keluarga aneh :)

25 12 0
                                    

HAPPY READING!!!

***

"

Bun.." panggil Rezza dari arah pintu.

"Astaghfirullah nih anak bujang, kalau masuk rumah tuh salam, bukan ban bun ban bun." Cibir Marya, Bundanya rezza dan Alif.

"Hehe.. maaf bun, ulang deh kalau gitu." Ucap Rezza.

"Udah ga usah, udah terlanjur. Mana pesanan Bunda?" Tanya Marya.

Rezza mengangkat tangannya yang memegang bungkusan plastik. "Nih" ucap Rezza.

Marya mengambil bungkusan itu lalu duduk di sofa. "Wah enak nih kayaknya kalau di campur pake nasi." Ucap Marya.

Rezza membulatkan matanya saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut bundanya. "Yakali Bun, makan Martabak pake nasi. Iya aja kalau martabak telor mah, lah ini martabak coklat." Ujar Rezza.

"Yaudah sih terserah Bunda, lagian yang makannya kan Bunda bukan kamu." Ucap Marya.

"Aneh." Lirih Rezza.

"Kaya sendirinya ga aneh aja, kamu juga dulu kalau makan strawberry pake uyah, orang lain mah pake gula halus kamu mah pake uyah." Ujar Marya.

Rezza berdecak kesal, Bunda selalu saja mengungkit perihal masa lalunya yang memakan strawberry memakai garam. Padahal enak tau strawberry pake garam, rasanya asem-asem asin.

"Dah lah rezza mau ke atas dulu, mau mandi." Pamit Rezza kepada marya.

"Zaa adek kamu mana? Kenapa belum pulang." Tanya marya. Rezza yang tengah Menaiki anak tanggal langsung menengok ke arah Bundanya.

"Mana Rezza tau." Jawab Rezza sambil mengakat bahu kanannya.

"Biasanya bareng terus juga, kemana lagi tuh bocah satu, jam segini belum balik." Ucap Marya sambil menyuapkan nasi yang ber laukkan martabak.

***

Dikamar, Rezza yang baru saja selesai berpakaian karena tadi ia habis mandi menyejukkan badan. Rezza mengambil handphonenya yang sedari tadi berdering.

"Ekem?" Gumam Rezza.

Rezza pun memencet tombol hijau di telponnya.

"Assalamualaikum." Ucap Rezza

"Waalaikumsalam, bang dimana?" Tanya Dzikri di sebrang sana.

"Gue di rumah, bukannya tadi gue udah pamit sama lo pada." Ucap Rezza.

"Lo ga balik ke sini lagi bang?" Tanya Dzikri lagi.

"Kagak, gue sibuk." Ucap Rezza.

"Halah paling sibuk molor lo mah bang." Ucap Dzikri.

"Kalau udah ga ada yang penting gue matiin."

"Nanti dulu elah ban-"

Belum selesai Dzikri berbicara, Rezza lebih dulu mematikan teleponnya. Sedangkan Dzikri yang disana tengah ngedumel karena telponnya di matikan sepihak oleh Rezza.

Rezza meletakkan handphonenya di nakas dekat tempat tidurnya. Rezza pun langsung merebahkan tubuhnya di kasur busa miliknya. "Huh, Gabut banget gue, bingung mau ngapain lagi." Ucap Rezza. Tak lama kemudian ia pun terlelap.

***

Cklekk

Suara pintu terbuka, wanita cantik memasuki kamar yang beraroma mint, dan bernuansa hitam. "Astaghfirullah, AREZZA RAHENDRA, Kamu jam segini masih molorrrrrrr.." Teriak wanita itu. Membuat orang yang sedang berada didalam mimpi langsung terbangun mendengar teriakan yang menggelegar di kamarnya.

"Astaghfirullah, gempa." Ucap Arezza, dengan raut wajah yang terkejut.

Marya yang tak sengaja melewati kamar anak keduanya itu pun ikut terkejut mendengar suara adiknya yang sangat nyari, bagaikan kaleng rombeng.

Tampa menunggu lama lagi, marya oun menghampiri anak dan adiknya itu. "Ada apa sih kamu teriak-teriak Tan, ini rumah loh bukan hutan." Ucap Marya yang baru saja sampai.

Tania sedikit terkejut dengan kedatangan tetehnya. "Ini loh teh masa anak bujang mu yang satu ini belum bangun, yang lain udah pada ke masjid ini malah masih molor di rumah." Jelas Tania.

"Owalah, kirain ada apa." Ujar Marya.

Marya menghampiri Rezza yang tengah mengumpulkan nyawanya di atas kasur. "Mandi gih bang, habis itu ke masjid, sebelum kamu kena semprot bibi mu lagi." Ucap Marya.

"Hm." Gumam Rezza.

Tanpa menunggu lama lagi Rezza langsung bangun dari duduknya, dan pergi ke kamar mandi, sebenarnya ia sangat malam untuk mandi tetapi bibi nya pasti akan berteriak lagi. Bundanya saja jarang meneriakinya.

"Kalau bukan bibi gue, udah gue lepar ke kandang buaya tuh tante-tante." Geram Rezza.

Selesai melakukan ritual mandi, Rezza langsung bersiap untuk pergi ke masjid yang berada di komplek tempat tinggalnya.

Rezza menuruni anak tangga satu persatu, dan berpamitan kepada Bunda yang tengah duduk di sofa sendirian, entah tak tahu kemana perginya Tante-tante itu.

"Hati-hati Zaa jalannya, jangan sampe ke cebur got lagi kaya waktu itu. Jalannya pake mata jangan pake tumit." Ucap bundanya sedikit mengejek ke arah Rezza.

"Ejek aja terus anak nya bun.." Ucap Rezza.

"Haha.. udah sana berangkat ke masjid nanti keburu azan." Perintah Marya.

"Iya Bundaku sayang. Assalamualaikum." Ucap Rezza.

"Waalaikumsalam." Balas Bunda marya.

***

Jangan lupa vote ya kawan-kawan!!😻😻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AREZZA RAHENDRA RAFLIK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang