[3] New School ♪

122 16 1
                                    


Tiba dihari berangkat, kini (Name) sudah menginjakkan kedua kaki dihalaman sekolah barunya, dia mengambil napas dalam lalu ditahan sebentar dan dihembuskannya kasar.

Menoleh pada sang Kakak yang berdiam di sampingnya, "serius ini sekolah, bang? Gede amat kaya istana presiden. Ah gedean ini lah."

"Udah masuk sana jangan banyak bacot." Yuta mendorong (Name) pelan, namun adeknya ini lagi oleng, alhasil (Name) sedikit terjungkal untungnya gak jatoh.

(Name) berdecak kesal, perempatan imanager tercetak disisi dahinya tak lupa dengan alisnya yang mengkerut.

Yuta ini, Kakaknya hobi banget membuat mood adeknya jelek, mana masih pagi.

"Ngeselin banget si, balik lo, sana-sana!" Usir (Name) sambil mengibaskan tangannya.

"Njir ngusir." Gumam Yuta.

"Okelah gue balik, telpon Reo nanti. Bye, jangan kangen!" Pamit Yuta beranjak pergi menuju parkiran mobil. (Name) hanya menatapi punggung sang Kakaknya yang kian menjauh.

Dihembuskan napas lega, akhirnya sumber emosinya sudah menghilang dari pandangan.

Matanya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru sekolah, sempat terpaku saat membaca gapura berukuran besar sekolah yang bertuliskan 'QL High school'.

Mengeratkan pegangan tas berisi gitarnya dipunggung, dia mengambil ponselnya disaku, berniat menghubungi sepupunya.

Ditempel lah benda pipih tersebut di kupingnya, menunggu panggilan tersambung. Tak menunggu lama, panggilan terhubung dengan (Name) yang bicara duluan.

"Halo, Reo gue dideket gapura nih, arahin gue dong ke ruang kepsek."

"Oh lo udah nyampe?" Tanya Reo disebrang sana, membuat (Name) menaikkan sebelah alisnya. Jelas-jelas (Name) bilang didepan gapura, jelas dong kalo dia udah sampe? Pake nanya.

"Gece arahin, pegel nih gue bawaan banyak. gausah basa basi!" Kesal (Name).

"Berapa tas bawaan lo? Biar gue kesana aja deh, gue izin staff."

"Koper satu, tas ada tiga. serius nih? Kalo lo diomelin jangan nyalahin gue ya."

"Buset banyak amat bawaanya, lo mau dagang?"

"Ck, yang nyuruh bawa ini itu siapa?!"

"Hehe, gue ya? Ama bang Yuta."

"Goblok, samanya emang lo berdua, buruan sini! Gue ngantuk nih berangkat subuhan."

"Iye-iye, tunggu mabelas menit sampe!"

Tut

Terdengar dengusan dari sang gadis, ponselnya ditaruh kembali di saku. Kepalanya celingak-celinguk mencari sesuatu yang bisa diduduki.

Nihil, tak ada satu pun kursi random yang bisa dia tempatkan. Alhasil gadis wolfcut ini duduk ditepi jalanan.

"Apaan? Keliatan doang elite, kursi kaga ada, siapa sih yang punya yayasan?." Gumamnya mencak-mencak.

Lima belas menit berlalu, tetapi Reo belum juga menampakkan sehelai rambutnya, (Name) udah mengumpat kesal sesekali menendang-nendang kerikil kecil dijalanan.

"Halah taik! Mana tuh si rambut ungu? Keburu sepuh gue nungguin." (Name) mulai kesal, dia berkacak pinggang.

Matanya memicing kala ada seseorang familiar dipenglihatannya sedang melambai-lambai kan tangannya, saat orang itu perlahan mendekat (Name) udah tau ini siapa.

"Dateng juga lo, kirain ngilang diculik orochimaru." Sindir (Name) kala Reo sudah dihadapannya dengan nafas terengah-engah akibat berlari tadi.

(Name) menyodorkan tumbler kesayangannya ke Reo, dia kasian anak orang nanti dehidrasi. "Nih minum dulu, ga tega gue."

HAIKYUU X READERS X BLUE LOCK ╬ HIGH SCHOOL IN JAKARTA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang