kasih."
Ya aku dapat mengerti ucapan hewan sejak saat itu. Cukup menyenangkan, namun tak selalu. Terkadang aku tak bisa tidur karena mendengar percakapan rombongan semut yang berada di kamarku, atau burung yang hinggap di jendelaku. Rasanya aku ingin membungkam mulut mereka jika aku bisa, tetapi aku biarkan saja. Ngomong-ngomong, kekuatanku bukan hanya itu.
Aku baru menyelesaikan aktivitas mandiku. Aku mengambil ikat rambutku di meja rias, lalu menyadari bunga yang ibu berikan mulai layu. Aku mengayunkan tanganku, selarik cahaya keluar dari jemariku, lantas menyelimuti bunga itu. Dalam sekejap, bunga itu kembali menjadi segar.
Ya. itulah kekuaanku. Aku bisa mengendalikan alam, seperti menumbuhkan bunga, membuat sulur tanaman, menghentikan rintik hujan, dan semacamnya. Karena kekuatanku ini, aku seringkali dianggap handal dalam berkebun. Ngomong-ngomong, tidak ada yang tahu tentang kekuatanku ini."Adeline, apa yang kau lakukan? Kau akan segera terlambat."
Termasuk orangtuaku.
"Oh, aku sedang membenarkan posisi bunga ini heheh, aku akan segera turun
bu.""Ya tuhan, kau masih menyimpannya, bunga itu kan sudah lama. Terserahlah, cepat turun!"
"Siap bu!"
Begitulah. Aku selalu membuat alasan jika aku tertangkap basah sedang menggunakan kekuatanku. Untungnya, aku selalu berhasil dalam menipu mereka, hingga saat ini belum ada yang tahu tentang rahasia terbesarku.
Aku segera mengikat rambut merahku dengan model Half Ponytail, lalu mengambil tas sekolahku dan turun, tak mau membuat ibu mengomeliku lagi."Adeline, Ayah sudah menunggumu!" Ibu berseru.
"Sebentaaar" Aku menuruni anak tangga dengan cepat.
Di bawah ibu sudah siap memegang lunchbag milikku, menunggu di ruang keluarga.
"Ini, di dalam ada sarapanmu juga. Makanlah saat di mobil."
Aku menerima lunchbag I yang ibu berikan. "Baik bu. Aku pergi ya!"
"Hati-hati."
Aku mengangguk, melambaikan tanganku.
Di luar, Ayah juga sudah menungguku di depan mobilnya.
"Sudah siap?" Tanya Ayah.
Aku mengangguk.
"Cepat masuklah, kau sedikit lambat hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Of The Seven World
FantasySeorang putri yang hilang Takdir yang tak terbantahkan Kunci penjaga keseimbangan Ketujuh dunia yang berdampingan Kegelapan yang terus mengejar Keserakahan yang berkuasa Juga janji yang mengikat kita Menumbuhkan sebuah perasaan yang abadi Akulah sa...