Keputusan Ayah dan Bunda

8 0 0
                                    

Setelah makan malam, Ara bersama Ayah dn Bundanya berkumpul diruang Tv, sedangkan Hafiz sudah lebih dulu masuk ke kamarnya, anak itu memang hobi sekali di dalam kamar.

" Mbak Ara coba deh kesini" panggil ayahnya meminta Ara untuk mendekat. Ara duduk di dekat Ayahnya sedangkan Bundanya berada di sebelah Ara.

"Ara sekarang Umur berapa?" Tanya Ayahnya

" 17 tahun Yah"
" Mbak Ara, Ayah sama Bunda mau jodohkan Mbak Ara sama anaknya temen Bunda" Ucap Ayahnya yang membuat Ara terkejut, tapi dia tetap diam menanti kelanjutan dari Ayahnya

" Bukan kami gak sayang sama Ara, tapi ayah ingin ada yang menjaga kamu karena Ayah setelah ini akan pergi jauh"

" Ayah mau pergi jauh kemana? Ayah pindah tugas lagi?" Tanya Ara

" Iya Nak, Ayah di pindah jauh ke pelosok, dan belum tau tepat nya di mana, dan setelah Bunda bilang kalau kamu akan dijodohkan, ayah setuju, biar ayah bisa pergi dengan lega"

" Ayah..." Rintih Ara, ia bingung harus apa, biasanya jika sedang di lamda kebingungan Ara akan menemui Bu Nyai Hasna, Ummi nya di pesantren.

" Yah, Ara minta waktunya duku buat bikin keputusan "

" Iya Nak, Ayah sama bunda nggak akan maksa tapi ini permintaan Ayah yang pertama dan terakhir" benar kata Ayah, Ayah tidak pernah menuntut apapun dari Ara, kondisi ini membuat Ara semakin bingung .

" Ara kekamar dulu ya Bun, Yah" pamit Ara dan langsung menaiki tangga kekamar.

Sebelum sampai di kamarnya, dia melewati kamar Hafiz, dia berhenti di depan pintu dan mendapatkan sebuah ide, kemudian ia urungkan niat untuk kembali kekamarnya dan lebih memilih masuk ke kamar Hafiz

" Assalamualaikum, dek kagi sibuk gak?"

" Wa'alaikumsalam, masuk aja mbak"

Terlihat adik laki lakinya itu kini sedang asik dengan sebuah buku di tangannya dan earphone di telinganya, melihat Ara mendekat buku dan earphone itu ia letakan di meja.

" Ada apa mbak?"

" Besok liburkan sekolah?" Tanya Ara

" Libur, kenapa? Mau di antar kemana?" Tanyanya

" Anterin mbak ke tempat Nyai Hasna" pinta Ara, yang membuat Hafiz terkejut

" Beneran mau diantar kesana?"

" Iya"

" Mau ngapain sih mbak?"

" Mau sowan sama Ummi Hasna, mbak lagi bingung "

" Bingung kenapa?"

" Mbak mau dijodohin dek" pernyataan itu sintak mengundang gelak tawa dari Hafiz

" Trrus bingungnya dimana?"

" Mbak bingung, mbk gak mau harus nikah muda, tapi mbak juga nggak bisa tolak permintaan Ayah "

" Emang siapa sih yang mau dijodohin sama mbak?"

" Kakak kelas mbak di sekolah, dia anaknya teman Bunda"

" Duh duh, impian nya mau nikah sama Gus Fadli hancur deh" ledek Hafiz, Gus Fadli adalah putra dari Nyai Hasna, umurnya dengan Ara tak berjarak jauh.

" Nggak udah nggak ngarep sama Gus nya lagi, nggak sebanding Fiz"

" Ya udah Mbak izin sama Ayah kakau udah dapet Izin Hafiz juga siap antar" ujarnya

" Makasih Adeknya mbak yang baik, mbak tidur sini ya malam ini"

" Ih kok giu, gak ah, mbak kakau disini rusuh, Hafiz malah gak jadi tidur"

" Ya ampun sekali aja kenapa sih, pasti kamu mau apa itu sleep call kan sana cewekmu" tudah Ara menjaili adeknya

" Hafiz gak ada cewek mba, semua takut sama Hafiz" benar memang yang di katakan Hafiz, di sekolah Hafiz seperti kulkas 7 pintu, sangat dingin dan irit bicara, jika dilihat dari parasnya wajah cukup memikat para kaum hawa kulit putih dan dia tinggi melebihi seumuran anak seusianya.

" Ya udah mbk kekamar dulu" pamitnya kemudian keluar dan kembali kekamarnya sendiri.



Maaf ya teman kalau ceritanya ngalor ngidul ngga jelas alurnya, author masih pemula 😭 plisss jangan di hujat

Dia Seistimewa Kota JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang