Tamu Bunda

3 0 0
                                    

" assalamualaikum" terdengar ada yang mengucap salam dari luar rumah

" Mbak Ara tolong di buka dulu ya pintunya"

" Iya Bun" aku pun berlalu menuju ke pintu depan

" Wa'alaikumsalam" jawabku ramah, ada satu Ibu ibu yang sepertinya sepantaran dengan Bunda, dan...
Tunggu itu adalah kak Faris

" Silahkan Masuk Tante" ucapku mempersilahkan sambil ku salami tangannya

" Duduk dulu tante, Ara panggil Bunda dulu"

Tak lama Ara datang bersama Bunda nya dengan membawa nampan berisi teh dan camilan.

" Silahkan di minum Tante" ucap Ara mempersilahkan

" Terimakasih cantik "

" Ra, ini namanya Ummah Sila, temen bunda dari smp dulu dan ini anaknya Faris, kalian satu sekolahan kan?" Tanya Bundanya

" Iya Tan kami satu sekolahan cuma beda kelas aja "

" Iya ya, Faris mau lulus tahun ini kan?"

" Iya Tan"

" Mau lanjut kemana?" Lanjut Bunda bertanya, kalau udah gini Bunda keponya kambuh deh

" Insyaallah lanjut di Uin Suka"
" Wah , masyaallah lancar terus ya buat Faris" puji Bunda

" Terimakasih Tante"

" Panggil nya Bunda aja biar sama kayak Ara, nanti Ara panggilnya Ummah Sila aja"

Karena bosan dengan obrolan kedua ibu ini Ara memutus untuk pamit pergi ke taman yang ada si belakang rumahnya.

Di taman Ara sedang membaca beberapa koleksi bukunya yang ada di gazebo, gazebo ini di buat sebagai perpustakaan oleh Ara, karena suasana tamannya begitu mendukung untuk membaca buku, gazebo sederhana yang hanya ada satu almari yng digunakan untuk menyimpan buku dan satu meja panjang.

" Ummah Faris mau ke toilet"

" Itu Nak disana toiletnya, dekat pintu kekuar dapur ya"

" Terimakasih Bunda, Faris permisi dulu"

Faris beranjak dari ruang tamu menuju toilet, sampai di depan pintu fokus Faris beralih oada seorang gadis yang tengah membaca buku di sebuh gazebo dengan tanpa rasa canggung Faris melangkah ke tempat gadis itu.

Saking fokusnya Ara membaca buku, di tak sadar jika sudah ada seseorang yang berdiri di samping tempat dia duduk.

" Ekhm" deheman Faris itu sukses mengalihkan fokus Ara dari buku

" Kak, mau ikut baca buku" tawar Ara untuk menghilangkan kecanggungan nya.

" Gak, lo aja gue gak hobi baca gituan"

" Baiklah"

" Lo yang kemarin gue tabrak waktu disekolah itu kan?" Tanya Faris membuka percakapan

" Iya kak"

" Tangan lo maaih sakit?"

" Sudah sedikit membaik"

" Sorry buat waktu itu, gue lagi buru"

" Gak papa kak" jawaban itu membuat Faris sedikit tercengang pasalnya, setiap perempuan yang bertemu dengan dia akan bertingkah berlebihan, tapi yang ini tidak

" Kenapa lo gak protes atau marah ke gue?"

" Buat apa kak, kak Faris sudah minta maaf"

" Lo udah tau nama gue "

" Siapa yang gak kenal kak Faris, satu sekolahan pasti juga tau"

" Ya karena gue yang terkenal bad boy, tapi gue bukan orang yang suka ngebully orang lain, cuma karena sering cabut aja makanya di juluki bad boy"

" Harus dikurangi kak, sebentar lagi kak mau ujian"

Percakapan kedua remaja itu berlanjut lama sampai mereka tak sadar jika ada yang sedang mengawasi mereka dari pintu dapur

" Lihat Kar" tunjuk Sila, Ummah Fari pada Bunda Ara

" Sudah terlihat akrab sekali mereka, padahal baru bertemu"

" Iya Kar, bagaimana kita percepat saja perjodohan mereka"

" Hmm aku setuju Sil, kita bicarain lagi nanti, aku bilang sama ayahnya dulu"

" Faris, sudah sore mari pulang" teriakan Ummah Silla itu membuat Faris harus menyudahi obrolan sore itu dengan gadis ayu yang ternyata sudah berhasil membuat nya tertarik.

Di akui banyak sekali gadis yang mengejar ngejar Faris, tapi tak ada satupun yang memikat hatinya, namun setelah bertemu Ara, wajah tenang gadis itu mampu memikat hati Faris dengan secepat kilat.

****
Di perjalanan pulang

" Ris, semisal Ummah mau jodohkan kamu dengan Ara, apa kamu siap?" Pertanyaan itu membuat Faris sedikit terkejut

" Ummah bilang seperti ini, aoa Ummah serius?"

" Serius Ris, biar kamu ada yang ngerawat kamu kalau sama Ummah susah di atur"

" Ummah Faris baru mau lulus loh, mau di kasih makan apa nanti istri Faris "

" Nanti kamu setelah lulus kerja di perusahaan Abah saja, jadi karyawan dulu"

" Ummah itu srek banget sama Ara, pinter, solihah, cantik pula,"

" Ara baru kelas 11.Mah"

" Gak papa itu bisa di atur nanti, jadi gimana?"

" Biar Faris istikharah dulu Ummah"

Dia Seistimewa Kota JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang