Setelah acara penghargaan selesai, seluruh tamu undangan dengan cepat berhamburan keluar dari Aula Hotel.
Beberapa dari mereka juga sempat memberi selamat kepada Freen atas penghargaan yang baru saja di raihnya.Becky bersama dengan Yoko juga ikut keluar dari Aula Hotel menuju tempat parkir.
Freen melihat bahwa Becky telah meninggalkan aula lebih dulu, dengan cepat Freen berlari menyusul Becky keluar.
"Tunggu!" Teriak Freen sembari berlari kecil menghampiri mereka berdua.
Sontak Becky dan Yoko menoleh kebelakang melihat Freen.
Becky menatap Freen dengan malas lalu bertanya kepada Freen "What do you want huh?" Ketus Becky pada Freen.
Yoko dengan cepat mencubit pinggang Becky saat mendengar nada bicara Becky barusan, dan hal itu malah dibalas dengan tatapan tajam dari Becky.
Bukannya marah Freen malah tertawa melihat respon Becky barusan.
"Aku tidak melakukan kesalahan apapun, dan tiba-tiba saja nada bicaramu ketus begitu." Ucap Freen sembari tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan menatap Becky.
"Terus?" Ucap Becky dengan salah satu alis terangkat.
Becky lalu menyilangkan kedua lengannya didepan dada dan mendongak sedikit menatap Freen tajam "Kalo gak penting aku cabut sekarang."
"Eh.. bentar," Sela Freen cepat, Freen lalu memperbaiki postur tubuhnya dan bertanya kepada Becky, "Kamu Rebecca bukan?"
Becky sama sekali tidak memiliki niatan untuk menjawab pertanyaan Freen barusan.
"Iya dia Rebecca." Celetuk Yoko tiba-tiba, Becky dengan cepat menyipitkan matanya menatap tajam ke arah Yoko.
"Apa, bener kan?" jawab Yoko polos tanpa rasa bersalah.
Becky mendengus kesal lalu kembali menatap Freen "Ya, kenapa?"
Freen lalu tersenyum dan menjawab "Aku ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan milikmu."
Becky dan Yoko seketika diam saat mendengar tawaran Freen barusan.
"Hah gak salah denger nih?" Tanya Yoko sembari menyipitkan alisnya menatap Freen.
Freen lalu menggeleng pelan "Engga kok, gak salah denger."
Yoko dengan cepat menutup mulutnya menahan tawa "Freen bekerjasama dengan Becky? Bisa perang dunia ke 4 ini." Ucap Yoko dalam hatinya.
"Never." Jawab Becky singkat.
"B-but.." Freen mencoba mengubah keputusan Becky barusan.
"Gak ada tapi-tapi, jangan pernah bermimpi bahwa aku akan menjalin hubungan kerjasama dengan mu." Tegas Becky, lalu menarik lengan Yoko dan berjalan pergi meninggalkan Freen.
Setibanya di dalam mobil, Yoko tak henti tertawa mengingat ucapan Freen barusan.
Becky mendengus kesal dan menyuruh Yoko untuk diam, "Shut up." Ucap Becky dengan alis mengernyit.
Disisi lain Freen yang baru saja menerima penolakan merasa sedikit kecewa namun juga senang.
"Sudah kubilang dia tidak suka padamu, dasar kepala batu." Ujar seorang wanita yang baru saja tiba menghampiri Freen.
Wanita itu adalah Faye Peraya Malisorn kakak Freen sekaligus orang kepercayaan Freen.
Freen berdehem lalu mulai menyeringai "Justru karena alasan itulah aku tertarik dengannya." Jawab Freen lalu menoleh ke arah Faye.
Faye lalu menggeleng pelan mendengar jawaban Freen.
Freen adalah tipe orang yang menyukai sebuah tantangan, semakin sulit tantangannya semakin besar pula ambisinya untuk menang."Whatever ... lebih baik kita pulang sekarang, masih banyak urusan yang masih menganggur untuk dikerjakan." Ucap Faye, Freen mengangguk setuju dan mengikuti langkah Faye dari belakang.
♡ ━━━━━━━━━ ◦ ✤ ◦ ━━━━━━━━━━ ♡
Thanks for reading guyss!!
Bantu like dan komen yaaaa
Terimakasih ^^Maap kalo masih ada typo atau gak nyambung, soalnya author nya kadang mager ngecek ulang 😅🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝑦 𝐿𝑜𝑣𝑒𝑙𝑦 𝐸𝑛𝑒𝑚𝑦
Romance𝐁𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐝𝐮𝐠𝐚.. 𝐌𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠...