[2] Mabar ♪

116 14 1
                                    


"HAH!? KE JAKARTA?" Teriakan memekikan telinga itu terdengar di seluruh penjuru rumah, pelakunya (Name).

Baru bangun tidur (Name) udah dapat jackpot kalau dia dipindahkan sekolahnya di Jakarta oleh Yuta, mana Bandung jaraknya kan lumayan ke Jakarta.

Masih pagi udah ngajak ribut (Name) banget Kakaknya.

"Kan disini masih banyak sekolah bang, kenapa harus di ibu kota sih?" Tanya (Name).

"Tenang aja, itu sekolahnya sistem asrama, lo ga harus bolak balik ke bandung." Jawab Yuta tak mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"What, asrama!? GAK! GUE GAK GAMAU." Teriaknya menolak, Kakaknya sampai menutup telinganya karna penging.

"Gausah pake teriak (Name)! Penging gue."

"Bang gue gak mau ah, apaansih! Jangan bilang lo udah daftarin gue??" Tebak (Name).

Yuta terdiam sejenak, memang benar dia sudah mendaftarkan adiknya di sekolah itu semalam, jika dijawab pasti (Name) bakalan ngamuk 24/7. Yasudah lah dia jawab, (Name) ngamuk nanti juga jinak sendiri.

"Iya, udah gue daftarin." Lirih Yuta, dia takut-takut melihat adiknya yang sudah menatapnya horor.

(Name) Menghela, sudah terduga pasti Kakaknya bakalan bertindak duluan, dan pasti juga alasannya adalah buat kebaikan dirinya, memangnya selama ini (Name) jahat?

Sama persis sewaktu dia belum masuk les privat karate, Yuta diam-diam mendaftarkan adiknya. Eh (Name) malah ketagihan mukul sampai sekarang. Yuta berniat baik agar adiknya bisa bela diri, tapi siapa sangka skill pukulan tenaga (Name) makin bertambah padahal dia udah pensi semenjak udah dua tahun sabuk hitam.

"Terserah deh, gue ikut alur. Yang penting bisa sekolah." Tak mau ambil pusing, (Name) menyetujui keputusan dari Yuta sajalah, dia gak mau ribet.

Rasanya Yuta pengen sujud syukur aja kalo gini, dia kira (Name) bakalan ngambek sama ngamuk-ngamuk sebulan, ternyata diluar perkiraannya.

"Maafin abang ya (Name), demi kebaikan lo juga." Tuhkan, (Name) sudah duga Kakanya bakal bilang gini.

"Demi kebaikan sih ya demi kebaikan, tapi gue ga baik-baik?!" Kesal (Name).

Yuta menahan tawanya, benar juga sih (Name) kaga baik-baik mulu baginya, malah makin bener-bener.

"Mama sama Papa tau soal ini, bang?"

Yuta menggeleng, "soal lo pindah tau, tapi soal lo di dropout sama kasus gue gak kasi tau, kalo mereka tau juga cuma geleng-geleng doang ngeliat tingkah lo itu."
Jelas Yuta santai, dia tak mau memberi tau soal ini ke orangtuanya. Karna mereka sedang berada diluar negeri.
Yuta takut menganggu pekerjaan mereka. Orang tuanya kalo tau juga udah gak heran sama kelakuan (Name) yang rada badung.

(Name) tak membalas dia cuma mangut-mangut seraya menyandarkan diri dikursi makan, dia duduk berhadapan dengan Yuta lalu mengambil sepiring berisi potongan apel yang sudah disediakan dari pembantu rumahnya.

"Nwama swekolahnya apwa?" Mungkin maksud (Name) 'nama sekolahnya apa' dia bicara sambil makan apel.

Untung si Kakak ngerti adeknya ngomong begini, dia menjawab, "kalo gak salah kata Reo QL High School deh."

Kedua alis (Name) menaut kala mendengar nama orang tak asing dipendengaranya, "Reo?"

"Sepupu kita, dah lupa lo jangan-jangan." Yuta menghela.

(Name) terdiam sejenak berusaha mengingat kembali siapa saja sepupunya yang pernah dia kenal.

Brak

HAIKYUU X READERS X BLUE LOCK ╬ HIGH SCHOOL IN JAKARTA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang