setelah dua hari menginap dipesantren Ummi Hasna, kini Ara sudah siap dengan keputusan yang akan ia sampaikan
Ayah, Bunda, dan Ara sendiri sedang berkumpul di ruang tamu.
" Ayah Bunda, Mbak sudah putuskan untuk menerima perjodohan ini " ucap Ara, Bunda dan Ayahnya saling tatap dan mengucap hamdalah
" Mbak yakin sama keputusan ini?" Tanya Ayah memastikan
" Insyaallah Mbak yakin ini jalan yang terbaik buat Mbak"
" Ya udah kalau begitu besok malam kita undang keluarga Faris kesini, buat bicara masalah ini"
****
Disekolah
" Ara kemarin dari mana?" Tanya Zita
" dari jatim Ta, ke pesantren dulu"
" Oh... Sama Hafiz?" Tanyanya berbinar ketika menyebut nama Hafiz
" Iya"
" Kok ngga ajak gue sih "
" Mau ngapain?, emang kamu mau nyantri disana"
" Ngga ah, nanti gue nyantrinya kerumah lo aja, biar bisa ketemu Hafiz tiap hari "
" Dasar kamu ini, Hafiz itu masih kecil"
" Ngga papa yang penting pengertian "
" Terserah kamu aja deh Zit, coba aja kalau berhasil"
" Eh Zita, nanti sore ke Malioboro yuk" ajak Ara
" Tumben ngajak kesana"
" Lagi pengen kesana, sambil lihat mapping di Benteng Vredeburg "
" Oke deh boleh, mau langsung apa pulang dulu?" Tawarannya
" Pulang dulu aja, ganti baju"
" Oke deh ntaar gue jemput jam set 4 ya"
" Oke, emang kamu tau rumahku?"
" Gampang lah nanti share loc aja"
" Oke deh"
****
Sesuai janji disekolah tadi, kini Zita telah sampai di depan ruma Ara, terlihat halaman yang begitu asri
" Assalamualaikum " ucapnya setelah mengetuk pintu
Tak selang lama terdengar pintu rumah terbuka, menampilkan laki laking berkulit putih tubuhnya yang semampai membuat Zita enggan berkedip, sampai suara laki laki itu menyadarkan Zita
" Cari Mbak Ara ya?" Tanya Hafiz, sedangkan yang ditanya hanya menganggukan kepalanya" Masuk dulu mbak" Hafiz mempersilahkan Zita
Tok... Tokk.. tokk
" Mbak Ara, di cari temannya" ucap Hafiz saat tiba di depan kamar Ara
" Iya udah siap" setelah itu Ara keluar menuju ke ruang tamu dimana disana sudah ada Zita duduk manis di sofa.
" Kenapa kamu Zit, senyum senyum sendiri?" Tanya Ara heran
" Eh Ara, gak, gak papa, ayo langsung berangkat aja"
" Ayo"
" Adik lo gak mau di ajak Ra?"
" Gak, udah biar dirumah aja, kesenangan nanti kamu"
" Ya elah Ra"
***
" Mas Faris, ayo dong anter adekmu yang cantik ini" bujuk seorang gadis pada kakaknya, yang gak lain itu adalah Alma adik perempuan Faris" Ngapain sih kesana, cuma lihat orang jualan" kawab Faris masih dengan mata yang terpejam
" Ayo dong, Alma mau lihat mapping di Malioboro"
" Masih nanti jam 8 Al"
" Gak papa nanti muter muter dulu"
Dengan wajah sedikit kesal Faris bangkit dari tidurnya dan langsung menuju kamar mandi.
Disisi lain, Ara dan Zita sudah sampai si Malioboro
" Ra, kemana dulu kita, belum buka benteng nya"
" Kita keliling pasar sore dulu aja yuk"
Zita dan Ara pun mulai berjalan mengelilingi pasar sore di Malioboro
Banyak penjual di sini, dari mulai pakaian, tas, aksesoris dan berbagai kuliner khas jogja.
Menjelang maghrib senja di ufuk barat masih terlihat sangat cantik
" Ta, tolong fotokan aku ya"
" Sini hp nya"
Dengan berpose membelakangi kamera, satu jepretan yang membuat Ara puas.
" Lagi gak Ra?"
" Udah cukup satu aja"
" Masa posenya gitu doang?"
" Gapapa, gak bisa gaya"
"Zita, kita sholat dulu yuk?"
" Gue lagi M, gue tunggu aja di depan masjid"
" Okelah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Seistimewa Kota Jogja
Teen Fictionseorang gadis yang harus menerima perjodohan dari orangtuanya dengan seorang laki laki yang belum ia kenal sama sekali